Sang Pemimpin dan Si Pelarian

Batar yang telah sampai di tempat pertemuan, turun dari tunggangannya. Lantas, pria itu berjalan menemui dua orang yang telah menunggunya. Satu orang dia kenal sebagai 'Bandar Duel' paling gacor seantero Qokar, satunya lagi ... ia tidak begitu mengenalnya.

Batar menatap ke arah Talon yang tampak tersenyum ketika dirinya dan Matha menghampirinya. "Gadis disampingmu itu, wakil dari Qakar juga? Talon, anak siapa kali ini yang ditumbalkan keluarganya untuk bergelut di Negeri Orang?" tanya Batar kepada Talon.

Talon melirik gadis di sampingnya. "Aku tidak peduli latar belakangnya, yang penting dia punya mental pejuang! Pertandingan yang sengit dan kemenangan adalah segalanya!"

Gadis di samping Talon berjalan mendekati Batar. Berdiri lama gadis itu menatapnya, sebelum berkata, "Namaku Astrid. Aku ikut atas kemauanku sendiri," ucapnya. "Dan kamu itu, siapa?"

Wah, sepertinya bocah dengan sifat pemberontak yang begitu kentara. Apakah belum apa-apa sudah serepot ini?

Batar hanya tersenyum kecut sembari menghela napas, mendengar bagaimana Talon sangat berambisi dengan kemenangan. Namun, Aliansi telah begitu lama menginginkan kedigdayaannya kembali, seperti saat Daslaenad I masih berkuasa. Turnamen di Edealunis itulah yang menjadi sebuah kesempatan bagi seluruh rakyat seantero Sabana Qakar, bahwa suku-suku yang tergabung dalam Aliansi, bukanlah hanya sekumpulan suku-suku pinggiran semata.

Lantas, ia pun berujar, "Talon. Sepertinya 'Sang Bandar Duel yang haus akan kedigdayaan' bukanlah rumor para pedagang belaka. Menjadikan bocah yang bukan siapa-siapa, menjadi pendekar-pendekar andalannya. Tidak sia-sia Aliansi memilihmu."

Kemudian, Batar menoleh ke arah Astrid yang tadi sempat menyebut namanya. Ia menatap Astrid, lalu ia pun berkata, "Batarich Lonechair. Orang-orang menyebutku dengan nama yang beragam, tetapi kau bisa memanggilku Batar."

"Aku hanyalah orang biasa, yang kebetulan pada suatu waktu rumahnya digedor-gedor oleh punggawa dari kepala suku dari Abgennar sewaktu tengah malam, untuk menjadi pendamping dari bocah di sampingku ini." Batar pun melirik ke arah Maltha.

Maltha tampak terkejut, sebelum ia terbata membalas. "Se-selamat sore, Paman Talon," kata Katha tergagap. "Maaf aku sedikit terlambat."

"Dikatakan terlambat mungkin tidak, tapi menimbang waktu, mungkin lebih baik lekas berangkat. Kalian bertiga yang baru sampai, gunakan sepuluh menit ini untuk persiapan perjalanan masing-masing! Begitu aku kembali, kita berangkat!" Talon berbalik menuju tenda tempat tinggalnya.

Tidak terlalu banyak yang Batar ketahui tentang Talon, selain dirinya adalah Petinggi Aliansi dengan 'pekerjaan' sampingan yang cukup membuatnya terkenal. Ia adalah seorang Kepala Desa yang dikenal karena menyelenggarakan 'kompetisi tarung' untuk mencari 'para jagoan' kuat yang akan membela desanya atau bahkan Aliansi.

"Waktu habis. Kita berangkat sekarang juga," sahut Talon yang baru kembali dari tendanya.

                                                                                 ===***===


Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top