9 | Mayday! We Need to Move!

"Whats wrong with your face?" tanyaku heran waktu lihat wajah Mbak Carol yang kelihatan suntuk banget.

"Baru dapet undangan nikahan dari mantan," sahut Miska sambil terkekeh.

Senyum jahil langsung terbit di bibirku. Aku menghampiri kubikelnya dan mengambil undangan di atas meja Mbak Carol yang udah terbuka. "Wah, ganteng juga mantan lo," decakku kagum. "Jangan-jangan lo pacaran sama Mas Faza sekarang cuma pelampiasan aja, Mbak? Padahal udah tiga tahun jalan, kan?"

Mbak Carol menghadiahiku timpukan di atas kepala. "Ngawur lo!"

"Lah, ini buktinya lo galau pas dapet undangan dari mantan," sungutku.

"Gue nggak galau. Gue cuma keinget masa lalu yang menyesakkan aja."

"Kalau ngomongin mantan emang selalu meninggalkan sesak," sambung Miska sok puitis.

Mbak Carol memutar kursi, menatapku dan Miska dengan tajam bergantian. "Pokoknya kalian berdua kalau naksir cowok, jangan jual mahal, jangan gengsi buat nembak duluan. Nanti kalau udah kejadian kayak gue, nyeselnya sampai tujuh turunan nggak ilang-ilang."

"Emang lo kenapa, Mbak?" Aku jadi penasaran. Apalagi kan aku juga lagi naksir cowok.

"Gue sama Pandu itu temen sekelas pas kuliah. Kita akrab banget, lama-lama gue naksir sama dia, tapi gue nggak berani kasih tahu dia. Soalnya gue nggak yakin dia suka sama gue. Gue takut kita malah canggung gitu. Abis lulus kuliah, gue nggak ketemu sama Pandu sampai beberapa tahun kemudian, pas reuni. Gue udah punya cowok, dia juga punya cewek," tutur Mbak Carol. Dia menarik napas panjang.

"Nah ... pas reuni itu, kita ngobrol-ngobrol tentang masa lalu, pas kuliah, hal-hal konyol yang kita lakuin. Gue kan orangnya blak-blakan, gue nyeletuk aja, dulu gue pernah naskir lo, terus Pandu wajahnya blank langsung. Habis itu, dia ketawa kenceng, gue kan kaget ya ... kalian tahu, dia ngomong apa?"

"Dia suka juga sama lo?" tebakku.

Mbak Carol mengangguk. "Dia bilang, dia udah suka gue dari semester empat! Bayangin Kel, Mis!" Suara Mbak Carol meninggi.

Astaga! Oke, aku tahu gimana perasaan Mbak Carol.

"Dia ngaku nggak berani nembak gue karena gue emang deket sama banyak cowok. Gue sedikit nyesel sih, dulu jadi playgirl. Pandu juga bilang, calon istrinya sekarang itu dulu pas dia semester tujuh, nembak dia, tapi dia tolak, soalnya masih suka sama gue. Akhirnya, Pandu nerima si calon istrinya setahun abis lulus kuliah, karena kasihan sama tuh cewek, juga mau belajar move on dari gue."

"Ya ampun Mbak, kok nyesek banget, sih." Serius, ini menyedihkan banget! Aku lebih kasihan sama Mas Pandu sih sebenernya.

"Iya, kan? Akhirnya yang menang tuh cewek yang berani nembak daripada yang diem-diem aja," tukas Mbak Carol penuh penyesalan. "Kalian kalau nggak mau kayak gue, harus berani bilang kalau lo suka sama dia. Siapa tahu, cowok yang lo taksir juga suka lo."

Dadaku tiba-tiba sesak. Apa ini maksudnya aku harus ngaku ke si om kalau aku naksir dia? Gimana kalau ternyata dia nggak suka aku? Sebenernya udah kelihatan banget sih, si om nggak suka aku. Aku menggaruk tengkukku, bingung. Taruhannya kalau aku mengakui perasaanku ke si om, hubunganku sama Pak Ezra bisa berubah canggung dan kerjanya jadi nggak enak. Tapi, daripada nyesel kayak Mbak Carol?

Ya siapa tahu kan, si om diem-diem suka daun muda seger kayak aku? Kan enak buat lalapan.

***

Ini Tips Cara Nembak Cowok, Biar Doi Nggak Ilfeel

1. Kenalan dulu sama doi.
Pastikan doi udah kenal kamu dulu. Kalau kamu secret admirer, aduh, kamu harus buang jauh-jauh rasa malumu buat memperkenalkan diri.

