➛Mendaftar

"Catrine! Darimana saja kau?!" teriak Karen yang langsung menyerbu Catrine dengan wajah panik ketika Catrine dan Eliza baru saja masuk ke dalam penginapan dan langsung disambut dengan teriakan Karen.

"Kau berisik, Karen! Aku hanya pergi ke toko senjata untuk membeli senjata kita berdua," jawab Catrine yang menyerahkan tombak yang ia pegang dari tadi kepada Karen.

"Kau ahli dalam tombak bukan?" tanya Catrine datar.

"Tentu saja," jawab Karen yang mencoba-coba tombak yang baru saja ia terima dari sepupu es nya ini.

"Ringan dan pas, aku suka," ucap Karen puas.

"Baguslah, kalau begitu ayo kita pergi lagi," ucap Catrine yang langsung menarik tangan Karen, bermaksud agar Karen tetap mengikutinya menuju lokasi kedua.

"Mau kemana, kita?" tanya Karen.

"Guild Petualang," jawab Catrine singkat yang sama sekali tak menoleh.

"Tapi bagaimana dengan tombakku? Kau tahu, aku cukup malas membawa benda besar." Catrine menghela nafas pelan mengulurkan tangan nya. "Kemarikan tombakmu."

Tanpa ragu Karen memberikan tombak miliknya kepada Catrine, Catrine yang menerimanya langsung memasukan nya kedalam batu penyimpan yang berbentuk cincin, membuat Karen terkagum-kagum.

"Kapan kau membeli benda ini?" tanya Karen penasaran.

"Tadi dan sekarang berhentilah bertanya dan ikuti aku," ucap Catrine yang kembali berjalan. Karen hanya menggelengkan kepalanya akibat lelah dengan sifat sepupunya yang dingin.

"Memangnya kau tahu jalan nya?" Karen kembali bertanya, membuat Catrine kembali menghela nafas karena sepupunya yang suka sekali bertanya.

"Ya, ketika kita hendak ke penginapan tanpa sengaja kita melewati Guild Petualang."

"Kau ingin kesana dengan penampilan ini? Kalau kita kesana dengan penampilan seperti ini, aku yakin kalau Paman akan segera menemukan kita," ujar Karen membuat Catrine terdiam, sedangkan Karen menyeringai.

"Nah...bagaimana kalau kita pakai topeng ini saja," usul Karen yang menyerahkan satu topeng berbentuk kucing berwarna hitam yang hanya menutupi mata sampai hidung.

"Darimana kau dapat topeng ini?" tanya Catrine yang langsung menerima topeng yang Karen berikan.

"Tadi, ketika aku keliling kota sendiri, saat itu aku langsung ingat kalau kita tak punya benda yang dapat menyembunyikan identitas kita" jawab Karen.

"Rupanya kau bisa berpikir ya, Karen?" tanya Catrine dengan nada mengejek.

"Hei! Begini-begini juga aku itu masiih tergolong pintar!" protes Karen dan Catrine yang acuh dengan protes yang dilayangkan Karen.

***

Kriet...

Pintu besar yang menjadi pintu masuk Guild Petualang terbuka, memperlihatkan suasana ramai dari para petualang yang berlalu-lalang. Catrine dan Karen hanya diam, dengan menggunakan topeng kucing yang dibelikan Karen membuat kesan misterius bagi keduanya.

"Permisi," ucap Karen kepada salah satu resepsionis wanita.

"Ya, ada yang bisa kami bantu, Nona?" tanya resepsionis wanita berambut coklat yang diikat cepol.

"Kami ingin mendaftar menjadi petualang," ucap Catrine datar.

"Tentu, tapi sebelum itu silahkan isi formulir ini dan setelah itu silahkan menuju ruangan yang penuh antri-"

"Kami dari keluarga Nebbia," potong Catrine yang tak ingin melewati proses panjang dan tanpa membuang-buang waktu Catrine langsung meperlihatkan anting miliknya, membuat resepsionis waita yang yang melayani mereka berdua menjadi gugup.

"M-maafkan saya! Kalau begitu kalian hanya perlu mengisi formulir ini, setelah itu silahkan ikuti saya," ucap sang resepsionis yang tanpa disadari sudah ada beberapa pasang mata yang memperhatikan mereka.

