chapter 17

Pemimpin tim, yang bernama Arthur, menyuruh kami untuk menemukan sebuah tempat persembunyian tanpa suara sedikit pun. Seluruh anggota mengikuti perintahnya tanpa berkata apa-apa dan melihat Arthur yang mulai mempersiapkan sihirnya.
Aku bisa memahami situasi kali ini. Sebentar lagi, pemimpin tim kita akan melakukan pertunjukan yang keren. Mulutnya mulai berkomat-kamit dan membuatku yakin, sebentar lagi ia akan beraksi.

Tak lama setelah ia merapalkan mantra, sebuah sihir peredam suara datang dan meredam suara ledakan yang terjadi setelahnya. Ledakan itu cukup besar-- menurut penglihatanku-- tepat mengenai makhluk yang berjaga di atas, lalu hancur menjadi abu yang bertebaran di udara. Aku terperangah takjub. Pengguna sihir kelas atas memang tidak mengecewakan. Pasti dibutuhkan waktu yang sangat lama untuk menguasainya.

Kami melanjutkan perjalanan dan mulai menembus perbatasan. Keadaan sekitar mulai berubah. Jauh lebih kelam, berkabut, dan pastinya, lebih menyeramkan. Kami kembali terdiam dan sibuk dengan pikiran masing-masing. Sampai pada akhirnya Emerald berbisik padaku bahwa kami hampir sampai di tujuan.
Benar saja, setelah Emerald berbisik padaku, aku dapst melihat ujung hutan ini, dilanjut dengan hamparan padang tandus yang luas dan sebuah istana yang sudah mulai terlihat dari sini. Istana itu terlihat lebih menyeramkan dari bayanganku. Aku sempat membayangkan bahwa istana itu setara dengan rumah hantu di dunia manusia, tapi ternyata tidak. Yang kulihat justru lebih menakutkan dari rumah hantu atau rumah nenek sihir sekalipun.

Istana itu begitu luas, dikelilingi tumbuhan belukar berduri tajam, dan dikelilingi kabut tebal, sehingga menciptakan suasana yang tampak lebih mencekam.

Emerald menarik lenganku dengan keras, membuatku mau tak mau mengikutinya setelah berhenti untuk menelan ludah dan meneliti bagian luar istana Dark Land.

"Kehidupan di sini berbeda dengan kehidupan di Bright Land. Peri jarang ada yang keluar rumah dan kebanyakan dari mereka mendapat tugas khusus dari pemimpin Dark Land, saudari kembar ratu Tiana. Pemimpin Dark Land hanya memercayai beberapa peri saja untuk bekerja padanya."

Aku mengangguk mengerti saat mendengar penjelasan singkat Emerald. Sekarang aku paham, mungkin pemimpin Dark Land memiliki banyak rahasia penting hingga hanya memberi tahu beberapa peri kepercayaannya lalu menugaskan peri lainnya untuk melengkapi rencananya menjaga rahasia itu.

Sudah dapat kupastikan, mungkin Emerald memang belum tahu, tapi setelah mendengar percakapan Ray dengan Ace beberapa waktu yang lalu, aku positif yakin, Ray adalah salah satu peri kepercayaan Pemimpin Dark Land.

kami mulai menyusup masuk ke area istana. Penjaga-penjaga yang ada segera dimusnahkan dengan sihir yang sama saat di perbatasan. Aku mulai was was dengan keadaan sekitar. Ada yang aneh.

Kalau memang peri Dark Land tidak suka menampakkan diri dan bekerja di luar, apa di dalam istana mereka juga bersembunyi di tempat yang terpencil?

Apa mereka juga berdiam diri di sudut ruangan hingga tidak ada peri lain yang melihatnya?

Normalnya, di dalam istana ini terdapat banyak peri yang berlalu lalang, karena ini tempat kerja mereka, kan?

"Emerald," bisikku pelan.

"Ya?"

"Apa kau tak merasa aneh dengan situasi kali ini?"

"Aneh pada bagian mana?"

"Tidak ada peri yang berlalu lalang, kalau di luar tidak ada, seherusnya mereka ada banyak yang berkeliaran di dalam istana, kan?"

"Ini malam hari Natasha. Mungkin mereka sedang tidur di rumah atau di kamar-kamar istana," balasnya yang membuatku sedikit lega.

"Apa di malam hari mereka juga tidur?"

