Bab 9 - Bertahan
Udara di puncak gedung tidak terlalu dingin. Bisa jadi karena hawa panas pertarungan Sky sebelumnya, atau bisa jadi Jakarta hari ini cukup panas untuk menyambut pertempuran Sky kali ini. Hanya ada pemandangan gelap dengan satu cahaya kecil menyinari pintu seberang Sky yang jaraknya kurang lebih 100 meter dihadapannya.
BRAK! BRAK! BRAAAK!!! Suara pintu diseberang sana mendadak memunculkan suara keras yang mencurigakan. Sky mengira berasal dari lawannya yang kini tengah mendobrak pintu, namun semakin lama suara tersebut terus berdatangan secara beruntun dan cepat.
Mendadak pada kacamata Sky menu call aktif.
"Sky!!! Gawat...!" suara Mey terdengar khawatir menggema ditelinga Sky. Ia lalu merubah suaranya menjadi mode silent agar percakapan mereka tak didengar orang lain.
"Ada apa Mey? Apa yang Gawat?"
"Ih gawat, lawanmu itu adalah orang yang..."
CKLEK!
Belum selesai Mey berbicara, pintu diseberang Sky terbuka dengan kemunculan seorang pria berkepala botak. Bila dilihat dari pola bola mata dan pakaiannya yang compang camping, orang tersebut baru saja melewati pertarungan yang berat. Baru beberapa langkah berjalan tubuhnya juga segera tumbang.
"Sky? Kamu dengar apa yang aku bilang tadi? Hey?"
Sayangnya Sky tak lagi memperhatikan apa yang disampaikan Mey. Mata dan telinganya terfokus pada sosok yang baru saja keluar. Seorang wanita dengan perawakan oriental, rambut panjang tergerai warna kecoklatan berpakaian tanktop kulit ketat warna hitam dengan celana panjang kulit ketat warna senada dengan bajunya dan sepatu boot gelap. Melihat itu bola mata Sky tak dapat lepas dari penampilannya. Tak disangka orang yang akan ia lawan malam ini bukanlah lawan yang ia inginkan. Gemertak giginya mengaku kesialan malam ini akan sangat fatal.
"Mey! Kamu kenapa tidak bilang kalau lawanku seorang wanita?" tanya Sky dengan nada kecewa.
"Kamu yang tidak mendengarkanku dari kemarin tahu!!!" teriak Mey.
"Aduh seharusnya kamu cepat-cepat beritahu aku dong, mana mungkin aku melawan..."
"Kamu tu yang keras kepala tahu Lang!!" balas Mey. Saling salah menyalahkan.
Sky kembali menerawang perempuan di seberang sana dibandingkan pria yang tengah terbaring dengan luka babak belur disekujur tubuh. Itu berarti selama perjalanan menuju atap Seaworld sebenarnya wanita itu bukan melawan para Topeng, melainkan melakukan pembantaian besar-besaran.
"Yak! Kedua pemain telah berada diatas atap!" teriak suara juri yang menggema seluruh atap bangunan. "Silahkan kedua pemain menuju arena yang telah kami siapkan!" bersamaan dengan sorot lampu besar yang mengarah pada pusat atap yang kini terlihat jelas diantara Sky dan pemain wanita itu terbentang kolam besar. Perlahan menyembul sebuah arena berbentuk persegi ditengah kolam dengan jembatan penyebrangan diiringi suara raungan memenuhi angkasa.
"Sebentar lagi pertarungan antara Sky melawan Alice akan segera dimulai!!!" Sky tetap berusaha berjalan dengan tenang meski hati ini tetap canggung untuk harus berhadapan dengan seorang wanita diatas arena. Berbeda dengan Alice yang bertahan dengan senyum menawan namun delik matanya terus menantang lawan memberi peringatan diatas kecantikannya yang menggoda.
***
"Apanya yang gawat Mey?" tanya Pak Jenggot dengan penuh keheranan melihat anaknya yang kini berkeringat dingin menatap layar pc sedangkan tangannya bergetar memegang mikrophone yang baru saja ia pakai.