Catrine yang acuh dengan suasana sekitar hanya diam dan fokus mengisi formulir diikuti dengan Karen yang cukup risih dengan tatapan orang-orang terhadap mereka berdua.

"Ini," ucap Catrine yang menyerahkan formulir yang sudah ia isi bersama formulir milik Karen.

Resepsionis wanita itu langsung menerimanya dan menuntun mereka menuju jalan lain yang lebih sepi. "Karena kalian berasal dari keluarga Nebbia, kalian diizinkan untuk tidak mengantri, ketika kalian masuk ke dalam ruangan ini tolong tunggu hingga nama kalian di panggil."

Kriet...

Pintu yang ada di hadapan mereka terbuka, cahaya matahari langsung masuk ke dalam retina membuat Catrine menutup matanya dengan tangan guna menghalau cahaya matahari yang cukup menyilaukan.

Ruangan tes, dimana setiap calon petualang akan di tes untuk menentukan tingkat mereka, terdapat enam tingkatan dimulai dari E,D,C,B,A dan S sebagai tingkatan tertinggi dalam Guild Petualang. Ruangan tes nya pun berbentuk seperti stadion dengan kursi yang mengelilingi.

"Ayo," ucap Karen yang lebih dulu berjalan menuju salah satu kursi disusul Catrine.

"Kau menggunakan nama samaran apa tadi?" tanya Karen yang fokus terhadap salah satu peserta yang tengah di tes.

"Blue, kau?" jawab Catrine yang juga ikut fokus menonton.

"Cat."

Hening, mereka berdua fokus terhadap pertarungan yang ada di depan mereka.

"Peringkat C!" teriak sang penguji kepada petualang yang tengah terengah-engah akibat terlalu banyak mengelurkan sihir.

"Pertarungan ini terlalu membosankan, orang itu terlalu banyak mengeluarkan mana sia-sia, Karen, bangunkan aku kalau bagianku sudah tiba." Tak membutuhkan waktu lama Catrine langsung menyandarkan tubuhnya ke kursi dan tertidur seolah-olah sama sekali tak terganggu dengan suara bising pertarungan.

"Kau ini," gumam Karen yang geleng-geleng kepala dan kembali fokus melihat pertarungan.

***

"Cat, bangun sekarang giliranmu," panggil Karen yang menepuk-nepuk pundak Catrine yang langsung terbangun ketika Karen menepuk pundaknya.

"Thanks," ucap Catrine yang langsung bersiap.

"Nih, daripada ribet lebih baik kau ikat rambutmu," saran Karen yang memberikan ikat rambut berwarna merah.

"Oke." Catrine langsung menerima ikat rambut yang diberikan Karen dan berjalan menuju arena, banyak pasang mata yang memperhatikan dirinya dengan raut wajah penasaran karena setengah wajahnya yang tertutup topeng.

"Kau Blue?" tanya sang penguji dan langsung dijawab dengan anggukan oleh Catrine. Penguji yang ada dihadapan nya adalah seorang pria yang berusia tiga puluhan dengan pedang yang tersampir di pinggang nya, dari sini Catrine tahu kalau orang yang ada di depan nya adala orang yang kuat.

"Kau type petarung atau penyihir?" tanya penguji itu lagi.

"Aku bisa kedua-duanya," jawab Catrine datar, sedangkan penguji itu langsung terkejut, peserta lainnya juga tak kalah terkejut karena seseorang yang bisa kedua type cukup jarang atau hampir tidak pernah.

"Jadi, kau ingin menggunakan type apa?"

"Penyihir," jawab Catrine tanpa ragu.

"Baiklah, kalau begitu bersiap-siap di posisimu," ucap penguji itu yang sudah memasang posisi bertarung diikuti Catrine.

Wasit yang berada di pinggu lapangan lantas mulai meniupkan peluit miliknya, menandakan pertarungan keduanya yang sudah dimulai.

"Bumi yang bijak, timbun dia dengan tanahmu [Landfill]." Dalam sekejap tubuh Catrine tertimbun tanah membuat beberapa debu berterbangan.

"Api yang membara, tembak dia dengan panasmu [Fire Ball]." Tanah yang awalnya menimbun Catrine langsung hancur, melemparkan beberapa potongan batu kecil yang sudah gosong, membuat peserta lain yang menonton terbatuk-batuk dengan debu dan asap yang mengepul.