2. Tembak Langsung
Kalau kamu udah yakin sama perasaanmu, ajak dia ketemuan. Biasanya kalian hang out di mana? Ngajaknya se-casual mungkin ya, biar doi nggak curiga. Baru deh, kamu bisa nyatain perasaanmu secara langsung pas udah ketemu.

3. Jangan Mengiba
Nah poin ini penting banget, ladies! Biar tetep kelihatan elegan, kamu cukup bilang aja, kalau kamu suka dia. Tapi, jangan memperlihatkan kalau kamu berharap sama dia. Biar si doi, yang mastiin hubungan kalian.

Oke, ternyata banyak banget cara nembak cowok buat cewek. Ternyata emansipasi wanita itu udah merambah sampai ke masalah percintaan. Jadi, aku harus ajak si om keluar berdua? Yah ... tapi gimana? Makan berdua aja baru sekali kemarin. Itu pun sambil diskusi planning lomba. Sekarang kalau mau ajak doi keluar lagi, pakai alasan apa?

Aku meremas rambutku. Ah, pusing! Mataku melirik ke arah kubikel Mas Agam. Oke, sepertinya aku dapat ide. Besok aku bakal ajak Pak Ezra pulang bareng dari nikahan Mas Agam. Lagian, nggak mungkin aku minta anterin balik Bang Rozak sama Bang Fachri, mereka pasti bawa anak istri. Mbak Carol pun nggak searah sama pulangku. Jadi, emang opsi paling ideal itu dianterin pulang si om.

Aku membuka akun Instagram-ku, karena bingung mau curhat ke siapa, lebih baik toh aku curhat sama fans-fansku di sana. Setelah memeriksa caption yang kutulis dan memastikan tulisanku cukup melankolis, aku langsung mengunggah cerita di Instagram.

Nona Manis

Di sini ada yang pernah nembak cowok? Share dong pengalamannya! Besok nih, Nona mau cari peruntungan buat nembak om-om yang udah berhasil meluluh lantahkan hati Nona. Doakan ya gaes, biar Nona nggak jadi jomlo menaun. Kemarin juga baru ditinggal merit sama mas gebetan. Pasti yg baca ini banyak yg bilang, rasain lu itu azab karena sukanya nyinyirin novel orang.

Hehe. Iya, Nona khilaf. Tp mau gimana lagi? Kan aspirasi harus dituangkan dan disampaikan. Kalau bukan Nona siapa lagi yg akan nyinyirin novel mereka?

***

"Nah, gitu dong dandan! Cantiknya lebih terpancarkan," celetuk Mbak Carol saat menghampiri mejaku dan Miska.

Aku mengangguk setuju. "Apalagi rambutnya di-blow begitu, jadi kelihatan manis."

"Malem Mas Faza," sapaku dan Miska bersamaan.

Mas Faza---pacar Mbak Carol---tersenyum manis. "Kelsy, masih sendiri juga?"

Aku mendengkus, mencebikkan bibir. Ketularan Mbak Carol ini pasti nyinyirnya, dulu juga dia nggak gini.

"Jangan gitu dong, Beb! Kelsy kan naksir berat sama Mas Agam! Itu anak mau dateng ke nikahan dia aja udah mukjizat ini," sahut Mbak Carol sambil terkekeh.

"Mau gue kenalin sama temen gue?" tawar Mas Faza kemudian. "Banyak lah, pasti yang suka lo."

"Nggak perlu, Mas. Lagian gue single bukan karena nggak ada yang mau. Coba nih si Miska, siapa kali aja mau," jawabku menyenggol bahu Miska.

"Sorry ya Mbak, gue sendirian bukan berarti jomlo, ya! Gue kan LDR, pacar lagi kuliah di Singapura," sanggah Miska tak terima.

"Aduh ... lebih bahaya LDR serius! Long Distance Reality! Lo di sini dengan kenyataan lo sendiri, dia pun begitu! Kehangatan juga nggak bisa disalurkan lewat sinyal internet." tawaku, sadis. Ih, kok jahat banget sih diriku?

Jadi, sekarang aku, Mbak Carol sama Miska lagi ada di acara resepsi nikahan Mas Agam. Beberapa teman sekantor udah datang. Bang Fachri udah duluan naik ke panggung salaman sama Mas Agam dan Mbak Tari. Sebenarnya aku udah gatel pengin ke atas, tapi udah diwanti-wanti sama Bang Rozak jangan salaman dulu, sebelum dia dateng.

[WhatsApp Group: Mata Duitan]

Bang Rozak: Tungguin gue. Ini si Rendra tiba" pup, mau ganti popok dia dulu.