"Apa ayah tahu? Orang yang akan dilawan Langit sekarang adalah Bu Erika! Mantan wali kelasku ketika kelas 10 yah!" sambil Mey tunjukkan ponselnya yang terpampang foto Bu Erika ketika masih mengenakan pakaian guru.
"Lantas dimana bahayanya nak?" sambil Pak Jenggot membetulkan fokus kacamata hitam.
"Apa ayah tahu kenapa orang ini keluar dari sekolah?" dan Pak Jenggot hanya menggeleng pelan.
***
Sky menyusuri jembatan menuju lantai arena ditengah kolam besar. Bisa jadi ini sebelumnya adalah akuarium raksasa tempat menampung seluruh ikan yang dipertunjukkan pada para pengunjung, hanya saja sekarang ia sama sekali tak melihat satupun hewan laut yang berenang di dalamnya meski telah diterangi oleh lampu sorot arena.
Tiba ditengah arena, Sky lebih memilih untuk meneliti lawannya lebih dalam dari segi penampilan. Jika dilihat sekilas, wanita bernama Alice ini mungkin berusia diatas 25 tahun dengan pakaian yang terkesan 'berani'. Tanpa riasan namun wajahnya tetap pada kondisi kecantikan yang mampu menaklukan kaum adam. Namun raut wajah yang dingin bisa jadi perempuan dihadapan Sky tidak aka memberi ampun kepadanya.
"Kau tidak ingin berkata apa-apa?" kata Alice dengan suara lantang. Mendengar itu Sky hanya menelengkan kepala tidak paham maksud dari kata-kata barusan.
"Heh!" dengan senyum meremehkan, "paling tidak ada pesan terakhir sebelum kematian menghampirimu!"
Mendengar itu Sky tidak menjawab apa-apa dan langsung menanggapi dengan memasang kuda-kuda siap tempur. "Hoo, siap mati ya?"
"BAIKLAH!!!" suara juri KoRF kembali memenuhi angkasa. "Sesaat lagi, kita akan saksikan pertarungan antara Sky melawan penantang cantik kita ALICE!!! Peraturannya mudah saja siapa diantara kedua petarung yang pingsan, tewas, mengaku kalah atau terjatuh ke dalam kolam maka petarung dianggap kalah!!! Apakah kedua petarung siap?" dan kedua petarung serempak menganggukkan kepala dan memasang kuda-kuda siap tempur.
"PERTARUNGAN DIMULAI!!!"
Alice melakukan serangan pertama dengan menendang kaki Sky namun berhasil ditahan dengan mudah. Tak hanya satu bahkan tiga tendangan beruntun hingga yang mengarah pada perut dan kaki Sky segera ditepis. Alice terus menerus menyerang Sky di semua titik sedangkan Sky hanya bisa menangkis atau mengalihkan serangan saja. Ia tetap memegang teguh prinsip untuk tidak menyakiti wanita siapapun dan bagaimanapun kondisinya.
"Apa? Hanya segini kemampuan petarung yang loncat 200 peringkat?" seketika wanita tersebut tersenyum dengan mata meremehkan melihat Sky yang sama sekali tidak melakukan serangan. Sky hanya diam tak membalas provokasi Alice sambil tetap mempertahankan posisi kuda-kuda.
Melihat ketangguhan Sky, Alice menyerang dengan bentuk pukulan pipih seperti menebas kebagian perut Sky, namun dengan mudah Sky dapat menahan serangan tersebut kemudian. Tak berhenti disitu, Sky menarik lengan Alice hingga ditarik berputar dan saat keseimbangannya hilang, Sky segera mentakle kaki wanita tersebut hingga terjungkal jatuh. Dan saat melakukan pukulan akhir kewajah Alice, Sky menghentikan pukulannya.
"Kenapa? Kenapa berhenti? Takut?" dengan tangkas Alice yang melihat Sky lengah segera menendang kepala Sky hingga terhuyung kebelakang tepat di tepi arena. Bangkit dan kembali menatap dengan wajah dingin, itu yang ditampakkan dari Alice menghadapi lawan selemah Sky. "Sini maju lagi!" memasang kuda-kuda sambil tangannya menantang Sky.
