Smoking | takaritsu

Sekaiichi Hatsukoi ©️ Nakamura Shungiku

Smoking ©️ bellasteils

Selamat membaca.

***

Onodera Ritsu keluar kamar mandi dengan perasaan segar. Berendam di air panas usai menyelesaikan project terbaru mangaka yang menyebabkan waktu makan dan tidur jadi berkurang. Setelah semua pengorbanan begadang disambi minuman energi yang masuk perut, semua penderitaan itu, setidaknya untuk sekarang, telah berkurang.

"Takano-san, aku selesai."

Ritsu menautkan alis, tak mendapatkan balasan dari, uhuk, kekasihnya. Ia tak pernah menyangka orang yang ia lupakan selama sepuluh tahun akhirnya kembali padanya. 

Setelah berkomunikasi, akar masalahnya memang komunikasi dan kesalahpahaman. Ritsu selalu menyesal, andai ia tak seenaknya saja merasa tersakiti tanpa mengkonfirmasi langsung kepada senpai-nya, keduanya tak akan merasakan penderitaan.

Namun, semua itu telah lama berlalu. Toh selalu ada hikmah dibalik semua kejadian yang bahkan berasal dari kebodohan sendiri.

Sekarang saatnya bersama-sama menata masa depan. Menjalani hari yang seharusnya mereka lewatkan selama sepuluh tahun ke belakang.

Ritsu mencari keberadaan Takano. Seharusnya kekasih sekaligus bosnya di kantor itu sedang memasak selagi Ritsu mandi. Manik zambrudnya hanya menemukan dua mangkuk oyakodon masih mengepul di atas meja makan. Terlihat lezat ditambah perut Ritsu yang keroncongan.

Tapi si pembuat tidak nampak.

Takano Masamune, ternyata sedang berdiri di beranda memandang langit malam Tokyo. Pantas saja, angin segar malam berhembus melalui jendela kaca balkon yang terbuka menembus lapisan kulit. Pergantian musim panas ke musim gugur membuat malam terasa lebih dingin.

Ritsu perlahan menghampiri. Dari belakang terlihat asap putih yang berasal dari balik kepala Takano. Sesekali menghilang bersama angin yang berhembus. Masuk ke dalam apartemen. Tercium aroma nikotin dari asap rokok.

Onodera Ritsu tak pernah suka rokok apalagi merokok. Ia sering dibilang cupu. Sekali ia mencoba merokok, ia batuk keras hingga dadanya terasa sakit dan sesak. Sejak itu ia trauma dengan rokok.

Takano Masamune adalah pengecualian.

Beberapa kali melihat bosnya menyempatkan pergi ke ruang rokok untuk menghirup nikotin ke dalam paru-paru. Katanya untuk menenangkan pikiran. Sehebat apapun Takano dalam menyunting plot manga, tetap saja tumpukan pekerjaan yang tak pernah habis dan kelakuan bawahan atau pihak lain sering membuatnya sakit kepala.

Ritsu tak ingin menyangkal, meskipun tak pernah suka rokok. Ia sangat suka melihat Takano dengan rokok di tangan. Terutama ketika pandangannya matanya seolah tenggelam memikirkan sesuatu dengan sebatang rokok terselip di mulut dan asap putih keluar dari ujung batang rokok lainnya.

Um, terlihat sangat...

Maskulin.

Ritsu merasa wajahnya terasa panas. 

Jujur saja, alasan Ritsu jatuh cinta dengan Saga—atau sekarang Takano Masamune adalah karena wajahnya. Selain karena kecintaan mereka dengan tumpukan buku.

Saga Masamune terlihat menawan,

Tapi Takano Masamune nampak lebih rupawan.

Ritsu mengendap dari belakang menyusul Takano yang masih asyik memandang gedung pencakar langit di depannya. Di antara telunjuk dan jari tengah terselip sebatang rokok dan mulutnya sedang menghembuskan asap nikotin.

"Takano-san?" tanya Ritsu.

Takano nampak terkejut dengan kehadiran Ritsu dan segera mematikan bara api di ujung rokok. Pria itu tahu Ritsu tak pernah suka dengan asap rokok. Sejujurnya Ritsu kecewa, karena ia sangat suka dengan penampilan Takano ketika sedang merokok.

"Oh, kau sudah selesai?"

Ritsu menganggukkan kepala. Mendadak menjadi gugup. 

Seolah tahu yang dipikirkan Ritsu, Takano maju kemudian mengecup bibir Ritsu dengan panas. Hingga beberapa menit berlalu Takano melepaskan ciuman.

"Aku tahu yang kaupikirkan." ujar Takano usai berciuman. Sebelah bibir menyunggingkan senyum puas. Wajah Ritsu lantas merona hingga ke telinga.

"Ayo makan." ajak pimpinan editor departemen shojo manga itu.

Ritsu memegang bibir yang masih terasa pahit dari nikotin dan manis dari Takano.

Segera sadar, Ritsu berbalik dan berseru, "Takano-san!", yang mana sudah duduk duluan bersiap makan.

"Ayo makan, keburu dingin."

Ritsu merasa dipermainkan dengan Takano yang seolah tak terjadi apa-apa. Namun perutnya yang keroncongan mengalahkan kejengkelan terhadap kekasihnya. Daripada semakin lapar karena emosi sesaat, lebih baik mengisi energi saja.

"Baiklah, aku segera kesana." 

Selesai

***


Saya jatuh cinta dengan Takano-san di sini 😭🙏🏻

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top