Bab 14 - Kau Masih Sama...

DUAAARRRR!!!!

Tubuh Sky dan Alice terlempar keluar dari bangunan pabrik rokok tersebut. Gedung besar yang baru saja dilangsungkan pertandingan KoRF kini dilahap si jago merah. Tak satupun tanda-tanda kehidupan dari Monyet Bersaudara yang sebelumnya masih satu ruangan dengan mereka. Entah mereka telah melarikan diri atau bisa jadi telah terpanggang hidup-hidup di dalam sana.

"Kenapa bisa ada ledakan di tempat ini?" tanya Sky menatap penuh serius pada Alice.

"Seperti yang kuduga, pasti ada yang tidak beres dengan pertandingan ini."

"Kuduga?" tanya Sky mengulang perkataan Alice. "Maksudmu kau sudah tahu ini dari awal?"

"Begini...," sebelum Alice melanjutkan penjelasannya muncul sejumlah orang berpakaian serba hitam dengan topeng putih muncul dibalik bayang-bayang malam. Masing-masing dari mereka membawa senjata api dan berbagai senjata jarak dekat baik itu golok maupun arit. Jumlah mereka lebih dari dua puluh bahkan bisa jadi lebih.

"Kelihatannya kita harus menghajar semua Topeng," kata Sky yang sudah siap dengan kuda-kudanya. Alice masih terdiam memandangi sekeliling mereka.

"Jangan!" seru Alice menatap Sky dengan mata yang sangat serius berbeda dengan dirinya sebelumnya. "Pasukan ini ditugaskan khusus untuk menghabisi kita. Kalau kita ladeni takkan ada habisnya."

"Bagaimana mungkin? Bagaimana kau bisa tahu hal itu?" Sky semakin kebingungan dengan Alice yang kini menjadi sangat tahu apa yang ada di balik kejadian yang menghadang mereka.

"Tidak ada waktu aku menjelaskan. Sekarang kita harus lari secepatnya dari sini! Sekarang dimana sepeda motor yang kau kendarai tadi?"

"Aku menyembunyikannya di dalam pos satpam luar gerbang," jawab Sky sambil menunjuk pintu besi besar di belakang para Topeng.

"Ikuti instruksiku!" seru Alice dan Sky mendekatkan posisi berdirinya bersisian dengan wanita disampingnya. "Saat ini kita harus saling bekerjasama mendobrak kepungan mereka hingga kita mencapai motormu dan keluar dari tempat ini!"

"Kau yakin cara ini berhasil?"

"Kita takkan pernah tahu sampai kita mencobanya. Karena kita dulu juga pernah memakai cara ini," jawab Alice dengan penuh percaya diri.

Sekejap Sky mencoba menatap wajah Alice setelah mendengar pernyataan wanita berambut coklat itu barusan. Entah bagaimana setelah beberapa momen mengerikan dan menyebalkan yang pernah ia lalui bersama, ia merasa Alice sebenarnya lebih dekat dari apa yang ia duga.

Siapa dia sebenarnya? tanya pemuda tersebut dalam hati kecilnya.

NGIIIIIIIING!!!

Kembali suara dengung itu mengganggu telinganya disertai gambaran masa lalu yang berseliweran di pikiran Sky. Sebuah imaji sepasang pemuda pemudi dengan seragam khusus tengah dikepung oleh musuh dengan jumlah yang sangat banyak. Wanita disamping pemuda tersebut menengok dan hanya menganggukkan kepala dan keduanya segera maju menerjang lawan dihadapannya secara bersama-sama. Wajah wanita tersebut sangat serupa dengan Alice.

Wajah Alice? Apa aku mengenalnya? Siapa dia sebenarnya? Sky memegangi kepalanya yang pening akibat kemunculan masa lalunya secara tiba-tiba itu.

"Sky!" kata Alice menatap pria disampingnya yang juga bersiap memasang posisi siaga. Kala itu Sky sempat terdiam saat memandang wajah Alice untuk kesekian kalinya. "Ayo!"