Alice kembali melancarkan pukulan dan tendangan kearah kepala dan lengan Sky. Namun saat tangan kanan Alice menyerang, Sky kembali menarik lengan Alice dilanjut dengan posisi bungkuk menabrakkan bahunya pada tubuh Alice, dan saat terlihat celah Sky segera mengarahkan pukulan ke arah perut wanita tersebut namun dihentikan sesaat karena takut menyakiti lawannya, sehingga posisi tangan yang awalnya berupa kepalan dibuka menjadi tapak dan berakhir dengan pukulan yang sifatnya mendorong tanpa memberi luka fatal. Mendapat itu Alice terdorong cukup jauh dari posisi Sky. Wajahnya tertunduk namun dibalik itu Alice tersenyum seakan ada kepuasan tersendiri menerima pukulan Sky barusan.
Saat kembali menatap lawannya, kini Sky berada pada posisi tepat seperti awal pertarungan.
"Cih! Menarik! Tapi jangan sampai aku yang membunuhmu!!" segera bangkit, Alice kembali menyerang dengan lebih cepat dari sebelumnya. Saat ada kesempatan, Alice menarik rambut Sky dan menendangnya dengan lutut hingga terhuyung sesaat. Saat Alice akan memberi serangan susulan, Sky mengadu setiap pukulan dan tendangan wanita berambut coklat tersebut dengan siku dan lutut.
Kembali satu kesempatan diambil Alice untuk melancarkan serangan. Ia berusaha membanting Sky sambil membelit lengan kanan. Saat itu posisi mereka berdua terlentang dengan keadaan tangan Sky tengah ditarik kuat Alice sedangkan lehernya tercekik belitan kaki jenjang perempuan dingin itu. Sekuat tenaga Sky menarik lengannya agar jangan sampai patah akibat kuncian dari Alice. Dengan seluruh daya dan upaya kini Alice yang mati-matian menahan tangan Sky kini sedikit demi sedikit tertarik hingga posisi duduk. Saat jarak tangannya yang terkunci dapat diraih tangan kiri, Sky menarik dengan sekuat tenaga hingga Alice terjungkal. Tanpa menyia-nyiakan waktu Sky segera menerjang Alice dan berbalik mengunci kedua lengan Alice.
Sekejap wanita tersebut membenturkan kepalanya ke posisi belakang hingga Sky kini mundur beberapa langkah. Seolah keduanya tidak kehabisan akal dalam pertarungan kali ini. Baik itu pukulan, tendangan, maupun gelut semua dilakukan bagai petarung profesional. Namun yang paling tidak menguntungkan adalah Sky karena ia harus bertarung dengan terus mempertahankan prinsip ditengah pertandingan yang bisa melahap nyawanya kapan saja. Jika dilihat dari kondisi masing-masing peserta, Sky lah yang paling terlihat kelelahan. Posisi bertahan memang jauh memakan banyak energi dengan serangan yang ia dapatkan berusan.
"Setidaknya pertarungan ini segera diakhiri tanpa melukai nona ini," begitu pikir Sky sambil menyeka keringat yang mengalir di lehernya. Angin berhembus sejuk di atap Seaworld namun tidak dengan panasnya pertarungan. Seakan udara Jakarta tak pernah bersahabat kala Sky bertempur menjemput kemenangan. Andai air dibawah arena ini bisa diminum, bisa jadi Sky yang pertama kali menenggaknya untuk menghilangkan dahaga. Kini yang tersisa hanya bertarung atau menyerah diantara Sky dan Alice. Keduanya kini kembali berhadapan memasang kuda-kuda.
"Menarik juga bertarung denganmu, tapi sudah seharusnya pertarungan ini berakhir."
"Sebelum itu," Sky segera angkat bicara untuk pertama kalinya, "aku ingin menawarkan padamu pilihan." Mendengar itu Alice menelengkan kepala penasaran apa yang ingin ditawarkan.
"Menyerahlah! Itu pilihan yang bisa kau ambil!"
Mendengar itu, dengan senyum sinis Alice menjawab, "JANGAN MIMPI!!"