Di tengah arena berdiri Catrine yang tengah dikelilingi sihir Api nya, tapi ada satu hal yang membuat penguji dan peserta lainnya terkejut.

"Api biru?!" seru penguji itu yang baru pertama kali melihat api yang berwarna biru.

"Kau masih menahan diri, Catrine," gumam Karen yang tersenyum kecil, menikmati pertarungan yang tengah terjadi.

"Anda tidak boleh lengah, penguji," ucap Catrine yang sudah ada di depan penguji dan memberikan tendangan horizontal membuat penguji itu harus terpental akibat terkejut dengan serangan dadakan.

"Uhuk!" penguji itu sempat terbatuk sesaat ketika merasakan nyeri di pinggang kirinya yang menjadi sasaran tendangan Catrine tadi.

"Menarik," gumam penguji itu yang sudah kembali berdiri.

"Bumi yang bijak, timbun dia yang sudah kujadikan target [Land Waves]." Sebuah ombak tanah muncul, siap menghantap apapun yang ada ada di depan nya. Catrine yang melihat serangan yang diarahkan kepadanya langsung mengeluarkan sihirnya.

"Es yang membekukan segalanya, hantam serangan mereka dengan suhumu yang dingin [Cold air Blows]."

Krack!

Ombak tanah yang siap menghantam Catrine langsung membeku dan hancur berkeping-keping, suhu dingin yang Catrine keluarkan membuat semua orang menggigil kedinginan.

"Pengguna dua atribut?! Belum lagi dua atribut berlawanan?!" seru penguji itu yang kembali terkejut.

"Apa ini sudah cukup?" tanya Catrine datar, dirinya sama sekali tidak peduli dengan seruan orang-orang yang masih berseru karena dirinya memiliki dua atribut berlawanan.

"Ini lebih dari cukup, kau kutempatkan di peringkat A." Suara riuh kembali terdengar, beberapa orang berbisik ketika melihat kekuatan yang dimiliki Catrine entah itu pujian ataupun celaan.

'Langsung di peringkat A?!'

'Belum lagi dia memiliki atribut es yang cukup langka.'

'Keren!'

'Cih! Dasar pamer.'

'Aku masih tak percaya dengan kekuatan nya.'

"Lihat, kau langsung menjadi pusat perhatian," goda Karen ketika Catrine sudah kembali dan duduk di samping nya.

"Aku tak peduli," balas Catrine acuh.

Karen kembali menghela nafas dan kembali menatap Catrine. "Terlihat sekali kalau kau menahan kekuatanmu, bukankah kau bisa menggunakan sihir tanpa mengucap mantra."

Catrine bungkam, dia tidak menjawab ucapan yang dilontarkan Catrine, yang terdengar hanya suara Catrine yang lirih. "Kalau aku menyerang tanpa menggunakan mantra, akan semakin sulit aku bergerak bebas."

"Selanjutnya, peserta bernama Cat!" seru penguji yang tadi melawan Catrine.

"Ini tombakmu," ucap Catrine yang menyerahkan tombak yang baru saja ia keluarkan dari batu penyimpan.

"Thanks," ucap Karen singkat yang langsung berjalan menuju arena, banyak pasang mata yang melirik kearah nya dan Karen sama sekali tak peduli.

"Ho...pengguna tombak, sepertinya peserta hari ini banyak yang menarik," ucap penguji itu. Jika kalian bertanya kepada penguji itu tidak meringis atau terlihat bekas pertarungan, itu karena ada seorang healing yang berdiri di pinggir arena.

Wasit yang berdiri di antara keduanya langsung meniup peluit, menandakan pertarungan yang sudah dimulai.

Trang!

Suara senjata beradu antara tombak dan pedang penguji itu yang sudah keluar dari sarung nya.

Mengalirkan mana yang ada di dalam dirinya ke dalam tombak yang di pegang, Karen lantas menggunakan atribut angin miliknya.

Whosh!

Angin berhembus kencang, menerbangkan debu sekitar, penguji itu juga tak mau kalah, dirinya juga mengalirkan mana miliknya ke dalam pedang nya, membuat tanah yang ada di sekeliling nya menyelimuti pedang yang ia pegang.

Crak!Crak!

