➛Dungeon Infy (2)
"H-hebat." Decakan kagum keluar dari mulut Fyod, membuat semuanya mengangguk serempak.
"Aku tak tahu kalau sihir es bisa memiliki skala seluas ini," gumam Fail yang didengar Karen.
"Sihir es milik Blue bisa seluas ini karena mana yang dimilikinya cukup banyak dan pengontrolan yang cukup rumit, kalau kau memiliki atribut es dan tak bisa mengendalikan nya, maka resikonya tubuhmu akan mati membeku karena suhu dingin yang diakibatkan atribut itu sendiri," jelas Karen, membuat semuanya begidik ngeri.
"Lalu bagaimana Blue bisa mengendalikan atribut es nya?" tanya Fyor. Fokus pria itu masih berpusat kepada Catrine yang masih terdiam.
"Latihan, latih tubuhmu agar terbiasa dengan suhu dingin dan berlatih agar kau bisa menambah pasokan manamu, karena sihir ber-atribut es sangat tergantung mana si pengguna. Semakin banyak manamu, semakin luas pula skala yang bisa kau bekukan," jawab Karen.
"Dan aku yakin Blue masih menahan dirinya, karena skala serangan miliknya itu satu kilometer," lanjut Karen, membuat semua yang ada di sana melotot tak percaya.
"Kalian sudah selesai?" Karen langsung terjengkit kaget dan menoleh kearah Catrine yang kini sudah berdiri di belakang nya dengan datar. Karen hanya bisa tertawa canggung dengan tangan yang menggaruk kepala nya yang tidak gatal.
"Kerja bagus Blue! Dengan ini mari kita lajut!" ujar Fyor yang memimpin jalan, disusul dengan anggota yang lain.
Hening, tak ada yang mencoba untuk memecahkan keheningan ini, yang ada hanya terdengar suara air yang menetes dengan suara derap langkah kaki yang mereka berjalan.
"Ini aneh," ucap Rios yang memecah kehening diantara mereka.
"Ada apa?" tanya Fyor yang menoleh kearah Rios yang tengah melihat sekitar.
"Aku hanya heran, kenapa kita tidak bertemu moster satu pun, padahal sejak kita masuk ke Dungeon ini kita selalu saja bertemu monster."
"B-bukankah itu bagus, itu berati kita tak perlu bertarung di tengah jalan," balas Shura yang sepertinya masih belum terbiasa dengan suasana Dungeon yang gelap.
"Tidak. Aku setuju dengan Rios, seolah-olah para moster itu menjauh dari lokasi ini," sela Catrine.
"Blue, bisa kau menggunakan ability mu untuk melihat sekita," pinta Hason dan langsung dibalas dengan anggukan singkat dari Catrine. "Akan aku coba."
Sring!
Manik biru Catrine mulai bercahaya dan mulai melihat sekeliling hingga terhenti si sebuah batu yang berbentuk pintu yang menarik perhatian Catrine.
"Ada aura aneh di sana," tunjuk Catrine kearah batu itu.
"Bagaimana? Apa kita harus kesana?" tanya Fyod.
"Kita harus kesana, mendengar Blue yang bilang ada aura aneh membuat perasaanku tak enak," jawab Fyor yang sudah berjalan, diikuti oleh yang lain.
Sebuah batu besar dengan tinggi sepuluh meter, berdiri dengan gagah dihadapan mereka saat ini, suasana yang hening dan gelap membuat batu ini terlihat seperti batu biasa, untungnya Catrine yang memiliki ability see the aura, membuat semuanya waspada dengan batu yang ada di hadapan mereka.
"Sepertinya ada sesuatu yang berbahaya itu bukan batunya, tapi sesuatu yang ada di balik batu itu," ucap Cloid.
"Hason, bisa kau geser batu ini?" tanya Fyor yang menoleh kearah Hason yang berdiri di sebelahnya.
Hason langsung menyeringai dengan memamerkan otot tangan nya. "Serahkan saja padaku!"
"Lebih baik kita semua bersiap, kita tak tahu apa yang ada di balik batu ini," cetus Fyor. Tak perlu diulang dua kali, semuanya sudah siap dengan posisi masing-masing, termasuk Catrine yang sudah mengeluarkan pisau ganda miliknya, sedangkan Karen tombak yang siap menebas.
Krak!
Batu yang di gesr Hason mulai bergeser. Catrine langsung kembali mengaktifkan see the aura miliknya, membuat matanya kembali bersinar.