"Kupikir, sebagian dari mereka juga seorang manusia, sepertimu. Tentu saja mereka membutuhkan waktu tidur."

"Manusia? Dari mana kau tahu sebagian penghuni Dark Land adalah manusia?"

"Menurut penelitianku sendiri. Kau ingat di mana saat kau terbangun pertama kali? Kau berusaha meminta pertolongan dengan memilih arah bukan? Melangkah ke kanan atau ke kiri, dengan satu tujuan, mendapatkan bantuan."

Aku mengangguk. Ya, memang itu yang kulakukan saat aku terbangun di antara hamparan bubgan dandelion.

"Kau memilih tempat kami Natasha."
Keningku berkerut, aku tidak mengerti apa yang ia maksud.

"Maksudnya?"

"Kalau kau memilih untuk berjalan ke kanan, maka yang kau temui bukan aku, tapi salah satu peri Dark Land, yang akan membawamu ke kubu yang berbeda dari tempatmu berpihak sekarang."

Penjelasannya itu membuatku kembali memutar otak. Jadi, manusia yang datang ke dunia ini memilih arah dan mendapat tempat hunian sesuai dengan arah pilihan mereka?

Kalau begitu, apa Ace dan Ray memilih arah yang berbeda?

"Semuanya, lihat!" seru Arthur tiba-tiba saat kegiatan menyusup kami terhenti karena sebuah ruangan yang begitu menarik perhatian sang pemimpin.

"Karena kita sudah berada di sini, kita akan mencari Ace dan mencoba untuk mencari informasi rahasia Dark Land. Kuperingatkan pada kalian semua untuk terus memerhatikan keadaan dan berhati-hati. Mulai sekarang, kita berpencar menjadi empat kelompok yang satu kelompoknya berisi tiga orang. Tenukan informasi sebanyak-banyaknya dan tepat pada pukul lima pagi, kita sudah harus berkumpul di titik ini, mengerti?!" serunya dengan suara kecil, nyaris tak terdengar.

Kami semua mengangguk patuh. Aku mendapat kelompok yang sama dengan Emerald dan satu anggota peri sihir kelas atas yang bernama Lauren. Kami memutuskan untuk mencari informasi ke lorong sebelah kanan. Dalam diam, aku, Lauren, dan Emerald memeriksa satu persatu ruangan yang anehnya tidak berpenghuni.

Oh ayolah, ada apa ini?

Sampai langkah kaki kami terasa lebih santai dan tidak lagi mengendap-endap layaknya seekor kucing, kami berhasil menemukan sebuah ruangan penting yang berisi perkamen-perkamen tua. Kami bertiga saling bertatapan dan mengangguk.

Tanpa berkata apa-apa lagi, kami segera meneriksa perkamen tua itu satu persatu. Seolah menjawab harapan kami, dewi fortuna memberikan kami sebuah keberuntungan dengan menemukan sebuah informasi paling penting, kunci dari semua pokok permasalahan dunia ini.

Manusia-manusia yang tiba-tiba terbangun di dunia ini, tanpa mengetahui bagaimana caranya ia memasuki dunia aneh layaknya hilang ingatan sebagian.

Emerald membacakan informasi itu kepada kami dengan suara yang cukup keras. Aku dan Lauren mendengarkan, sesekali kami bertiga tidak dapat menyembunyikan rasa keterkejutan kami masing-masing.
Beberapa menit setelahnya, Emerald mengakhiri kegiatan membacanya dan menatapku dengan penuh arti.

"Natasha, itu artinya kau tidak sengaja mengaktifkan permainan itu," simpulnya.

"Tidak hanya aku, semua manusia yang ada di dunia ini pun begitu," koreksiku yang dibalas dengan anggukan Lauren dan Emerald.

"Sistem mereka adalah menghilangkan ingatan, lalu mengirim semua pemain ke sebuah padang bunga dandelion, yang terletak di perbatasan. Memilih antara Bright Land dan Dark Land, dengan sebuah catatan agar populasi antara Bright Land dan Dark Land seimbang. Nyatanya, mereka tetap saja mengawasi para pemain dari bola sihir, yang akhirnya membuatku mengerti, kenapa Dark Land bisa melakukan penyerangan setiap kali Bright Land mendapat penghuni manusia baru."

Kesimpulan yang diucapkan Emerald memang sungguh luar biasa. Lagi-lagi aku mengangguk menyetujui ucapannya.

