Chapter 8

Saingan

Pagi ini, aku sudah berdiri menunggu di depan halte bis di desa bersama Zen untuk menunggu kedatangan Kak Daichi.

Entah mengapa sejak ia mengetahui kedatangan Kak Daichi. Zen selalu mengikutiku kemana saja aku pergi.

Dari jauh tampak sebuah Bis datang mendekat ke arah kami. Zen pun membuka sedikit tudungnya hingga wajahnya dapat terlihat.

" Kau membuka tudungmu..? " kataku dengan heran

" iya, mulai sekarang aku akan seperti ini..."

" mengapa? Mendadak sekali, kau akan membuat semua orang terkejut"

" aku rasa, sudah seharusnya seperti ini.. "

" begitu ya.."

Bis yang tadi pun sudah berhenti di depan kami membuat obrolan kami terhenti. Terlihat seorang pria dewasa dengan tubuh sigap dan kaca mata di matanya turun dari dalam bis.

" Hiyori... " panggilnya seraya menghampirku

" Kak Daichi... Kakak.." aku belum selesai menyelesaikan perkataanku Kak Daichi sudah langsung memelukku

" aku merindukanmu " ujarnya

" Kak Daichi... " kataku dalam pelukannya

Zen pun tiba-tiba mendekat ke arah kami dan melepaskan pelukan Kak Daichi padaku

" lepaskan.. " ujarnya

" hei,, hei,,, siapa ini ? " tanya Kak Daichi dengan heran

" oh, ini Zen,, dan Zen ini Kak Daichi.. " jawabku

Zen memandang kak Daichi dengan tajam sedangkan yang di tatap pun membalasnya dengan tajam. Sepertinya situasi nya kurang baik pikirku.

" Kak Daichi... ayo kita ke rumah, Bibi Nayoka pasti sudah menunggu " kataku berusaha menghilangkan suasana yang canggung

"oh, baiklah " jawab Kak Daichi. Rupanya ia sudah kembali tersenyum

" aku akan mengikutimu Hiyori,, " pinta Zen

" kau bisa kembali ke penginapan, aku akan menjaga Hiyori.." balas Kak Daichi

" aku telah di suruh nenek untuk menjaganya dan mengikutinya kemana pun Hiyori pergi " balas Zen kembali

" kau seperti anak ayam yang mengekor induknya, Hiyori bisa menjaga dirinya dan aku sekarang bersamanya jadi kau tak perlu khawatir " timpal Kak Daichi

Zen terlihat kesal mendegar perkataan Kak Daichi, entah mengapa ini pertemuan awal mereka tapi mereka sudah saling menunjukkan sikap tidak suka satu sama lain.

" Kak Daichi, bolehkah Zen ikut bersama kita? " tanyaku berharap Kak Daichi mengizinkan

" baiklah, kalau Hiyori yang meminta, aku akan turuti " jawab Kak Daichi

Kami pun berjalan beriringan bersama menuju rumah Kak Daichi. Tiba-tiba saja Kak Daichi memegang tanganku

" Kak... " panggilku melihat ke arah tanganku yang di genggam

" maaf Hiyori, ini kebiasaan kalau berjalan bersamamu, aku tak ingin kau jadi anak hilang seperti dulu " ledeknya

" tapi aku kan bukan anak kecil lagi,, " jawabku dengan cemberut

" bagiku kau masih seperti anak kecil " ujarnya dengan tertawa.

Zen pun langsung meraih tanganku di genggamanya rasanya agak dingin. Aku pun berbalik ke arahnya

" aku juga... " balasnya

Aku hanya bingung dengan kondisi kami bertiga, rasanya aku agak deg-deg'an berjalan bergandengan tangan di apit dua orang pria ini. Kami pun tiba di rumah Kak Daichi.

" Aku pulang bu,, " kata Kak Daichi

" selamat datang nak, Oh Hiyori dan Zen kalian ikut menjemput ya " kata Bibi Nayoka yang datang menyambut kami. Aku hanya tersenyum

" masuklah, kebetulan Bibi hari ini masak banyak untuk menyambut kepulangan Daichi "

" terima kasih Bi.." jawabku

" Hiyori, tunggulah di ruang tamu, aku akan ke kamarku sebentar " pinta Kak Daichi

" baiklah.. " jawabku

Aku dan Zen duduk berdua di ruang tamu. Aku hanya duduk menatap ke arah Zen. Sejak tahu aku akan bertemu Kak Daichi perlahan-lahan sifat Zen mulai berubah, apa dia cemburu pada Kak Daichi? Tapi aku sudah mengangap Kak Daichi seperi kakakku sendiri, gumamku dalam hati.

" maaf membuatmu menunggu Hiyori " kata Kak Daichi yang sudah kembali berganti baju

" tidak apa-apa, " jawabku

" jadi, siapa Zen ini? " tanyanya sembari memandang ke arah Zen

" Zen bekerja di penginapan kami " jawabku

" Oh, tapi rasanya, aku pernah melihatmu sebelumnya, apa kita pernah bertemu? " ungkap Kak Daichi

" aku rasa ini pertemuan pertama kita.. " balas Zen

" begitu ya,"

Kami pun berbincang-bincang mengingat kenangan masa kecil kami, hingga makan siang bersama.

Setelah makan siang bersama dengan keluarga Kak Daichi, aku dan Zen pun berpamitan untuk kembali ke penginapan.

Dan lagi-lagi Kak Daichi mengantar kami dengan posisi tangan kami bertiga saling mengenggam. Setelah tiba di rumah...

" Hiyori, masuklah duluan, aku ingin berbicara pada Zen " pintanya

" ada apa Kak? "
" tenang, ini hubungan antar 2 orang pria " ujarnya

" baiklah kalau begitu, aku akan masuk kedalam " ucapku seraya pergi meninggalkan mereka berdua.

" Jadi Kau Zen..." Kata Daichi memulai percakapan

" aku rasa kau sudah berbohong di depan Hiyori " kata Daichi penuh selidik

" aku tak mengerti maksudmu,," jawab Zen

" kita sudah pernah berjumpa sebelumnya, aku yakin itu ingatanku tak pernah salah.." ujar Daichi dengan serius

" jika kau ingin mengangguku, sebaiknya hentikan atau kau akan menyesal.. "

" lihat saja, aku akan membuktikan pada Hiyori jika kita pernah bertemu sebelumnya "

" kenapa kau membesar-besarkan masalah seperti itu "tanya Zen dengan kesal

" aku punya perasaan buruk terhadapmu,"

" lebih baik kau kembali ke rumahmu, Hiyori pasti akan mengetahui jika kita berdua bertengkar di sini "

Daichi hanya memandang Zen dan berbalik arah kembali pulang kerumahnya.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top