Deg!
"Apa-apaan aura ini," bisik Catrine yang langusng melihat aura gelap yang sangat tidak enak untuk dilihat.
Ssttt!
Suara desisant terdengar dan dengan sekali dengar mereka langsung tahu monster apa yang menunggu mereka.
"A-apa itu ular?" tanya Shura yang sudah keringat dingin.
"Ya dan kita belum tahu ular yang dimaksud itu apa," balas Catrine, insting nya ia pertajam dan ia mempertajam pengelihatan nya. Membuat manik birunya semakin bersinar.
Baru saja mereka masuk ke dalam, mereka langsung disambut dengan seeokor ular raksasa yang kini tengah menatap tajam mereka semua, belum lagi ular itu langsung menyemburkan sebuah cairan ke arah mereka, membuat mereka semua langsung menghindar kesegala arah.
"Dia, Posour," ucap Catrine yang langsung tahu ketika melihat cairan yang dikeluarkan ular itu dapat membuat batu dan tanah yang terkena cairan itu menjadi hancur dan berlubang.
"Semuanya! Bersembunyi di celah-celah batu yang ada di sekitar kalian!" teriak Fyor.
Dengan cepat nan gesit semuanya kini bersembunyi di balik celah-celah batu yang cukup tertutup. Membuat Posour mendesis lebih keras. Catrine yang melihat Posour yang semakin mendesis mulai berpikir bagaimana cara mengalahkan monster yang berada di rank S ini.
Walau kutembak matanya tetap tidak berguna, karena ular itu tetap masih bisa tahu letak kami dengan lidahnya, belum lagi kulitnya yang sekeras baja, asam dan racun yang dikeluarkan ular itu cukup berbahaya. Satu-satunya cara dengan menggunakan serangan jarak jauh, pikir Catrine yang mulai tak tenang karena masih belum menemukan solusi.
Sekelebat ide terlintas di otak Catrine, manik birunya melihat sekeliling dan baru menyadari, kalau tempat ia bersembunyi terhubung dengan tempat persembunyian yang lain. Tak ingin membuang-buang waktu Catrine langsung menghampiri satu persatu anggota hingga semuanya terkumpul.
"Aku ada ide." Mendengar ucapan Catrine mmebuat yang lain menoleh kearah Catrine.
"Bagaimana caranya?" tanya Fyor.
"Aku akan menembak mata Posour hingga dirinya tak bisa melihat, walau dia masih bisa mengetahui posisi kita, tapi kita diberi keuntungan dengan keterkejutan nya. Manfaatkan itu sebaik-baiknya, hancurkan konsentrasinya. Selama konsentrasi nya hilang kita bisa menghindari asam yang ia keluarkan dan bagi pemilik atribut angin, aku ingi kalian membuat sesuatu yang bisa menyaring racun agar tak dapat kita hirup, kalau itu berhasil kita tak perlu mengkhawatirkan gas beracun itu dan sisanya kita hanya perlu menghancurkan sisiknya yang keras, kalau itu tidak bisa aku akan menembak mulutnya. Bisa dibilang aku akan menghancurkan dari dalam."
Bungkam, semuanya tak dapat berkomentar hingga....
"Blue, kapan kau akan memulai menembak mata Posour itu?" tanya Karen yang sudah berdiri dengan tombak yang ia genggap dengan erat.
Sring!
Sebuah koper berisi senapan miliknya sudah ia keluarkan, dengan nada datar namun terkesan tegas ia langsung menjawab. "Sekarang, aku harap setelah aku menembak matanya kalian langsung menyerang."
"Kalau begitu aku akan bersiap di belakangmu, setelah kau menembak aku akan langsung maju," tandas Karen.
"Kami juga!" seru Fyod, disusul dengan yang lain yang hanya mengangguk.
"Bersiaplah di belakangku," titah Catrine yang sudah dalam posisi siap menembak.
Ini dia, pikir Catrine yang memadatkan mana nya dan tanpa menunggu lebih lama lagi....
Ting!
Ting!
Dua tembakan beruntun Catrine berikan dan tepat di mata Posour yang langsung meronta-ronta karena tak bisa melihat.
"Sekarang!" teriak Fyor. Bersamaan dengan teriakan itu semuanya langsung maju, terkecuali Catrine yang berjaga-jaga, takut rencana nya gagal.