Bunga api sempat keluar dari kedua senjata yang tengah beradu, keduanya sama-sama tak mau mengalah. Karen yang sadar kalau melanjutkan aduan senjata akan membuatnya terpojok, dengan cepat Karen melompat ke belakang dan mengeluarkan serangan kedua.

"Angin yang riuh, bersatulah dan buatlah hembusan yang besar [Wind Breeze]." Dalam satu tebasan tombak sebuah hembusan angin yang besar melesat kearah sang penguji.

"Bumi yang bijak, bersatulah menjadi sebuah pelindung yang kokoh [Ground Shield]." Sebuah dinding tanah muncul, mengelili penguji dari segala arah.

Whosh!

Angin yang melesat langsung menghantam perisai tanah tanpa ampun, membuat perisai itu mulai retak akibat hantaman yang diberikan.

Tak ingin melewatkan celah yang ada di hdapan nya Karen langsung melesat, tombak yang ada di tangan nya terhunus dengan sempurna, seolah-olah siap menebas apapun yang ada di hadapan nya.

Trang!

Tombak dan pedang kembali beradu, bunga api kembali terlihat diantara dua senjata yang saling bergesekan. Mereka berdua langsung saling menyerang dengan kecepatan tinggi, bahkan para peserta yang melihat petarungan Karen dan penguji itu berdecak kagum sekaligus terkejut ketika tak dapat melihat pertarungan mereka yang begitu cepat, seolah-olah mereka ber-teleport secara bersamaan. Hanya bunga api yang terlihat, menandakan kedua senjata saling bertubrukan.

Catrine yang melihat pertarungan sepupunya langsung menyeringai karena cukup terhibur dengan pertarungan yang tersaji di depan nya.

"Menarik," gumam Catrine. Manik biru nya dapat mengikuti alur pertarungan mereka berdua, saling menyerang dan menangkis terus mereka berdua lakukan hingga keduanya sama-sama terengah-engah.

"Cat, harus kuakui kau sangat kuat karena bisa mengimbangi pertarungaku, dengan ini aku menempatkanmu di peringkat A," ucap penguji yang sudah memutuskan untuk menempatkan Karen di peringkat A.

"Terimakasih atas pertarungan nya, aku cukup terhibur," tutur Karen yang masih terengah-engah.

"Kau boleh kembali ke tempat dudukmu," ucap penguji yang juga berjalan ke pinggir arena guna mengambil botol air yang ia teguk sampai habis karena kelelahan.

"Kerja bagus," ucap Catrine yang memberikan minuman kepada Karen yang sudah duduk di samping nya sekaligus kembali memasukan tombak milik Catrine kedalam cincin nya.

"Thanks, kau tahu, pertarungan tadi cukup menyenangkan," ungkap Karen.

"Aku tahu," jawab Catrine singkat. Karen mengercutkan bibirnya. "Kau itu...bisa tidak memberi respon yang lebih baik, contohnya memuji kemampuanku."

Catrine langsung menatap Karen datar. "Maaf saja, rasanya mustahil untuk memujimu Karen, tapi kalau urusan mengejekmu mungkin kau bisa mengandalkanku."

"Sialan!" umpat Karen. Catrine hanya menyeringai ketika melihat wajah kesal Karen.

"Ayo kembali ke ruang tunggu," ajak Catrine yang sudah berdiri dan berjalan keluar ruangan diikuti Karen yang baru saja selesai meneguk air nya.

***

Berisik, pikir Catrine yang mulai terganggu dengan suara riuh yang ada di sekitarnya.

"Apa kau terganggu, Cat?" tanya Karen yang menyadari raut wajah Catrine yang berubah, walau tertutup topeng Karen masih bisa menyadarinya.

"Tanpa kuberi tahu kau pasti tahu itu," jawab Catrine datar.

"Ini." Catrine melihat kearah tangan Karen yang terdapat I-pod miliknya yang sudah lama hilang.

"Darimana kau menemukan nya?" tanya Catrine penuh selidik. Karen hanya tertawa kikuk ketika mendapat tatapan selidik dari Catrine. "Aku lupa mengembalika nya ketika study tour saat itu."

Astaga! Itu sudah hampir enam bulan, pikir Catrine yang menatap Karen dengan tatapan tajam.

"Lain kali, aku tak akan meminjamkan barangku padamu," ucap Catrine yang merebut I-pod miliknya dan memasangkan nya pada telinga. Alunan lagu kesukaan nya langsung terdengar, membuat Catrine kembali tenang.