"Hem!" jawab Sky.

Keduanya mulai maju menyerang pasukan Topeng tersebut. Sky dan Alice mulai menunjukkan kebolehan mereka tanpa terpisah jarak agar bisa saling melindungi partner mereka. Sesekali Sky dan Alice saling merangkul dan melakukan serangan berpasangan. Anehnya gerakan itu begitu lancar seolah mereka memang sudah pernah bersama dan melakukan latihan itu berulang kali. Satu demi satu lawan yang mengepung mereka mulai berkurang. Disaat yang cukup genting Alice mulai mengeluarkan pistol dan mengarahkan moncong senjata tersebut pada lawan yang mencoba mendekati mereka. Perlahan mereka mulai mendekati bangunan kecil di luar area pabrik.

"Hei! Kenapa kau menembaki mereka?" jerit Sky.

"Tidak ada waktu untuk berpikir kemanusiaan Sky! Sekarang pilihannya hanya hidup atau mati!"

Mendengar itu Sky tak bisa berkata apa-apa dan segera meraih pistol pada tangan Alice dan menundukkannya. Ia menatap Alice dengan tajam dan sebaliknya wanita itu juga ikut menatapnya dengan serius.

"Kau dari dulu tidak pernah berubah ya. Masih naif ya sampai hari ini," kata Alice dengan senyum di bibirnya.

"Apa maksudmu Alice?"

"Sky!" seru Alice menarik lagi pistol dan mengarahkan pada musuh yang semkin mendekat. "Aku akan menahan mereka disini, kau ambil sepeda motormu dan jemput aku!" pinta Alice.

"Kau yakin mampu?"

"Jangan pikirkan aku! Cepat ambil motormu sekarang Sky!" tegas Alice hingga pemuda tersebut mulai masuk pada bangunan kecil berukuran 4x4x3 meter itu.

Apa maksud Alice barusan? Apa benar ia mengenalku? gumam Sky.

Sekejap Alice melirik sedikit bayangan Sky yang berusaha masuk ke ruangan dibelakangnya. Lalu ia hadapkan kembali wajahnya pada para Topeng yang mulai berdatangan dengan pasukan bantuannya. Entah bagaimana suasana ini membawa dirinya pada nostalgia yang pernah ia alami.

Hingga hari ini kau tidak pernah berubah ya. Selalu saja memperhatikan kawan timmu. Senyum mulai menghias wajah Alice meski pistol hitam itu terus ia tembakkan pada kumpulan Topeng dihadapannya.

BRAAKKK!!!

Suara pintu hancur dari arah bangunan security. Terlihat Sky membawa motor sport dan mendekati Alice.

"Ayo naik Alice!"

"Tunggu!" Alice melemparkan granat pada gerombolan Topeng tersebut dan langsung loncat menaiki kursi penumpang dibelakang Sky.

"Cepat tancap gas Sky!"

Dalam beberapa detik benda yang dilemparkan Alice mulai memunculkan kilauan cahaya silau dan suara yang sangat mengganggu pendengaran yang membuat musuh sulit melihat. Itu adalah Flashbang.

***

"Kita mau kemana sekarang?"

"Tambah kecepatan!" seru Alice.

"Apa maksudmu?"

Beberapa detik berselang muncul kilatan cahaya yang menerpa kendaraan milik Sky. Pada kaca spion terlihat beberapa kendaraan mulai memacu kendaraannya mendekati motor Sky. Mulai dari motor hingga mobil jeep berisi orang-orang yang siap menembak dan menghabisi mangsanya.

"SKY!" seru Alice menegaskan pada pria pengendara di depannya.

"Pegangan yang kuat!" Sky mengubah mode kecepatannya menjadi Sport+ dan menambah pacuan gas hingga keduanya saling menunduk untuk menghilangkan gaya gesek angin yang menerpa serta kecepatan kendaraan dapat semakin meningkat.

