When You Forgot The Lord, The Lord's Above
Dalam sepersekian detik, ekshalasi hampir tergelincir menuju pertumpahan darah di dalam Kamar Bola.
Deonyco mengangkat buku sihirnya. "Saya tidak ada niatan untuk memulai pertumpahan darah di sini, Tuan. Namun, saya punya hak untuk melindungi diri."
Lantas, pria itu menarik napas dalam-dalam. "Yang terpilih adalah yang dapat mendengar suara asli milik Sienna, suara yang minta untuk diselamatkan."
Di antara keributan yang hampir pecah itu, seekor elang ribut terbang melintasi ruangan sebelum kembali hinggap ke arah Talon dan menyembunyikannya di balik jubah. Sibuk 'menyimpan' elang itu, Talon pun berkata, "Abaikan. Kalian yang bikin dia gelisah."
Sementara itu, Batar masih terdiam dari tadi. Berkontempelasi, lebih tepatnya ... bingung. Ia bukanlah penganut Edea, mengingat keyakinannya adalah keyakinan sebagaimana orang-orang Qokar meyakini sesembahan mereka. Namun, dalam teologi dan eskatologi dari kepercayaan Orang-Orang Qokar, mereka menyebut ada satu roh leluhur yang merupakan 'asal-muasal' kekacauan.
Roh Leluhur yang Tak Boleh Tersebut Namanya. Apabila kausebut namanya, maka datanglah dia membawa malapetaka. Dia seperti Jin kuno yang telah lama terkunci di spektrum dimensi yang bahkan Jin sendiri tidak mampu untuk memasukinya.
"Apabila dalam keyakinan orang-orang Qokar, Roh Leluhur yang Tak Boleh Tersebut Namanya, benar begitu, Tuan Deon? Apakah benar, asal suara itu?" ujar Batar, yang sedari tadi menyimak perdebatan.
"Informasi itu, mungkin hanya bisa dijawab oleh Sienna. Tuan dari delegasi Qokar," ujar Deon, sembari menatap Batar. Batar hanya berdecak.
Huh, orang ini terlalu banyak yang ditutup-tutupi. Pria itu bergelimang dengan hal yang mencurigakan. Gerutu Batar dalam hati.
Nyonya Wina pun menyahut, "Apakah kau yakin itu suara asli Sienna? Bukan suara khayalanmu saja? "
Deonyco mengangguk, "Saya yakin."
"Bagaimana cara kau membedakan suara Sienna asli dan "Sienna" palsu?" Dame Hazel ikut menyahut.
Terdiam sejenak, sebelum Deonyco kembali berbicara, "Sienna yang palsu meminta untuk membunuh dirinya agar kekuatan asing itu dapat kembali sepenuhnya ke benua ini."
"Juga, suaranya terdengar kabur, tidak jelas, dan membuat kepala pening. Berbeda dengan suara asli Sienna. Saya tidak ada waktu lagi, Tuan dan Nyonya sekalian. Saya hendak melayat Suster Fantine sebelum pertandingan dimulai, saya harap pastikan Anda semua berpikir dengan logis, apakah kalian akan melindungi Sienna atau membunuhnya dan membuat kita melawan kekuatan yang jauh dari kuasa kita semua."
"Melayat? Kau sudah kenal dengan Suster Fantine ini sebelumnya?" Dame Hazel menatap Deonyco curiga.
"Saya hanya ingin berdoa sebagai sesama umat untuk Suster Fantine, Senior hendak ikut?" jawab Deonyco.
Sementara itu, Batar kembali terdiam dalam kontempelasinya.
Roh Yang Namanya Tidak Boleh Tersebut.
Dalam keyakinan mereka yang memeluk Edea, Sebuah Illah Asing yang akan terbit menyebarkan bibit-bibit malapetaka di dunia. Astrid, Maltha, dua anak itu sempat bercerita mengenai Sienna, Daslaenad dan sosok ... Illah Asing yang hendak 'menguasai' dunia dalam kekacauan.
Sementara itu, ada yang memanfaatkan 'huru-hara Illah Asing' ini sebagai mantra untuk menyebar konspirasi. Abdi Dewa dibunuh dengan keji. Illah Asing yang menantang eksistensi Edea sebagai penguasa Hiryn dan dunia ini. Bahkan, Illah Asing ini hendak menantang seluruh dunia, Termasuk Roh Para Leluhur, apa yang dipercayai oleh Batar dan mungkin semua orang dari Tanah Qokar.
Illah.
Sang Pembuat dan Sang Penghancur. Dua hal itu selalu koeksis dalam sebuah pola yang saling menimbulkan timbal-balik. Namun, mengapa mereka yang ber-Illah pada Edea, mengeksklusifkan 'Dewa Asing' ini? Roh yang Namanya Tidak Boleh Tersebut, bukankah selayaknya illah Roh-Roh leluhur lain, mereka juga dalam satu kesatuan kepercayaan orang-orang yang ada di Qokar.
Lantas, mengapa tereksklusifkan?
Atau jangan-jangan 'Dewa Asing' ini hanyalah konspirasi bagi mereka yang ingin menumbuhkan kekacauan kembali di Hiryn?
Sempat Batar mendengar Deon menawarkan, "Ada pertanyaan lagi?"
Orang-orang masih gusar dengan pertanyaan mereka masing-masing, sedangkan Batar teringat sesuatu. Mendadak ia memiliki ide untuk menanyakan sebuah hal kepada pria bernama Deonyco itu.
Bagaimana melihat orang yang mengimani 'konspirasi'?
Bagaimana orang yang menggunakan kepercayaannya sebagai alat untuk menyebarkan konspirasi? Siapa yang kaupercaya? Apa yang kauimani? Apakah imanmu itu benar-benar kaulakukan sepenuh hati ... atau hanyalah dramaturgi untuk membuang bangkai-bangkai dosa yang telah kauperbuat?
Apakah dia memang berbicara atas imannya ... atau dia adalah penista imannya sendiri? Tanyalah, tanyalah bagaimana dia mengimani Illahnya, sebagaimana kita mengimani bagaimana Roh-Roh Buyut dan Leluhur membantu mengatur hidup kita?
"Tuan Deon, saya ingin bertanya kepada Anda, sebagai orang yang menaruh kepercayaan kepada Edea." Batar berseru, dalam nada yang datar. "Apakah Edea benar-benar ada?"
Deonyco menatap Batar, seraya menjawab, "Saya adalah orang yang bertemu dengan Sienna. Nenek dari Qasalon itu juga pernah bertemu dengannya, bahkan para delegasi. Jadi, Anda pasti tahu jawaban atas pertanyaan tersebut."
Dalam sekelebat, Batar telah mengetahui jawabannnya.
Ia yang terbutakan atas keyakinannya sendiri ... akan secara tidak sadar menyebar konspirasi yang dapat merusak tatanan hidup manusia.
Ketahuilah itu, Batarich Lonechair.
"Deonyco Phenix!" Teriakan Dame Hazel tidak mampu untuk menyadarkan Batar yang kini telah tenggelam dalam kontempelasinya. Keganjilan demi keganjilan tercipta sejak Batar datang ke Edealunis. Bahkan ketika orang sudah mulai memaki-maki, menyindir-nyindir entah apa yang mereka bicarakan, Batar masih diam.
Satu pertanyaan yang diciptakan oleh Batar, membuat diri laki-laki itu berpikir keras.
Apabila orang seperti Deonyco saja terbutakan oleh keyakinan sendiri ... lantas, di manakah manusia harus menautkan keyakinannya agar tidak terbutakan.
Batar menengadah ke arah langit-langit Ruang Umum.
====****====
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top