"Apa di informasi itu tidak dijelaskan bagaimana caranya manusia kembali?"

"Tidak ada. Hanya ditulis seperti ini, para manusia akan kembali saat permainan ini berhasil selesai. Mereka akan kembali ke waktu di mana permainan diaktifkan untuk yang pertama kalinya. Lebih tepatnya pada saat di mana manusia pertama  membuka akses antara dua dunia. Mereka akan melupakan keadaan dunia ini, melupakan semua tentang kami, dan terbangun kembali seakan-akan mereka mengalami tidur nyenyak yang panjang," terang Emerald.

"Tidak ada informasi yang lebih jelas tentang manusia pertama itu?"
Kini, Lauren yang membuka suara.

"Tidak terlalu detil. Hanya dijelaskan bahwa manusia pertama yang masuk ke dunia ini adalah dia yang pertama memulai permainan, berjenis kelamin perempuan, tidak dituliskan berapa umurnya, tidak ada gambar wajahnya, tidak ada nama, dan hanya ada sedikit keterangan di bawahnya."

"Tolong bacakan," pinta Lauren.

"Rencanaku berhasil. Manusia pertama berhasil masuk ke dunia ini dan sesuai dengan keinginanku, ia memilih Dark Land, sebagai penolongnya."

"Jadi semua ini ulah dari saudari kembar Ratu Tiana?" responku yang dibalas dengan anggukan.

"Kalau begitu, kalau ingin kembali, kita harus mencari tahu tentang permainan apa yang sedang berlangsung saat ini," tambahku lagi.

"Aku juga berpikir seperti itu. Tapi bagaimana caranya ia membuat alat hingga dapat memicu beberapa manusia hingga masuk ke dunia ini?" balas Lauren.

"Tidak ada informasi seperti itu di sini. Kita kembali ke tempat berpisah tadi dan menunggu yang lainnya untuk membicarakan hal ini," putus Emerald.

"Tunggu dulu. Apa kalian tidak merasa aneh?" tanyaku ragu.

"Aneh apa maksudmu Nata? Dari tadi kau selalu berbicara sesuatu yang aneh."

"Peri Dark Land, ke mana mereka semua? Seharusnya mereka ada di sini, atau setidaknya menyadari bahwa ada penyusupan. Tidak mungkin sistem keamanan di sini sebegitu mudahnya dibobol oleh kita. Apa lagi sedari tadi kita tidak menjumpai salah seorang peri asli Dark Land. Apa itu tidak aneh?"

"Ini sebuah masalah!" seru Lauren tiba-tiba.

Aku dan Emerald menoleh ke arahnya dengan tatapan bingung.

"Aku berani bersumpah kita dalam masalah," ulangnya lagi sambil menarik lenganku dan Emerald ke luar ruangan.

"Masalah apa?"

"Tidak ada waktu untuk menjelaskannya saat ini. Kita harus menemui anggota lainnya dan bergegas ke Bright Land!"

Aku semakin bingung, apa Lauren memiliki semacam indera lain yang bisa mendeteksi bahaya?

Aku tidak mengatakan apa-apa kecuali hal aneh yang melanda kita. Apa dia sudah bisa menyimpulkan sesuatu dan seberapa parahnya bahaya itu sampai ia menyeretku dan Emerald yang masih terbengong ini?

Aku kembali berpikir keras, meski aku yang mencetuskan pertama kali bahwa ada hal yang aneh, tetap saja, aku tidak tahu apa maksudnya bahaya yang diserukan oleh Lauren.
Kami kembali ke titik awal tim penyelamat berpisah. Lauren tampak gelisah dan hal yang membuatku dan Emerald terkejut adalah, ia berteriak keras memanggil seluruh nama anggota tim.

"Apa yang kau lakukan?!" seruku spontan.

Bisa-bisa keberadaan kami ketahuan karena teriakannya.

"Kita dijebak. Semua peri Bright Land dalam bahaya."

************************************
Published : 24 Oktober 2018

Halo semua\(^^)/

Btw, jadwal update Snow Globe untuk minggu ini dimajukan ya^^

Soalnya, hari kamis dan jumat, Rina ada KTS di luar kota dan ga bole pegang hp. Takutnya, Rina telat update, jadi kuputuskan untuk update hari ini.

Oke, selamat membaca^^

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top