"Huft...selamat," lirih Karen yang menghela nafas lega, ketika tahu Catrine hanya bilang tak akan meminjamkan barang miliknya

Setidaknya dia tidak menghajarku, pikir Karen yang sempat melirik kearah Catrine yang mulai asik mendengarkan lagu.

"Kepada Nona Blue dan Cat!" Sebuah suara memanggil nama Catrine dan Karen, membuat keduanya berjalan kearah meja resepsionis. Banyak pasang mata yang melihat mereka berdua karena ada beberapa orang yang sempat melihat pertarungan mereka yang cukup mengesankan.

'Pstt...mereka itu yang mendapat rank A dalam satu kali tes, kan?'

'Kau benar.'

'Bahkan yang rambut putih bisa memiliki atribut es.'

'Yang satunya juga bisa bertarung seimbang dengan penguji.'

"Nona Blue, Nona Cat ini kartu anggota kalian, setelah kalian menjadi anggota Guild, kalian tidak bisa keluar begitu saja dan harus ada alasan yang logis untuk kalian keluar dari Guild," jelas sang resepsionis wanita.

"Lalu bayaran?" tanya Catrine.

"Untuk bayaran, kalian bisa kemari dan menyerahkan bukti penyelesaian misi," jawab resepsionis. Catrine dan Karen mengagguk mengerti dan langsung menerima kartu anggota mereka.

"Terimakasih," ucap Karen, Catrine hanya mengangguk singkat dan berjalan keluar Guild.

Sedangkan di sebuah ruangan Guild Petualang, terdapat dua orang yang tengan becakap-cakap.

"Sepertinya peserta hari ini cukup menarik," ucap seorang wanita yang tengah duduk di sebuah sofa,seorang pria yang juga duduk di sofa sebrang hanya bisa diam, meja yang menjadi pembatas antarakeduanya di penuhi oleh kertas-kertas berisi data peserta petualang yang baru saja mendaftar.

"Blue dan Cat, mereka berdua membuatku tertarik," ucap wanita itu. Ditangan nya kini terdapat dua kertas yang berisi data milik Catrine dan Karen.

"Bukan hanya itu Nyonya, sepertinya pesrta bernama Blue masih menahan diri ketika di uji kekuatan nya, sedangkan peserta bernama Cat saya yakin kalau dia masih bisa lebih cepat, satu kesamaan mereka adalah pengendalian mana dan refleks mereka yang hebat sekaligus mengerikan," jelas pria yang ada di hadapan wanita itu.

"Tolong terus awasi mereka Jack, aku yakin kalau mereka berdua bukan seorang rakyat jelata." Pria bernama Jack langsung melotot tak percaya. "Apa anda berpikir kalau mereka adalah seorang bangsawan."

"Bisa dibilang begitu, aku juga memiliki rencana untuk memasukan mereka berdua dalam kelompok khusus yang akan kita kirim ke dalam Dungeon Infy untuk penelusuran," jelas wanita itu seraya meminum kopi yang tersaji di atas meja.

"Apa anda yakin? Walau mereka di tempatkan di rank A, kita masih belum yakin akan kemampuan mereka."

"Ya, peserta Blue memperlihatkan sihir es yang langka beserta sihir api yang baru pertama kali kita lihat karena memiliki warna berwarna biru. Sedangkan peserta Cat memiliki refleks dan kekuatan untuk berada di garis depan, belum lagi sihir angin yang dapat memudahkan nya melancarkan serangan."

"Perintah anda akan saya laksanakan, Nyonya Perd," ucap Jack yang berlutut hormat.

Perd Fyoru, seorang wanita yang menjadi ketua Guild Petualang yang ada di seluruh Element World dan kini tengah menaruh perhatian terhadap dua orang peserta yang telah menjadi seorang petualang rank A, Blue dan Cat atau bisa kita sebut Catrine dan Karen.

Kembali menyeruput kopi yang minum, manik hitam milik Perd lantas kembali melirik kearah kertas milik Catrine dan Karen seraya bergumam pelan."Blue dan Cat, akan kutunggu hingga saat dimana kalian mau mengungkapkan identitas kalian yang sebenarnya."

➣ ➣ ➣

Jangan lupa vote, ya (◠‿◕)
↓↓↓

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top