Palagan Hening
40 orang.
40 orang disuruh untuk menahan gempuran ribuan begundal yang ingin mengusik Hutan di mana Leluhur berkuasa atas kebijaksanaannya. Batarich Lonechair berada dalam titik kesal tertinggi sepanjang hidupnya.
Demi Buyut Qokar, apakah prajurit-prajurit Aliansi ini bangun kesiangan!? Empat puluh orang penjaga Hutan Leluhur disuruh untuk melawan segerombolan pelintas batas dengan senjata lengkap!? Ini sama saja berangkat menuju ke pemakaman kami masing-masing!!
Begitulah kiranya Batar, terbakar amarah sendirian, sembari menerima serangan demi serangan dari orang-orang yang entah dari mana asalnya ini. Qasalon? Isigalla? Pengelana Tanah Terban? Batar tidak dapat memastikan dari hanya pakaian yang dikenakan gerombolan itu. Dugaan awal bahwa mereka adalah gerombolan bandit yang sering meneror di daerah perbatasan, menggasak apapun yang mereka temui demi kepuasan bertarung mereka.
Kali ini, bandit-bandit itu datang membawa kumpulan besar, sepertinya tengah mengincar sesuatu yang ada di hutan leluhur. Mungkin, karena para bandit mengincar tempat sakral nan angker untuk dijadikan basis operandi mereka. Namun, hal seperti itu adalah penghinaan bagi seluruh rakyat Qokar, terutama bagi Batarich. Ia adalah kuncen dari tempat yang disakralkan oleh tetua, di mana para leluhur bersemayam.
Tidak bisa dibiarkan.
Pertempuran yang tiada berimbang itu berlangsung selama tiga jam lamanya. Hingga pada akhirnya, pasukan utama Aliansi turun gunung, pertempuran telah usai. Dari palagan yang penuh akan kekacauan itu, mereka menemukan satu orang yang berdiri di antara gunungan mayat-mayat.
Batarich memandang sengit barisan prajurit Aliansi yang mendekatinya. Sebuah kekecewaan besar ditampakannya kepada komandan yang menyapanya. Tiada kata yang terucap selain dua kata mengiringi kepergian Batar, dengan langkah terpincang dibantu sebongkah batang kayu.
Kalian terlambat.
===***===
Batar terbangun dari mimpinya. Mimpi yang terasa sangat nyata. Tidur siangnya terganggu oleh suara ketukan pintu rumah—atau mungkin lebih disebut pondok—yang berulang kali memekakkan telinga. Sedikit ia menggerutu mengenai tamu di siang hari itu. Segera Batar memungut dan mengenakan kaki palsu yang sudah tersusun siap di samping ranjangnya. Lalu, ia menghampiri pintu dan membukanya. Sosok gadis di hadapannya, membuat Batar menghela napas panjang. Pikirannya langsung bergulat sendiri dengan kekesalan karena tidur siangnya yang terganggu. Namun, ia tidak bisa melimpahkannya langsung, karena gadis di depannya bukanlah gadis sembarangan.
Orang yang telah menyelamatkan Batar, meminta tolong padanya. Sembari menautkan doa untuk Para Leluhur demi bisa mengiringinya.
Lonechair, dampingilah anakku ke Edea, untuk menangkan turnamen. Bawalah kembali kejayaan Qokar, seperti tatkala Kekaisaran masih menebarkan kebijaksanaannya.
===***===
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top