Kelsy: Ah! Keburu kambing gulingnya kandas!

Bang Rozak: Kalo naik duluan, nanti ga kawin-kawin! Udah lo tiga perawan tungguin gue! Biar pas salaman, skalian gue kasih doa jampi-jampi biar cepet nyusul!

Mbak Carol: Iya kan ternyata lo dukun! Gue udah curiga selama ini lo selalu bau menyan!

Miska: Awas ya, kalo selama sebulan gue ga nikah, gue laporin polisi!

"Enak ya jadi orang tua, bisa ngatur-ngatur yang masih muda kayak kita," ujarku kesal.

"Eh, kira-kira Pak Ezra bawa gandengan nggak kondangan ke Mas Agam?" tanya Miska tiba-tiba. Matanya mengelilingi ruangan, sepertinya dia cari keberadaan si bos.

Aku menggeleng langsung. "Nggak lah, orang dia jomlo!"

"Yakin, orang semapan dia jomlo?" tanya Mbak Carol.

"Idih, nggak percaya! Gue udah tanya dia langsung kapan hari," sahutku senewen.

"Ngibul kali Pak Ezra," celetuk Miska. "Aneh sih menurut gue, masa kondangan nggak bawa gandengan."

"Ya, buat apa Pak Ezra bohong? Nggak ada untungnya juga," tukasku sebal.

Ini kenapa pada nggak percaya kalau si om single? Ya tahu sih, dia sekeren itu, tapi bukan berarti orang keren nggak bisa jomlo, 'kan? Buktinya nih aku, masih juga single.

"Eh, itu Pak Ezra sama Pak Arnold!" tukas Mbak Carol tatapannya tertuju ke arah pintu.

"Masha Allah dan nikmat Tuhanmu yang mana yang kau dustakan," gumamku seketika saat melihat sosok Om Ezra berjalan sambil mengobrol dengan Pak Arnold.

Dia pakai tuxedo slim suit dong! Badannya kelihatan tegap banget! Mana rambutnya di sisir ke belakang, ya Tuhan, machonya calon pacarku! Aku menunduk memeriksa bajuku. Dress brokat yang kujahit sendiri masih pantes kok disandingin sama jas mewah si om. Oke, kebetulan kita sama-sama pakai warna krem. Udah, jodoh nih pasti!

Walaupun penampilan Pak Ezra keren abis, tapi kasihan juga. Di sampingnya ada Pak Arnold didampingi istri, eh si om berangkatnya bareng Mas Aryo. Ngenes banget. Harusnya ajak aku aja, dengan suka rela aku mau jadi gandenganmu, Om!

Ke nikahan staf aja, jas dia Armani! Hei, Pak! Ini bukan nikahannya Reino Barack sama Teh Syahrini, ngapain Anda pakai jas begitu? Lihat yang lain lah, mereka pada pakai kemaja batik aja. Ya Tuhan! Cakep sih, banget malah. Tapi, Mas Agamnya jadi kebanting, dong! Terus, aku yakin banget itu jasnya pasti lebih mahal dari baju pengantin!

"Pak Ezra kok bareng mulu sih sama Mas Aryo?" Pertanyaan Miska yang kuendus mengarah ke pemikiran konyol gadis itu, menyadarkan khayalanku.

"Dia nggak doyan pisang!" tegasku. "Udah deh, lo berdua nggak usah mikir aneh-aneh soal Pak Ezra."

"Kok lo sewot, sih?" balas Mbak Carol. "Lagian lo tahu darimana dia single? Dia bukan kaum pelangi? Masa laki se-high quality kayak dia, umur udah tiga lima masih betah sendiri?"

"Gue tahu ya karena tanya langsung sama dia! Udah ah Mbak, jangan ribut. Mereka jalan ke sini, nih!" ujarku lalu tersenyum lebar dan berdiri, siap menyambut pangeranku tersayang.

"Selamat malam Pak Ezra," sapaku semanis mungkin. Mataku rasanya nggak mau kedip, terlalu berharga aja, kegantengan si om kelewat meski cuma seper sekian sedetik.

"Malam Kelsy," jawabnya ramah. "Halo Miska, Carol, ehm pacarnya, ya?" Matanya tertuju pada Mas Faza.

Sebelum dua perempuan itu menjawab, aku sela langsung. "Pak baju kita kayaknya couple-an, deh!"

Meskipun lirih, aku denger suara Mbak Carol yang membisiki Miska. "Kayaknya Kelsy udah nemu target baru, nih."

TBC
***
Ciap-ciap Kelsy mau ngedor Om Ezra hihi

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top