7b
"Mas masih marah sama Dini? Kalau udah nggak marah, Mas pasti bisa pulang malam ini." Aku mengancam dengan nada menekan tapi tetap manja.
"Ya udah, iya, Mas pulang."
"Asiiik. Janji pulang 'kan?"
"Iya, janji."
"Saya--"
Tut!
Panggilan telepon tiba-tiba saja dimatikan oleh Mas Raka. Padahal tadi ada suara perempuan yang mungkin hendak memanggilnya dengan sebutan 'sayang'
Aku tertawa geli. Pasti itu Indah, tapi aku yakin Mas Raka tak akan tahan dengan godaanku. Ditambah saat ini ia sedang dalam puncak-puncaknya. Ia pasti datang menemuiku.
Aku tunggu kamu di rumah, Mas!
***
Kuseduh teh hangat untuk menyambut kedatangan Mas Raka. Tak lupa mencampurkan serbuk obat tidur seperti kemarin. Jangan sampai ia bablas menggarapku. Aku tak sudi. Sungguh.
Kulirik jam di dinding. Sudah hampir pukul delapan malam. Segera saja aku bersiap dengan baju dinasku, tak lupa mengoles make up tipis yang sudah Karin ajarkan.
Tak lama, terdengar suara bel pintu rumah. Aku bergegas bangun. Benar saja, saat membuka pintu, Mas Raka sudah ada di depan. Ia menatapku dengan ekspresi tak percaya. Yang jelas dari sorot matanya, ia terlihat ingin menerkamku, gemas.
"Mandi dulu, Mas," ucapku.
"Nantilah, Dek. Mas udah kangen."
"Masa mau deketin, tapi bau asem?" Aku menutup hidung. Mas Raka nyengir. Kutatap wajahnya. Penasaran, apa yang ia jadikan alasan pada Indah hingga bisa menemuiku?
"Mandi dulu, ih!" Aku menepuk wajahnya saat ia mendekat. Mas Raka mengembus napas kesal. Kukedipkan kedua mataku. Berharap agar ia bisa luluh.
"Ya udah, iya."
Dengan malas ia beranjak dari ranjang. Kemudian berlalu menuju kamar mandi.
Sementara Mas Raka mandi, aku fokus membaca pesan berbalasnya dengan Indah dari gawaiku.
[Aku nggak enak sama Ibu, Bapak. Kamu janji dari kapan? Semalam aja masa nggak bisa?]
[Sebentar aja Bunda. Entar sebelum jam sebelas aku pasti balik. Bilang Ibu sama Bapak, aku pasti tidur di rumahnya.]
[Lama banget, Mas.]
[Ada urusan mendadak Bunda.]
[Ya udah, jangan ingkar lagi. Aku tungguin sama Raka kecil di rumah.]
Dih! Tungguin aja yang lama. Mas Raka nggak akan datang kembali!
Aku tersenyum tipis.
***
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top