Chapter 17

Ikatan

Pemandangan musim dingin di desa Shirakawa sangat indah. Warna putih yang mendominasi desa dan cahaya lampu rumah penduduk membuat desa sangat indah jika berkunjung dimalam hari.

Malam ini aku mengajak Zen untuk berjalan-jalan mengelilingi desa. Aku ingin menikmati keindahan alam ini bersamanya. Aku ingin membebaskan pikirannya dari lamaran Kak Daichi beberapa hari yang lalu. Aku tahu ia kesal.

Flasback

" Hiyori,,,"

" Apa aku harus melamarmu juga... " seru Zen

" Apa kau cemburu pada Kak Daichi tadi..? " tanyaku balik

" tentu saja, aku tahu ia ingin menjauhkanmu dariku,, aku tidak terima " tukas Zen dengan kesal

" Aku mengerti perasaan kalian berdua, namun aku memilih bukan..? " kataku membujuk Zen. Zen tersenyum mendengarnya.

" Tapi... "

" Tapi apa? " tanya Zen

" nenek sudah mengetahui hubungan kita..." ucapku lirih

" bukankah itu bagus,,? " celutuk Zen

" Mm,, iya sih, tapi Paman Kenta dan Bibi Mizuki belum tahu..."

" cepat atau lambat semuanya pasti akan tahu, Hiyori,,,"

Aku hanya bisa memandang wajah Zen yang seputih salju dan menyapu mata birunya. Aku kembali teringat kata-kata nenek tentang resiko yang akan terjadi pada hubungan kami apalagi tentang keluarga Zen yang akan mencarinya.

Rasanya jika memikirkan itu. Aku merasa Zen akan pergi meninggalkanku.

Flasback Off

" Hiyori,,," panggil Zen

" Mmm.." gumamku

" Hiyoriiii... " panggilnya lagi

" ah, ya.." jawabku

" apa kau melamun..? " tanya Zen

" Tidak,, aku hanya terlalu terkesima dengan pemandangan ini .." bohongku pada Zen.

" Ayo ikut aku,,,"

" kemana..? "

" Tutup matamu, dan berpeganlah dengan kuat padaku..." pinta Zen.

Aku menuruti perintahnya ku peluk erat tubuhnya dengan kedua tanganku dan menutup kedua mataku. Sekilas aku merasakan hembusan badai salju yang mengelilingi tubuhku dan Zen.

" Baiklah, kau boleh buka matamu..." ujar Zen

Aku pun membuka kedua mataku dan takjub dengan pemandangan yang ada di depanku. Ternyata zen membawaku ke atas bukit untuk melihat pemandangan desa dari atas.

" Zen,, ini indah..." seruku. Melihat cahaya warna warni yang bercampur dengan putihnya salju.

" Kau suka...?"

" tentu saja,, aku suka,,," jawabku dengan girang dengan menatap pemandangan yang didepan mataku.

Sedetik kemudian Zen membalikkan badanku dan meraih wajahku dengan tangannya yang lembut dan mendaratkan sebuah kecupan dibibirku.

Sekilas aku melihat sparkle-sparkle salju mulai turun di saat romantis itu..


Aku berharap waktu dapat berhenti sebentar. Aku tidak ingin moment seperti ini menghilang begitu saja.

Zen semakin mendekap tubuhku kedalam pelukannya. Tangannya yang satu memeluk erat pinggulku. Aku pun melingkarkan tanganku pada lehernya. Kami berdua benar-benar sedang mabuk cinta.

" Hiyori,,, "

" Mmm.. "

" Jangan pernah tinggalkan aku,,"

" aku janji...Tapi,,,"

" tapi apa Hiyori,,,"

" Kau harus mengikatku dengan sebuah ikatan agar aku tak hilang menjadi milik orang lain,," seruku

" Tentu saja..." jawab Zen sembari kembali menciumku. Kami kembali menikmati momen indah itu.

" lihatlah,,," seru Zen

" Apaa?? " tanyaku heran

" jari manismu..."

Aku pun melihat jari manis ditangan kananku. Sebuah cincin bewarna silver berbentuk Snowflake terpasang di jariku.

" Zen,,,"

" Aku melamarmu malam ini..." ujarnya dengan tersenyum

" aku menerimanya... " jawabku langsung dengan bahagia

" setelah ini aku akan membicarakan pada semuanya dirumah, kau mau kan Hiyori,,,? "

" tentu saja, kita berdua akan meminta restu pada semuanya.." jawabku dengan mantap

Malam ini benar-benar sangat berkesan dihatiku. Tanpa tahu sesuatu yang sedang mengintai hubungan kami.

😆😆😆
Maf, kalau agak gaje🤓🤓

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top