Bab 32 - Babak Terakhir (Part Final)

Hembusan angin yang begitu kencang menerpa wajah Sky menjadi sambutan awal sekaligus akhir dari permainan maut yang telah berlangsung cukup lama. Langkah demi langkah ia jalani hingga jarak antara dirinya dengan sang Raja tak lebih dari dua meter.

Jika ia kembali flashback, banyak hal yang telah ia lewati demi sampai pada level ini. Jatuh bangun ketika pertama kali bertarung melawan King hingga perjalanan mencari kekuatan baru dengan Pak Guntur, pertemuan yang tak ia duga dengan si cantik Alice, hingga hangatnya kasih sayang bernama 'keluarga' yang ia dapatkan pertama kali di asrama dan gedung bawah tanah Sekolah Angkasa Bersama Pak Jenggot dan Mey. Semua itu ia jadikan sebagai pengantar, karena tanpa mereka maka Sky alias Langit takkan bisa berada di panggung sebesar ini.

"King, kita selesaikan pertarungan yang tertunda tempo hari!"

"Heh," King lalu melepaskan jubah merah dengan motif hitam bertuliskan huruf hiragana, "dengan senang hati akan kulayani. Tidak, bahkan aku sudah menunggu datangnya pertandingan ini Sky!"

"PERTARUNGAN FINAL KORF ANTARA SKY MELAWAN KING AKAN SEGERA DIMULAI! APA KEDUA PETARUNG TELAH SIAP?"

Sky dan King menganggukkan kepala bersamaan dan segera memasang posisi kuda-kuda.

"TIGA! DUA! SATU! MULAI!!!!"

***

Pak Jenggot menyandarkan punggungnya pada sandaran kursi, mengistirahatkan sekaligus memutar hal yang tengah ia pikirkan sejak malam ini tiba. Matanya sedikit melirik anak gadisnya yang masih tergeletak lemah dengan alat pernafasan dan beberapa kabel serta selang infus menempel pada tubuhnya. Tak tahu harus berbuat apa agar putrinya kembali sadar dan menyapa ayahnya yang telah berambut putih itu. Perlahan kacamata coklat beserta topi yang selalu ia kenakan mulai ditanggalkan hingga yang tersisa adalah wajah keriput dan rambut putih tipis termakan usia.

Diremasnya perlahan telapak tangan putrinya itu dengan lembut. Hah, Mey cepatlah sadar nak. Langit membutuhkan doamu sekali lagi di pertandingan final kali ini nak, gumam Pak Jenggot.

Sepi dan sunyi, itu yang pria tua itu rasakan setelah beberapa waktu ini ia tak lagi mendengar suara ribut dari anak tomboynya itu. Ia terus mengenang momen Mey yang kini lebih ceria ketimbang sebelumnya Bersama Langit atau yang ia ingat dengan panggilan S. Gema teriakan Mey serta tawa Langit menggoda anak gadisnya itu terus terngiang dalam kepala Pak Jenggot. Berharap semua kesenangan itu kembali menghiasi sisa hidupnya.

KLING!

Ponsel Pak Jenggot menampilkan notifikasi pesan masuk. "Hmm? Pesan dari siapa ini?" Tak lama setelah ia buka pesan tersebut, mata Pak Jenggot melebar.

KOTAK PANDORA SUDAH KUDAPATKAN

Spontan Pak Jenggot berdiri hingga kursi yang ia duduki jatuh. Tak bisa dibiarkan! Kotak Pandora tak boleh berada di tangan orang yang salah!

Segera Lelaki tua itu mencari kontak seseorang dan melekatkan ponsel pada telinga kirinya.

"Halo!"

"Ja'far? Sudah lama ya kau tidak menelponku ya, hahaha."

"Jangan banyak basa basi! Sekarang kamu harus segera pulang ke Jakarta, ada hal penting yang menyangkut pasukan Jack!"

"Kenapa begitu? Bukankah pasukan hantu itu sudah lama hancur?"

"Kotak Pandora sudah dicuri!" tegas Pak Jenggot dalam telpon itu.

***

Sky berusaha menghindari pukulan-pukulan King yang begitu cepat. Sesekali ia dapat menahan pukulan King dengan cara ditangkis maupun dengan pengalihan. Dengan cepat kaki Sky menendang dagu King ditambah satu tendangan memutar dengan kaki lainnya hingga King terdorong ke samping beberapa langkah.

