Sienna
"Hei, Pak Lonechair, apa kamu tahu apa ini?
Pagi ini adalah hari kedua pertandingan, tetapi Batar sudah disambut oleh kegaduhan lainnya. Mengingat bahwa ini pertandingan penting antara Qokar dengan Qasalon, maka tensi pun kembali meninggi. Gengsi dipertaruhkan, apalagi Talon.
Batar menerima sebuah buku dari Talon. Batar mencoba membaca isi buku tersebut, tetapi ia tidak dapat membacanya. Buku itu tertulis dalam aksara yang tidak ia mengerti.
"Aku tidak bisa membacanya, karena ini menggunakan aksara yang tidak kuketahui," komentar Batar.
Namun, dengan cepat Batar berkontempelasi.
Siapa yang mengirim, dan mengapa dikirim kepada delegasi Qokar? Teringat lagi bahwa setelah pertandingan pertama, sempat terjadi kericuhan.
"Tapi ...." Segera Batar menyambung pembicaraannya. "Asumsi kalau buku ini mengandung informasi yang berharga, dan buku ini hanya beredar di daerah Edea dan sekitarnya ... kita bisa meminta bantuan dari Guild untuk menerjemahkan isi dari buku ini."
Kemudian, Batar melihat Astrid yang terlihat tidak terlalu bugar, padahal hari ini waktunya pertandingan. Sementara itu, Maltha yang mengekor di belakang Astrid dan Talon tampak baik-baik saja. Dalam hati sudah ingin mengomeli anak itu. Namun, dengan rentetan kejadian aneh yang terjadi setelah pertandingan pertama melawan Isigalla kemarin, membuat Batar menjadi sedikit waspada.
Batar mengambil tempat duduk, kemudian sembari membenahi kaki palsunya, ia pun bertanya kepada Astrid dan Maltha, "Astrid, Maltha ... kemarin kalian bilang kalau ingin menemui Suster ... Fantine kalau tidak salah. Jadi ... apa yang kalian bicarakan? Lalu, kenapa kalian tidak segera kembali ke menara? Kalian bertemu masalah di jalan?"
"Kita masih ada waktu sebelum penjaga menuntun kita ke arena. Kurasa ... kita bisa bercerita sebentar."
Hingga berceritalah kedua gadis itu.
Sosok wanita bercahaya yang dilihat oleh Maltha malam itu, adalah Saintess Sienna. Maltha memaparkan apa saja yang mereka bicarakan di taman semalam. Tentang Raja Daslaenad, tentang keberadaan Esmeralda dan Nyonya Avolance di sana, dan juga tentang hipotesisnya bahwa pengetahuan Sang Saintess adalah Tarikh Daslaenad yang diperebutkan itu.
"Semalam aku hanya menyimak percakapan antara Maltha, perempuan Qasalon, dan Sang Saintess. Mereka membahas Tarikh, tidak lebih," Astrid menyela penjelasan Maltha. "Soal buku ini, berarti tidak ada yang bisa membacanya, ya?"
Batar terdiam, sesekali ia memijat kepalanya yang penuh dengan hujan informasi. Berulangkali ia menghela napas tiap kali dua anak itu menceritakan hal-hal baru yang malah membuat dirinya sendiri makin pusing. Batar mengeluh dalam hati, mempertanyakan kenapa Kuri memutuskan untuk menunjuknya sebagai pendamping wakil Qokar. Hal-hal yang administratif dan delegatif yang seperti inilah yang membuat Batar tidak tahan. Berpuluh-puluh tahun pengalamannya sebagai 'tukang pukul' sekaligus 'kuncen' Tanah Leluhur, lantas tidak dapat membuat Batar bisa melakukan apa saja. Dia bukanlah manusia yang punya kekuatan dewa. Tidak semua masalah ia dapat selesaikan tuntas, tidak semua hal dapat ia pecahkan.
"Berarti apa yang dilihat Maltha dua malam lalu itu benar adanya. Namun, sayang sekali, aku tidak tahu apapun tentang Saintess yang merupakan orang terdekat Daslaenad. Bah, bahkan epos-epos masa lalu terlupakan oleh perang tiada berkesudahan setelah Daslaenad mangkat. Orang-orang hanya suka membicarakan tentang perang dan konspirasi, daripada meminta kebijaksanaan dari Roh Leluhur."
Setelah beberapa menit, pertemuan wakil Qokar itu diisi keheningan dalam pikiran mereka masing-masing, Batar mulai mengeluh, lantas mengomel-ngomel sendiri. Saintess. Kerusuhan di arena di mana Tarikh dipekikkan oleh hampir seluruh mulut. Penjagaan Edealunis yang diperketat. Juga kedekatan anak-anak wakil Qokar dengan anak-anak Qasalon.
Batar pun menoleh kepada Talon.
Meminta pertimbangan lain.
"Aku mulai berpikir pertandingan tidak hanya sedang terjadi di dalam arena, tetapi juga di luar arena. Seluruh orang mulai sibuk sendiri dengan obsesinya terhadap Tarikh. Talon, sebagai petinggi suku, tentunya kaupunya koneksi informasi, bukan? Mengenai Tarikh, Saintess yang bikin penjagaan di Edealunis diperketat segitu gawatnya, atau mungkin ... siapapun yang mampu mendongengi kita tentang isi buku misterius ini."
Namun, sebelum sempat Batar mendapat jawaban, Roderic pun datang menginterupsi, tanda bahwa delegasi harus segera bergegas ke arena. Akhirnya, misteri pun kembali belum menemui titik temu.
===***===
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top