Beruntung jalanan ibukota sepi sehingga Sky dapat memacu kendaraannya sekencang mungkin tanpa hambatan namun itu juga menjadi kerugian karena tidak ada penghalang yang bisa digunakan untuk menghalau para Topeng yang terus mengejar mereka.

Satu demi satu mereka mulai melancarkan beberapa tembakan yang diarahkan pada Sky dan ban motornya. Untuk menghalanginya, Alice juga mengeluarkan pistol dan menembaki gerombolan pengejar tersebut. Satu demi satu kendaraan yang di tunggangi para penjahat mulai berguguran bahkan sampai mencelakai kendaraan yang ada di belakangnya.

Sedangkan Sky masih berkutat dengan dengan konsentrasi pada depan jalan yang ia lewati sambil melakukan maneuver untuk terus menghindar dari serangan para Topeng. Ia terus memacu kecepatannya hingga batas maksimum sedangkan tembakan-tembakan dibelakangnya menyulitkan dirinya untuk menyeimbangkan motornya untuk tetap mempertahankan kecepatan pada kondisi seperti ini. Sky mengarahkan kendaraannya pada jalan yang mulai menukik keatas jalan layang. Hingga tepat di hadapan mereka terbentang gerbang jalan tol antar kota dengan palang pintu yang telah tertutup karena sudah masuk waktu Night Hour ia tetap terobos jalan itu.

"Kau ingin kemana Sky?" tanya Alice namun pria di depannya itu tidak menjawab dan masih fokus dengan jalanan di depannya itu.

"SKY!" teriak Alice.

Namun teriakannya itu malah berbuntut pada terjangan Sky menembus sisi jalan tol yang masih tertutup oleh beberapa potongan kayu dengan lampu berkedip tanda dilarang masuk. Matanya terus mengawasi peta yang terpampang pada layar kacamatannya mencari cara bagaimana bisa lari dari kejaran para penjahat.

"Tuan!" seru Pak Jenggot yang tengah menghubungi Sky. "Setelah ini anda terus ikuti jalan tersebut hingga pada sebuah persimpangan kemudian anda masuk pada jalan yang masih di tutup. Sampai saat itu anda jangan menurunkan kecepatan dan saya izinkan untuk menggunakan 'itu' agar anda selamat."

"Terima kasih atas infonya pak!"

"Lang!!!" kini teriakan Mey terdengar pada telepon tersebut. "Kamu harus pulang dengan selamat ya!"

"Ya! Doakan aku ya!"

"Kau ingin membawa kita kemana Sky? Mereka masih terus mengejar kita!" kata Alice sambil tetap mengarahkan moncong pistol tersebut ke belakang.

"Alice pegangan yang erat!"

"Untuk apa?"

"Sudah lakukan saja Alice!" seru Sky dengan nada tinggi.

Tanpa pikir panjang wanita tersebut memeluk erat tubuh Sky. Ada sekilas rasa yang menyengat pikirannya hingga wajah Alice terlihat merah. Meski mereka dalam kondisi genting namun jantungnya tetap berdebar setiap detik ketika ia mulai merekatkan tubuhnya pada pemuda di depannya. Merasa nyaman dan entah pertanyaan itu terus berkutat mengapa ia dengan spontan melingkarkan lengannya pada orang ini padahal sebelumnya mereka adalah saingan dalam pertandingan ini. Alice mulai larut dalam pelukannya.

Sky mulai meningkatkan kecepatan hingga batas maksimum. Namun tetap saja tidak menyurutkan kejaran para Topeng tersebut bahkan jumlah mereka bertambah banyak. Saat motor hitam tersebut sampai pada persimpangan jalan, Sky mengambil jalan yang ditutup oleh pembatas jalan berupa kayu dan tanda dilarang masuk.

"Sky! Jalan ini buntu!"