Tak membuang waktu, King membalas dengan tendangan lurus menyamping namun dapat dialihkan kembali. Satu pukulan menebas dari atas ke bawah hampir mengenai kepala Sky bila ia tak menahan dengan kedua tangannya, namun satu lengan King yang masih bebas meninju dada Sky dengan keras.

Setelah satu kali berguling, Sky meloncat berdiri dan menangkap satu dua pukulan King berturut-turut, lalu dengan kedua kakinya ia tendang badan dan kepala King hingga Sky sendiri terdorong ke belakang sedangkan King juga mendapatkan dampak serangan yang cukup membuatnya harus mundur beberapa langkah.

"Bagus, hosh...hosh," King lalu kembali memperbaiki posisi kuda-kudanya, "kau semakin pantas kukalahkan Sky. Bukan, Kapten S yang terhormat." Tatapan King semakin tajam pada lawan dihadapannya.

"Apa maksud kata-katamu? Siapa yang kau maksud S?"

"Tidak perlu mengelak lagi atau beralasan 'amnesia'. Kami sudah menemukan data-datamu beserta masa lalumu. Pertarungan kita 5 tahun yang lalu akan kita selesaikan sekarang juga!" Semakin lama King mendekatkan posisi dirinya dengan Sky.

"S atau siapalah namanya aku tak peduli, yang terpenting sekarang adalah menuntaskan segalanya agar tidak ada lagi permainan busuk macam KoRF!" Mendadak suara Sky semakin tinggi.

"Buktikan kalau kau mampu menghancurkan lingkaran setan ini S!"

King meloncat sambil mengarahkan satu tendangan lurus ke arah leher Sky, namun kembali dapat dimentahkan sekaligus memberi pukulan menebas pada leher King.

Masih tak dapat dijatuhkan, kini King menendang tepat pada kaki dan perut samping Sky walau keduanya dapat ditahan hingga diakhiri satu tendangan dari kaki lainnya dengan efek loncatan hingga hampir mengenai kepala Sky bila tak lawannya tangkis.

Satu pukulan dari dua tangan King mengapit kepala Sky, dan serangan itu dapat kembali ditahan dan dengan cepat Sky menendang perut King menggunakan lutut, tapi itu tak memberikan luka yang berarti hingga King menahan tangan Sky dan melempar ke belakang sambil posisi rolling.

Karena masih pada posisi terduduk, King mengambil satu langkah dan menendang dari posisi bawah mengarah ke kepala Sky, tapi kali ini telak mengenai kening kiri hingga Sky terjatuh. Dan ketika Sky membuka mata, King sudah di atas kepalanya mengarahkan satu tendangan yang akan mendarat pada wajahnya. Beruntung pemuda bertopeng itu sempat berguling ke samping. Dan untuk mengulur waktu, Sky juga melakukan tendangan bawah mengincar kaki King namun berhasil dihindari.

NGIIIIIIING!!!

Saat Sky akan bangkit, mendadak kepalanya sakit akibat tendangan King. Berbagai memory bermunculan di kepala Sky termasuk pertarungan dengan King saat mereka masih menjadi pasukan Jack lima tahun silam.

"Heeah!!!" Sky mengabaikan sakit yang ia derita dan kembali maju dengan tinju kanan melesat.

Saling tinju, tahan, tangkis, menghindar dan mengalihkan. Aura malam itu terasa lebih panas dibandingkan udara Jakarta malam itu yang kini terbakar akan dua pendekar berilmu tinggi.

Dengan bentuk tangan menyerupai cakar, Sky mencengkram leher King. Dengan satu loncatan kecil, Sky menarik kepala King hingga membentur lantai arena dan kepala lawannya itu kini mengalir darah segar. Tak mau berlama-lama, kepala King yang masih ditahan Sky melawan hingga Sky melepaskan cengkraman sedangkan instingnya menyeru untuk juga melakukan loncatan kecil, dan benar saja bahwa King melakukan tebasan dengan kedua tangan sehingga Sky dapat terhindar.

