Chapter 27
Pengorbanan
Zen masih saja memeluk Hiyori dengan perasaan bersalah dan penyesalan. Keegoisan nya membuat wanita yang di cintainya menderita karenanya.
Zen pu memandang ruangan kuil tersebut. Matanya tertuju pada patung budha yang di panjang di atas altar. Ia bangkit dan membopong tubuh Hiyori ke depan altar
" Dewa, ku mohon selamatkan Hiyori.. " mohon Zen
" aku akan melakukan apapun untuk menyelamatkannya.." seru Zen
" aku tahu, ia pasti datang di sini untuk berdoa padamu dan terjebak di sini jadi ku mohon selamatkan dia untukku.."
Tiba-tiba terdengar suara dari dari dalam kuil tersebut dengan munculnya sebuah cahaya bewarna putih terang
" aku akan mengabulkan permohonanmu tapi dengan sebuah syarat.."
" katakan... aku akan melakukannya.."
" kau akan kehilangan kekuatanmu, kau harus memilih menjadi manusia seutuhnya atau Youkai seutuhnya. Kau harus melepas salah satu kekuatanmu untuk menyelamatkannya.."
" jika kau memilih manusia, kau tidak akan bertemu dengan ibumu lagi namun jika memilih menjadi Youkai kau tidak akan bertemu dengan wanita itu lagi.."
Zen diam sebentar dan merenungkan jawabannya. Kedua jawabanya memiliki resikonya masing-masing. Zen harus memilih dua wanita yang di cintainya.
" aku akan memilih menjadi manusia seutuhnya.. apalah arti keabadian jika hidup tanpa orang yang kita cintai ada di sisi kita.. " jawab Zen dengan mantap
" berarti kau akan meninggalkan ibu mu yang wanita salju itu sendirian menghabiskan waktunya tanpa putra satu-satunya.." ujar suara dari cahaya itu lagi
Zen kembali bingung dengan keputusannya. Suara itu terus mengujinya akan pilihan yang akan ia buat.
" apa kau ingin membakang pada ibumu.." tanyanya lagi
" Tidak, aku rasa ibu akan mengerti dengan keputusanku.." jawab Zen dengan yakin
" baiklah, jika itu jawabanmu.. mulai sekarang kau akan menjadi manusia seutuhnya"
Cahaya itu perlahan-lahan menghilang dari kuil. Tubuh Hiyori yang semulanya dingin menjadi hangat kembali.
Wajahnya tampak kembali normal. Kelopak mata Hiyori pun mulai bergerak-gerak. Perlahan Hiyori membuka kedua matanya.
" Zen,, " gumam Hiyori
" Apa ini kau..? " tanya Hiyori seraya menyentuh pipi Zen
" Maafkan aku Hiyori,," balas Zen
" Zen.." ujar Hiyori dengan bahagia
Hiyori pu memeluk Zen dengan kuat. Zen pun membalasnya dengan tersenyum
" aku merindukanmu Zen.."
" aku pun, Hiyori maafkan aku telah meninggalkan mu"
" tidak, jangan berkata seperti itu.."
" tentang yang terjadi antara kau dan Daichi di sini..? " tanya Zen ragu-ragu
" Kak daichi menyesali perbuatannya,, ia tak sengaja melakukannya" jawab Hiyori
" aku percaya padamu.." balas Zen
" kau hanya untukku, maafkan aku saat itu yang terlalu egois dengan apa yang terjadi tanpa tahu apapun.."
Hiyori hanya tersenyum kecil dan mengecup pipi lembut Zen yang bewarna putih seperti salju.
Zen pun menjadi merona dan membalas kecupannya pada bibir merona Hiyori.
Zen sangat rindu dengan bibir manis Hiyori. Keduanya seraya menumpahkan perasaan mereka pada kecupan penuh kerinduan itu. Seakan tidak ingin melepas lagi satu sama lain.
❄❄❄
Belum tamat kok😉
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top