"Aku sudah tahu itu! Pegangan yang kuat!" Sky segera menekan tombol pada gagang motor sebelah kiri dan bersiap membungkukkan tubuhnya.

KLIK!

BOOOM!!!

Dalam sekejap kecepatan motor bertambah 3 kali lipat sehingga menyebabkan dentuman yang kencang memecah dinding angin yang terus menerpa mereka. Speedometer mulai menunjukkan angka 300 km/h sedangkan di depan sana sudah tepat cahaya lampu motornya sudah memberi imaji jalan tersebut sudah tidak ada dan baru beberapa puluh meter kedepan baru ada jalan yang bisa mereka lalui. Ternyata jalan ini merupakan salah satu jalan tol yang masih pada tahap pembangunan.

Tanpa ragu Sky terus memacu kendaraannya itu. Pada detik terakhir sebelum sepeda motor itu meloncat, sempat terbesit ketakutan pada Sky hingga jantungnya berdebar cepat. Detik demi detik terasa lambat kala loncatan gila itu terjadi. Para Topeng hanya bisa melihat takjub dan tak percaya melihat lawan yang mereka kejar ternyata meloncat melewati konstruksi jalan tol yang berjarak jauh dan tak mungkin dengan kecepatan kendaraan yang mereka tunggangi itu melakukan hal yang serupa. Beberapa motor dan mobil di barisan depan yang ragu mendadak berhenti mengakibatkan kendaraan dibelakang melakukan rem mendadak dan menabrak kendaraan yang berada di depan. Alhasil beberapa dari mereka jatuh pada jurang jalan tersebut. Sedangkan motor Sky berhasil sampai di seberang dan segera melarikan diri.

***

"Sky! Turunkan aku disini," pinta Alice. Sky pun menghentikan kendaraannya di tengah jalan dimana sekitar mereka hanya ada bangunan pertokoan tua yang terlihat usang dan tak dihuni lagi.

"Terima kasih atas bantuanmu Sky."

"Tidak apa-apa. Sudah menjadi keharusan untuk saling menolong seperti kejadian barusan. Tapi sebelum itu ada yang ingin aku tanyakan padamu."

"Apa itu?" tanya Alice memiringkan kepalanya.

"Mengapa kita dikejar-kejar seperti tadi? Kenapa mereka mengincar kita sampai segitunya bahkan memasang bom di arena bertarung? Sepertinya tadi kau ingin menjelaskannya."

Alice mencoba menenangkan dirinya lalu menatap kembali pria dihadapannya itu. "Sudah kukatakan sebelumnya, KoRF bukan hanya permainan adu fisik biasa dan kau harusnya paham ketika pertarungan kita sebelumnya di area seaworld."

"Ya tapi saat itu memang keputusan dari panitia dan menurutku wajar saja bila mereka melakukan sedikit perubahan di tengah pertandingan. Tapi yang kita alami barusan apakah itu juga alamiah diperintahkan panitia? Penyerangan Topeng kali ini diluar dari pertandingan. Apa menurutmu ini juga hal yang wajar?"

"Maka dari itu," ucap Alice dengan mencondongkan tubuhnya kearah Sky, "KoRF adalah pertandingan yang tidak biasa. Disamping diadakan secara rahasia, juga terdapat banyak orang yang terlibat dalam pertandingan ini."

"Apakah hal ini juga dialami oleh pemain lainnya? Atau hanya aku saja yang diincar?"

"Entahlah. Namun yang jelas masing-masing peserta KoRF memiliki ambisi untuk memenangkan pertandingan ini. Maka tidak heran bila salah satu atau lebih dari mereka menggunakan cara kotor seperti menyewa jasa Topeng," jawab Alice.

Pemuda tersebut mulai melipat kedua tangannya dan tetap merasakan sebuah keganjilan. Otaknya terus berputar mengingat setiap keanehan yang dialaminya hari ini. "Satu hal lagi yang ingin kutanyakan.