Selagi di udara, Sky kembali berhasil menendang kepala King dan membuatnya terdorong ke belakang. Meski belum kondisi penglihatan belum stabil, Sky menerjang lawannya dan memberi tinju dengan kedua tangan mendarat pada perut serta dada King, lalu diakhiri menggunakan tendangan berputar yang jatuh mendorong leher serta pundak King hingga pada posisi hampir berlutut, namun sayangnya tenaga King jauh lebih besar hingga kepala King dapat menahan dorongan kaki lawan meski hampir mengenai lantai arena. King lalu menatap sesaat lawannya itu dan mengerahkan tenaga hingga dirinya kembali tegak sedangkan Sky hanya bisa terdiam.

"Masih kurang!!!" King meninju perut Sky hingga terdorong mundur beberapa kaki.

Sekali lagi, Sky memasang posisi siap tempur. Di dalam topeng itu, Sky masih terbakar gelora semangat tempur hanya demi mengakhiri permainan terkutuk ini.

Perlahan suara gemuruh langit menciptakan keributan setelah sekian lama menjadi saksi pertarungan besar memperebutkan posisi Raja. Sky dan King sama sekali tak bergeming hingga titik demi setitik tetesan hujan membasahi arena lapangan udara di atas gedung Jakarta Theater. Lambat laun hujan semakin deras, sedangkan kedua lelaki yang masih beradu pandang itu posisinya sudah semakin dekat, tinggal menunggu salah satu diantara mereka untuk melancarkan serangan pertama. Keduanya saling mengejar nafas untuk mengembalikan tenaga yang ada. Satu ronde berikutnya harus segera mengakhiri atau yang tersisa hanya penyesalan, itulah yang dipikirkan Sky dan King.

Sky menerjang dengan sikut mengarah pada dagu King, dan serangan tersebut berhasil dimentahkan. Lalu satu tinju dengan keras mendarat pada pipi Sky, namun kali ini ia mengabaikan rasa sakit yang menjalar ke kepalanya dan membalas dengan satu tendangan memutar dari belakang yang mengenai kepala King pula.

Tendangan ganda yang diarahkan ke perut dan kepala Sky dapat ditangkis dan ditangkap. Kala itu King tak dapat berkutik banyak karena kakinya diangkat setelah satu kaki lainnya ditendang Sky sehingga dirinya kehilangan keseimbangan, kemudian dilanjutkan satu tendangan keras mengarah ke perut sehingga King terpental dalam posisi telentang dan terseret beberapa kaki.

Tak membuang waktu, King meloncat berdiri dan segera mencengkram leher Sky yang saat itu akan menyerangnya kembali. Cekikan yang begitu kuat hingga Sky tak bisa sedikitpun melonggarkan tangan lawannya itu.

"Setelah ini, sejarah akan membuktikan kalau akulah Raja yang pantas menjadi petarung terkuat!" seringai King begitu menyeramkan disertai mata yang begitu bernafsu menjaga tahta yang ia miliki.

"Ma-s-sih b-bel-lum t-t-nt-u..." Sky mati-matian mencoba melonggarkan cekikan King, hingga pukulan bertubi-tubi dengan tangan serta siku diarahkan. Setelah berbagai cara dilakukan, tak sengaja Sky memutar tubuhnya dan karena tangan King licin akibat hujan, Sky dapat meloloskan diri serta memberikan satu serangan dari siku yang menghantam pelipis kanan King.

Kini keduanya saling memburu nafas. Tak ada dari mereka yang mencoba mengalihkan pandangan sedikitpun.

***

"Jadi kau sudah membangkitkan kekuatan sesungguhnya dari serum Stark? Pantas bila kita menduduki posisi Raja! Kalau begitu, ayo S! Bersama denganku menjadi Raja petarung dan menaklukkan negara yang busuk ini seperti saat kita menjadi Kapten di Jack."

Sky perlahan mulai angkat bicara setelah tenaganya terkumpul, "kau salah memahami kekuatan. Memangnya setelah kita menjadi yang terkuat mau melakukan apa lagi? Menindas dan memainkan yang lemah demi nafsu kita? Tidak ada bedanya dengan hewan di hutan, bukan!?"

"Hewan? Bukankah hewan dan manusia sama-sama ciptaan Tuhan? Wajarlah bila manusia dan hewan saling memangsa yang lemah dan menjadi puncak entitas tertinggi di muka bumi ini!" Kemudian King melanjutkan perkataannya, "S, zaman sudah semakin berubah. Kau tidak bisa selamanya naif mempertahankan idealis-mu itu. Sudah waktunya kita menunjukkan siapa yang terkuat pada orang-orang di luar sana agar mereka tunduk dan ikut akan arus perubahan yang akan kita ciptakan!"

