Dunia dalam Cerita

Sedikit ocehan penulis, tentang world building.

Dunia dalam cerita Sky Venture adalah dunia yang kental dengan nuansa fantasi, lengkap dengan elemen-elemen: sihir, makhluk-makhluk mitologi (baik yang umum dikenal dalam genre fantasi, maupun yang dibuat demi kelangsungan cerita), dan aneka ras humanoid.

Selain ras manusia biasa, seperti yang kita kenal di dunia nyata (tak peduli warna mata, kulit, rambutnya) yang disebut dengan Huma, terdapat ras-ras lain. Dibanding ras lain, kemampuan fisiknya paling rendah, tetapi menjadi penghuni mayoritas di berbagai benua karena kemampuan adaptasi dan kemajuan teknologi mereka.

Yang memiliki ciri seperti reptil, dengan sisik, dan hidup di darat (walau biasanya dekat dengan rawa atau perairan lain) dan seringkali tak memiliki daun telinga, disebut Lazerta. Ada yang mengatakan Lazerta ini adalah missing link antara Huma dan ras akuatik lain, tetapi belum ada yang berhasil membuktikan teori ini.

Untuk yang memiliki ciri hewan mamalia, sedikit lebih kompleks, karena banyaknya varian. Karena itu mereka sering dikelompokkan jadi satu kategori, yaitu Aures Animalis. Namun masing-masing sub-spesies lebih suka menyebut kaum mereka sesuai dengan nama suku masing-masing.

Ras humanoid yang dapat bernapas di dalam air dan mengubah dua tungkai berjalan mereka menjadi setengah ekor ikan atau sepenuhnya ikan, secara resmi disebut Mari Populi. Namun karena dongeng tentang mereka sudah lebih dahulu menyebar sebelum ada hubungan diplomatik antar ras air dan ras darat, orang awam lebih sering menyebut mereka Mermen atau Merfolk.

Ras khas fantasi lain yang sering dikenal, seperti: Ogre, Elf, Dwarf, dan Halfling pun ada, tetapi populasi mereka bahkan lebih sedikit dari ras-ras non Huma yang sudah disebut di atas. Namun di antara semua ras yang hidup di dunia Sky Ventura, yang populasinya paling sedikit, bahkan nyaris bisa dikatakan punah adalah para AVIAN.

Menurut catatan resmi, Avian adalah ras manusia burung yang memiliki tubuh mungil dan bersayap walau tak bisa digunakan untuk terbang. Ada juga yang mengatakan bahwa para Avian dapat mengubah tangan mereka menjadi sayap yang sangat lebar untuk terbang. Sementara dongeng yang banyak beredar di beberapa area, menyampaikan bahwa Avian adalah manusia berkepala burung yang hidup di tebing tinggi.

Tak ada yang tahu kebenarannya. Karena sudah ratusan tahun, sejak perang besar-besaran antar ras, kaum Avian tak pernah lagi muncul di depan umum--kecuali dalam lagu-lagu para troubadour atau kabar burung (hahaha) yang beredar. 


Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top