"Ya?"

Sky menegakkan kepalanya dan menatap mata Alice dengan serius. "Apa kita pernah saling kenal? Kau selalu mengatakan 'masih seperti dulu' atau 'tidak pernah berubah'. Apa kau memang mengenalku?"

Alice hanya bisa tersenyum dan mengangkat kedua bahunya. "Yah entahlah. Mungkin aku salah orang ya." Perempuan tersebut mencoba melirik bagaimana reaksi Sky dan benar saja lelaki itu kini hanya bisa tertunduk dengan berbagai teka-teki di kepalanya.

"Sudahlah! kita berpisah disini. Sampai bertemu lagi di lain waktu." Alice mulai meninggalkan Sky.

"Tunggu!" Sky menghentikan wanita berpakaian serba hitam tersebut. "Pakai ini agar kau tidak kedinginan dan masuk angin." Sky menyerahkan jaket kulitnya pada Alice yang melapisi tubuh atasnya dengan tanktop saja. "Lain kali bila bepergian apalagi ikut pertandingan seperti ini jangan hanya sekedar pakai baju minim saja."

Senyum itu merekah meski hanya menyungging saja mendengar kata-kata itu keluar dari orang yang sebelumnya menjadi lawan tandingnya itu. Tak disangka pemuda ini memiliki rasa perhatian juga khususnya pada kaum hawa.

"Terima kasih tapi tidak perlu. Ini sudah menjadi gayaku dan kau tak perlu mengaturku. Alice terus berjalan meninggalkan Sky.

Memang kau tidak pernah berubah ya.

***

"Sayang? Mengapa wajahmu begitu murung?" tanya wanita manis dengan rambut yang masih tertutupi handuk itu membelai pria yang tengah duduk diatas sofa berwarna merah. Namun tak direspon sama sekali oleh lelaki bertudung ungu itu. Pria tersebut terpaku pada pesan yang terpampang di ponsel pintarnya itu.

"Apa kamu sakit?" nada perempuan itu mulai menggoda. "Sini aku beri servis biar kamu cepat sehat ya sayang." Wanita tersebut mulai duduk diatas pangkuan lelaki dingin itu, kemudian menyandarkan kepalanya pada dada bidang pria tersebut.

"Aku ingin turun langsung melawan salah satu pemain." Pria tersebut segera menyingkirkan ponsel tersebut dan tangannya mulai mendekap wanita di pangkuannya itu.

Jarang sekali orang yang ia cintai selama ini bereaksi pada pertandingan yang telah membawanya pada kejayaan saat ini. "Pasti membosankan ya menjadi orang yang 'dilarang' untuk ditantang pemain lain," sahut sang wanita yang melapisi tubuhnya dengan kimono. Wangi harum tubuhnya memberikan sensasi tersendiri bagi lelaki yang berada disana. Namun tidak dengan pria bertubuh tegap itu, wajah dan aura yang ia pancarkan begitu dingin serta tidak terpengaruh dengan segala yang ada pada diri sang wanita.

"Kira-kira siapa yang ingin kamu tantang sayang?" pria tersebut menyodorkan ponselnya menunjukkan pesan yang ia baca sebelumnya. "Aaaah sayang..." sahut sang perempuan dengan nada manja, "kalau kamu ingin melawan dia, biar aku saja yang turun tangan ya." Matanya terus berbinar memohon pada belahan hatinya itu.

"Kalau kamu mau membantuku, urus orang ini saja," seru pria tersebut memperlihatkan foto pada ponselnya.

Senyum itu merekah di bibir wanita tersebut, "emm iya deh sayang, kamu tahu deh apa yang aku suka. Tapi kamu jangan sampai kalah ya. Jangan lupa kalau kamu itu King."

Bersambung...

Jangan lupa komen dan vote serta ajak kawan-kawan yang lainnya untuk terus ikuti pertarungan Sky!

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top