Sky menggelengkan kepala. "Tidak, jalan hidupku sudah bulat walau zaman telah berubah bagaimanapun bentuknya."

"Kelihatannya kita takkan bisa menyamakan ide, lebih baik orang sepertimu harus mati daripada menjadi penghalang jalan!" posisi tangan dan kaki King pada posisi siap.

"Walau dimasa lalu kita pernah berkawan, namun selama aku memiliki kekuatan ini," Sky mengangkat kepalan tangannya ke depan dada, "AKU AKAN MENJAGA DARI KALIAN YANG BERWATAK HEWAN DAN MENGHENTIKAN KEGILAAN INI!" pemuda dengan kacamata dan penutup mulut hitam itu dengan gerakan patah dan cepat membentuk kuda-kuda cukup rendah dengan satu kepalan terangkat setinggi dada sedangkan tangan kiri membentuk telapak pipih siap menebas.

Hujan yang mengguyur tak dapat mendinginkan panas pertandingan KoRF yang dihelat sekali dalam sejarah seseru ini. Di dunia maya, pertarungan yang disaksikan secara live oleh para pemain KoRF terutama di lantai bawah Jakarta Theater dan masyarakat yang mendapatkan akses khusus ini sudah sejak awal memberi dukungan pada kedua pemain, terutama pada Sky yang kini menjadi satu-satunya pemain yang berhasil berhadapan dan bertahan selama bertarung melawan sang Raja yaitu King.

NGIIIIING!!!

Dibalik kacamata hitam itu, Sky memejamkan matanya karena arus memory yang kembali ia ingat. Apa ini? Kenapa ada empat orang bersama diriku? Kotak hitam apa yang ada di depanku ini? Secara bersamaan, tiga orang lainnya yang juga mengelilingi kotak hitam itu memandang Sky dengan berbagai ekspresi. Dua diataranya menunjukkan wajah yang serius, King adalah salah satu dari mereka. Sedangkan satu orang lainnya memberi senyum yang entah menyiratkan sebuah pujian atau malah rencana dibalik wajah bersahabatnya itu.

Tak memberi respon apapun, Sky membuka mata dan kembali menatap lawannya dengan serius. Dengan perpaduan fisik, pengetahuan serta jiwanya yang semakin berkobar, Sky merasakan suatu energi baru yang mengalir pada tubuhnya yang menjadi kekuatan tambahan. Kini, satu ronde terakhir ini harus menentukan siapa yang berdiri terakhir. Apakah King yang akan mempertahankan tahta, atau malah Sky sebagai pendatang baru yang akan mengakhiri KoRF?

***

Sky dan King saling beradu tendangan. Satu tinju melesat dan mengenai pipi Sky dan tinju lainnya yang diarahkan pada dada Sky. Namun dapat ditangkis serta Sky memberi balasan dengan terjangan bahu yang mendorong King mundur.

Pukulan demi pukulan Sky mulai arahkan dengan kecepatan yang tidak seperti sebelumnya sehingga King hampir kepayahan menahan semua serangan lawannya itu. Satu tendangan menghantam lutut King yang membuatnya goyah dalam posisi kuda-kuda, disusul satu tendangan lurus mengarah dada King. Saat itu pemuda dengan tubuh kekar tanpa kain yang menutupi badan bagian atas itu meluncurkan tinju keras pula hingga kedua serangan itu saling beradu dan berakhir seri hingga King memundurkan posisi tubuhnya. Namun itu adalah kesalahan fatal karena Sky yang tak memberi kelonggaran langsung meloncat dan menendang wajah King begitu keras. Semakin lama King makin mundur dan keseimbangan mentalnya goyah.

Apakah ini kekuatan serum Stark yang sebenarnya? Luar biasa kau Raja kami!

King menahan tubuhnya dengan kaki kanan menghentak ke belakang, kemudian menendang kembali dada dan dagu Sky yang membuat lawannya itu terpental, namun Sky dapat mendarat dengan aman dan memperbaiki kembali kuda-kudanya yang saat itu ada satu pukulan yang hampir mendarat di depan wajah Sky, namun dapat ditahan. Lalu satu pukulan dari tangan kiri King juga dapat ditahan. Kini keduanya saling menyilangkan tangan dan beradu kekuatan, hingga Sky semakin merendahkan posisi badan akibat kalah saing fisik.