Dengat secepat kilat Alice segera memberi beberapa bogem mentah beruntun. Mau tidak mau Sky harus tetap pada posisi bertahan dan menangkis. Saat salah satu pukulan Alice dapat dialihkan, Sky segera melakukan pukulan beruntun dan tangan membentuk tapak mengarah pada perut dan bahu. Kemudian dilanjut pukulan membentuk cakar kearah wajah namun Sky segera hentikan untuk pengalih perhatian sampai akhirnya Alice hilang keseimbangan namun Sky menangkap dengan posisi salah satu tangannya telah membentuk cakar siap mencengkram leher lawan.
"Jika kau tidak menyerah juga, aku tidak bertanggung jawab nyawamu melayang," ancam Sky.
"Coba saja jika memang berani," senyum sinis mengembang menantang lelaki dihadapannya berusaha melepaskan cekikan lawan namun Sky malah mengencangkan cengkraman cakar pada tangannya.
"Baiklah," sambil Alice tetap tersenyum anggun memejamkan mata. "Aku menyerah!!"
"Alice sebagai penantang telah mengaku kalah!!" sahut juri yang suaranya mendadak kembali mengudara. "Pemenang pertarungan kali ini adalah Sky!!! Dan ia berhak naik peringkat 244 dan mendapatkan hadiah sebesar 56 juta rupiah!!!" diiringi lagu kemenangan memenuhi arena pertarungan.
***
"Fuuuh!" Mey menghela nafas panjang menyaksikan pertarungan dimenangkan Sky. Ia segera mendudukkan diri di kursi samping Pak Jenggot. "Akhirnya Sky bisa memenangkan pertarungan," sambung Mey sambil mengibaskan tangannya untuk menyejukkan tubuhnya yang sudah basah dengan keringat dingin.
"Oya kamu tadi belum cerita kenapa Bu Guru Erika dikeluarkan dari sekolah lho Mey." Mendengar apa yang dikatakan ayahnya barusan kembali membuat Mey terdiam seribu kata.
"Jadi begini yah..."
***
Sky kembali menuruni tangga gedung. Namun ketika hampir tiba di pintu keluar, mendadak lampu bangunan mati dan kegelapan memebuhi ruangan. Sekejap sekelebat banyangan mendorong dirinya hingga terpojok pada dinding kaca. Dengan hanya bermodal cahaya lampu jalan diluar gedung samar-samar ia mulai menangkap imaji tepat di hadapannya.
"Alice! Apa-apaan ini?" kata Sky terkejut dengan wanita yang kini berbalik mencengkram lehernya dengan wajah cantik namun mengerikannya itu.
"Ssssst" desis Alice mendekatkan wajahnya hingga pada jarak intim yang boleh dibilang 'terlalu dekat' untuk kedua wajah manusia berlainan kelamin. "Aku sangat ingat sekali seorang kawan yang gerakannya sama seperti dirimu, hanya saja milikmu lebih lambat daripada ia."
Sky masih diam memperhatikan apa maksud dari wanita asing ini.
"Mungkinkah kau orang itu?" mata Alice tajam memandang Sky.
"Apa maksudmu? Mungkin kau salah orang," jawab Sky sambil mencoba melonggarkan cengkraman tangan Alice.
"JANGAN BERCANDA!" tegas Alice bersamaan dengan pukulannya yang mengenai kaca dan cekikan pada leher Sky semakin kuat. Keduanya kembali terdiam saling memandang satu sama lain.
"Pertandingan ini tidak hanya sekedar adu fisik biasa. Berhati-hatilah atau tidak nyawamu dan orang yang kau cintai akan melayang!" kata Alice membuka cengkraman tangannya.
"Maksudmu?" tanya Sky, namun Alice segera merasuk kedalam kegelapan dan menghilang tanpa jejak.
Bersambung
Jangan lupa vote dan komentarnya ya! Oya sebagai catatan bahwa Alice ini bukan wanita yang sama yang ditemui Langit di supermarket pada bab sebelumnya ya. Berarti siapa ya perempuan tersebut dan apa maksud dari percakapannya dengan Langit? Tetap pantengin terus ya kelanjutan dari aksi Sky ya kawan!!!
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top