Chapter 29

Ibu

Bulan madu Zen dan Hiyori pun dilaksanakan di Hokkaido. Mereka akan menghabiskan bulan madu dengan bermain di arena ski.

Tanpa keduanya tahu sesuatu kembali menghampiri mereka dan merenggut kebahagian mereka.

Hiyori pun mengajarkan Zen cara bermain ski. Walaupun  beberapa kali gagal bermain. Zen tetap serius belajar.

" Zen, ayo kita istirahat hari sudah sore.." pinta Hiyori

" baiklah, ayo.." seru Zen sembari menggandeng tangan istrinya.

Keduanya sangat menikmati momen kebersamaan mereka. Saat selesai makan malam keduanya menghabiskan waktu di dalam kamar. Dengan bercengkrama dan duduk di balkon kamar sembari menatap bintang di langit malam.

" Zen,," panggil Hiyori

" Jika kita punya anak kau ingin siapa? Perempuan atau laki-laki..? "

" Mmm,, siapapun itu tak masalah bagiku. Yang penting ia sehat " sahut Zen.

Hiyori tersenyum mendengarnya lalu di rangkul pinggang suaminya sembari menyadarkan kepalanya di pelukan Zen

" aku harap ia sepertimu tampan seperti ayahnya... "

" dan cantik seperti ibunya.." sambung Zen

" hehehe... lihat salju mulai turun, " seru Hiyori sambil beranjak masuk kedalam kamar.

Namun Zen tak bergeming dari tempatnya pandangan nya tajam memandang ke arah depan. Hiyori pun mengikuti pandangannya.

Dari jauh Hiyori melihat sosok bewarna putih mendekat ke arah hotel mereka berada.

" Zen..." gumam Hiyori

" Itu ibu..." sahut Zen

Wanita salju itu semakin mendekati mereka berdua. Raut wajahnya sangat kesal memandang Hiyori.

" ZEN..." panggilnya dengan dingin

" Kau menikahinya...?? " tanyanya

" Ya, aku sudah menjadi manusia seutuhnya bukan lagi hanyo" jawab Zen

" Kau,,!!! Kau memutuskan semua itu tanpa bertanya padaku Zen.." marah ibunya

" sekarang ikut pada ibu, ibu akan mengembalikan kekuatanmu.."

" Tidak bu, aku sudah bahagia dengan sekarang menjadi manusia dan menghabiskan waktu bersama dengan Hiyori sampai maut menjemput" tutur Zen

" kau memilih wanita ini daripada ibumu, hah?? "

" bukan begitu bu..? bukankah ibu juga menikahi ayah yang seorang manusia juga? Jadi apa salahku juga menikahi seorang manusia juga..? "

" Tidak Zen, ibu tak ingin kau menjadi manusia yang berumur pendek "

"IBU.... " pekik Zen. Zen pun menggemgam tangan Hiyori dengan kuat.

Tiba-tiba salju turun dengan lebatnya di hotel tempat mereka menginap. Zen dan Hiyori berusaha menahan salju yang turun dengan lebat.

" Zen, kau harus ikut dengan ibu.."

Hanya itu yang terdengar di telinga Hiyori bersamaan dengan badai salju yang menghempaskan tubuhnya ke dalam kamarnya dan ia pingsan tak sadarkan diri. Sayup-sayup ia mendengar suara Zen

" Hiyori... aku akan tetap mencintaimu "

Hiyori PoV

Saat bangun di pagi hari. Aku mulai tersadar dari tidurku. Aku tertidur di lantai kamar hotel namun tak ada Zen di sisiku. Aku bangun dan mencarinya di dalam kamar hingga kamar mandi

" Zen,,,"

" Zen,, kau dimana..." panggilku.

Namun tak ada sahutan dari Zen.
Mataku mulai berkaca-kaca memikirkan Zen. Apakah ibunya membawanya pergi lagi. Mengapa waita salju itu sangat membeciku.

Aku hanya bisa menangis seharian didalam kamar. Bahkan saat chek-in dari hotel aku bukan langsung ke Tokyo. Aku memutuskan untuk kembali ke Shirakwa.

Bagiku hanya nenek serta Paman dan Bibi yang dapat mengerti kondisi ku sekarang. Aku tak tahu apa yang nanti di katakan ayah kalau tahu Zen pergi meninggalkanku.

Walaupun sebenarnya tidak seperti itu.

Setelah tiba di Shirakawa, nenek terkejut melihatku yang kembali ke desa. Aku menangis dan memeluk nenek serta menceritakan semua yang terjadi bagaimana wanita salju itu datang dan membawa Zen pergi.

Seperti yang kutakutkan sebelumnya. Ayah mengetahui semuanya dan marah pada Zen yang meniggalkanku saat bulan madu. Ayah pun memintaku kembali ke Tokyo. Namun nenek membantuku untuk berbicara pada ayah agar aku menemani nenek.

Akhirnya ayah mengiyakan permintaan kami. Dengan catatan jika Zen kembali. Kami harus segera memberitahunya sehingga ayah bisa menghajarnya.

Aku pikir Zen akan kembali namun nyatanya tidak. Hari berganti menjadi minggu. Dan minggu menjadi bulan dan bulan menjadi tahun.

❄❄❄

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top