Dengan satu dorongan, Sky mementalkan kedua tangan King. Dan saat King memberi serangan tebasan dari serong pada leher Sky, pemuda berbaju hitam itu menahan dengan tangan kirinya sedangkan tangan kanannya sudah bersiap menempelkan empat jarinya memberi jarak tepat di depan dada King.

Apa?! Pukulan satu inci?! Jurus ini kan milik orang itu?!

BAAAAKH!!!

Satu hentak dan King pun terdorong cukup jauh akibat pukulan satu inchi milik Sky. Tanpa membuang kesempatan, Sky segera menghantam kepala lawan dari dua arah begitu keras hingga King kini mengalami shock. Matanya mulai mencoba memfokuskan pandangan, namun yang ia lihat kini adalah pukulan beruntun yang mengenai wajah dan dadanya sendiri, lalu satu pukulan terakhir Sky dengan satu jari tengah ditekuk lebih tinggi sehingga tinju tersebut lebih tajam daripada tinju biasa menghantam dada bagian kiri King.

"UHUK!!!" King memuntahkan banyak darah setelah pukulan tersebut, dan perlahan ia mundur beberapa langkah hingga dirinya tumbang seketika.

King, yang telah mati-matian bertarung demi tahta yang ia umbar kini malah berbaring menatap langit Jakarta dibawah guyuran hujan. Luka di sekujur tubuh membuat pria itu tak kuasa bangkit, hingga yang tersisa hanya nyawa yang ia miliki.

"RRRAAAARGH!!! S! Aku tidak terima dengan kekalahan ini!" namun Sky tak bergeming dan hanya berdiri menatap lawannya yang terus berteriak tak karuan meski tak bisa lagi bangkit.

"Hitungan mundur dimulai!" seru suara juri. "SATU! DUA!.."

"Apa-apaan ini!? Sejak kapan ada peraturan seperti itu? Hei Juri! Aku masih belum pingsan maupun menyerah!"

Suara sistempun kembali bergema, "meski demikian, bila salah satu pemain tak kunjung bangun dan terus terbaring demikian maka juga dianggap tak mampu melanjutkan pertarungan dan akan kami hitung mundur pula."

"Sial!!!" King tetap bersikeras untuk bisa setidaknya bangun, namun tak ada satupun sendi maupun tubuhnya sendiri untuk membantu pemilik tubuhnya.

"LIMA! ENAM!" disamping itu, sistem masih terus menjalankan hitungan mundur dan itu membuat King semakin tak sabar untuk terus memaksakan tubuhnya itu. Perlahan-lahan King mulai mengangkat kepala, lalu badan dan diikuti tangan dan kaki yang menopang agar seluruh tubuh King hingga akhirnya dapat berdiri meski tak setegak lawan di hadapannya. Sky.

"Lih-t! Aku mas-ih bi-sa bertarung la-i S," susah payah lelaki itu bertahan agar tetap berdiri dan selangkah demi selangkah ia dekati kembali Sky.

Mengetahui lawannya sudah tak pantas untuk dilawan, Sky hanya berdiam diri tanpa melakukan apapun. Hingga dirinya berjarak satu kaki di depannya-pun, Sky sama sekali tak merespon kedatangan King.

"Habi-s lah k-kau S-Sky, hosh, hosh...," King memberi satu pukulan lemah yang bahkan tak bisa disebut sebagai serangan dan hanya mendarat pada dada Sky. Namun setelah itu, King jatuh telungkup dan tak sadarkan diri.

King. Di balik topeng itu, Sky menyeringai menatap orang yang pernah menjadi kawan satu pasukan dengannya di masa lalu.

"PERTARUNGAN FINAL KORF DIMENANGKAN OLEH SKY!" lagu selebrasi kemudian menggema di atas angkasa demi menyambut pemenang baru untuk pertama kalinya dalam sejarah. "SKY KINI BERHAK MENYANDANG DIRI SEBAGAI KING YANG BARU, DAN MERAIH HADIAH UANG SENILAI SATU MILYAR RUPIAH!!! SELAMAT KEPADA SKY!"

"Akhirnya...," Sky kemudian menatap langit yang masih setia membasahi bumi Jakarta malam itu. "Akhirnya aku bisa memenangkan pertarungan ini dan menyelamatkan Sekolah Angkasa serta Mey, tinggal mencari cara untuk menghentikan pertandingan ini agar tak lagi menjadi permainan maut."

***

Gegap gempita para pemain KoRF menyambut kemenangan Sky hingga ramai menyelimuti Jakarta Theater, sedangkan para pasukan penjaga gedung terduduk pasrah karena mereka gagal menjaga dan menahan arus massa.

Satu-persatu mereka yang menjadi pemain KoRF mendapatkan notifikasi e-mail pada ponsel mereka. Pesan dari penyelenggara KoRF berisi perintah untuk mengkonfirmasi bahwa e-mail telah diterima dengan satu tombol link.

Saat tombol link tersebut ditekan, muncul lagi pop up pesan yang berisi bahwa mereka yang merupakan pemain menerima hadiah atas partisipasi mereka pada pertarungan KoRF selama ini. Tak tanggung-tanggung seratus juta rupiah bagi setiap pemain, menyebabkan euphoria susulan yang benar-benar tak di duga. Impian menjadi orang kaya melalui pertarungan maut yang telah mereka lalui selama ini tak berakhir sia-sia.

Salah satu pria dengan rambut panjang tergerai berdiri menyandar pada dinding toko, tersenyum simpul memandangi ponsel pintar di tangannya itu. "Terima kasih, Sky dan Alice. Kalian telah mengabulkan harapan kami para pemain KoRF," ujar Ringgo memandangi kegembiraan para pemain KoRF yang telah berjuang membantu Sky menuju partai final.

Disamping itu, para Topeng yang juga ikut andil dalam pertempuran ini mendapatkan rezeki yang tak mereka duga. Mulai dari uang, perhiasan, pakaian hingga barang-barang lainnya yang mereka jarah dari berbagai toko, restoran bahkan bioskop. Bagi orang-orang ini, penyerbuan ini adalah aksi Topeng paling besar yang pernah mereka lakukan.

***

DOR! DOR! DOR!

Terkejut akan tembakan pistol barusan, Sky mencari sumber suara hingga ia dapati seorang pria berdiri di depan pintu yang menghubungkan pada tangga yang menjadi akses ke lantai rahasia gedung ini. Kemudian pria tersebut berbalik, dengan menampilkan wajah tertutup topeng putih berhiaskan coretan cat membentuk garis mata dan bibir tersenyum. Rupanya orang tersebut menembak kamera-kamera yang menjadi alat untuk merekam secara langsung pertarungan barusan.

"Ahaha, selamat kepada anda Raja Sky, atau bisa saya panggil dengan sebutan King yang baru," pria itu kemudian membungkukkan badan memberi hormat.

DOR!

Lelaki misterius itu lalu menembakkan kembali pistol di tangan kirinya itu ke arah kaki Sky amun dapat dihindari Sky. Pistol tersebut terus ditembakkan sambil pria itu berlari hingga Sky juga ikut mundur menghindari terjangan peluru. Namun tak disangka saat pria itu sampai di dekat tubuh King, pria tersebut menggendong King sedangan satu tangan lainnya mengarahkan moncong pistol ke arah Sky.

"Terima kasih atas pertunjukkan anda pada pertandingan KoRF. Dengan begini, maka lengkap sudah susunan para Raja. Tinggal menemukan keberadaan Kotak Pandora. Hahaha!"

"Apa maksudmu susunan Raja dan apalagi itu Kotak Pandora?" Sky hendak maju sambil mengarahkan pistol peluru karetnya, namun langkahnya tertahan karena lelaki bertopeng putih itu juga masih menodongkan pistol miliknya pula.

"Heh, anda tidak perlu banyak tahu untuk sekarang. Kita akan bertemu lagi di panggung pertarungan yang lebih seru. Sampai jumpa lagi, wahai Raja kami." Pria tersebut lalu melemparkan bom asap yang menutupi pandangan seluruh lapangan udara, dan beberapa detik berikutnya lelaki misterius beserta King lenyap dari pandangan.

Sepertinya aku masih belum bisa lepas dari lingkaran setan ini. Apa yang sebenarnya terjadi dibalik semua ini? Sky melangkah dengan gontai sambil menanggalkan kacamata dan masker miliknya hingga terlihat luka-luka yang bersarang pada wajah Langit.

Bersambung?

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top