Pertarungan antara para petualang yang tepilih dengan monster rank S langsung pecah, Karen langsung melesat dan menghunuskan tombaknya kearah sisik Posour.
Tring!
Sial! Sisiknya terlalu keras, umpat Karen dalam hati.
'Karen, bisa kau dengar aku? Ini aku Catrine.' Sebuah suara menggema di pikiran Karen, membuat sang empu terkejut dan langsung tenang ketika diberitahu kalau itu Catrine.
'Aku mendengarmu, ada apa?' tanya Karen seraya menyerang Posour bersama yang lain.
'Apa kau sudah memikirkan bagaimana mengatasi gas beracun Posour?'
'Sudah, walau aku tak tahu ini berhasil atau tidak, tapi ini pantas dicoba.'
'Apa yang pikirkan?'
'Aku hanya berpikir untuk membuar Air Shield dalam versi lebih kecil.'
'Itu ide yang cukup bagus, aku tak tahu kalau kau bisa memiliki ide seperti itu dalan otakmu.'
'Hei! Bisakah kau berhenti mengejek? Kau tahu kita sedang bertarung.'
'Baiklah, usahakan berhasil.'
Dengan begitu telepati antara keduanya langsung terputus dengan Catrine yang memutusnya.
"Angin yang riuh, tepis semua serangan yang datang [Air Shield]." Sebuah bola angin yang sebesar kepala langsung menutupi kepala Karen, dengan angin yang mengelilingi nya dan ruuang yang cukup untuk bernafas, maka Air Shiel yang Karen gunakan dapat berguna dalam pertarungan kali ini.
"Fyod! Buatlah Air Shiel sebesar kepala, pasang sihir itu di sekeliling kepalamu! Kalau kau memasangnya disitu gas beracun dai Posour dapat kita atasi!" teriak Karen kearah Fyod yang sibuk menyerang dengan sihirnya.
"Baik!" seru Fyod yang langsung mencoba dan berhasil. Karen hanya bisa menyeringai karena baru saja bertemu seseorang yang berbakat seperti Fyod.
Usai memberitahu Fyod, Karen lantas melesat kearah anggota yang lain guna memasangkan Air Shield yang ia buat kepada mereka.
"Terimakasih Cat!" seru Fyor, orang terakhir yang ia psangi Air Shield.
Kini, pertarungan sesungguhnya telah dimulai. Dengan mereka yang sudah dipasangkan Air Shield maka gas beracun Posour tak akan berpengaruh.
***
Trang!
Swush!
Sring!
Berbagai suara serangan terdengar dari arah manapun, membuat Dungeon Infy yang awalnya tenang langsung bising dengan suara pertarungan yang sudah terjadi selama dua puluh menit.
Selama dua puluh menit itu pula sisik yang melindungi Posour mulai hancur, membuat semuanya senang dan kembali melancarkan serangan. Catrine yang mengawasi dari jauh tetap dalam posisi siaga, karena Posour yang mulai mengeluarkan asam dari mulutnya.
Bruk!
"Hason!" teriak Fyor ketika melihat Hason yang terhempas oleh ekor panjang Posour.
"Aku tak apa-apa! Fokus saja terhadap pertarungan!" balas Hason yang bangkin seraya meringis akibat hempasan yang terlalu kuat, membuat tembok gua yang ia hantam retak.
Karen tetap fokus menyerang, berbagai serangan yang Posour berikan terus ia hindari, hingga dirinya melompat dengan tombak yang dialiri sihir angin miliknya. "Angin yang riuh, sayat musuhku dengan anginmu yang tajam [Air Incision]."
Crash!
"Berhasil!" teriak Karen setelah berhasil menebas salah satu bagian tubuh Posour. Membuat Posour mendesis lebih kencang dan menyerang kebih agresif.
Anggota yang lain juuga tak tinggal diam, mereka mulai menyerang dengan serangan terbaik mereka, membuat tubuh Posour mulai lemah dan tumbang, membuat Dungeon Infy bergetar sesaat.
"Apa kita berhasil?" tanya Cloid dengan nafas tengah-engah.
"Aku rasa kita behasil," jawab Fyod yang juga terengah-engah.
Buk!
"A-akhirnya selesai, huwaaa! Aku kira aku akan mati hiks...hiks...." tagis Shura yang jatuh terduduk, yang lain juga sama, mereka mulai jatuh terduduk dengan nafas terengah-engah.
"Tapi kenapa monster seperti Posour bisa bertahan disini?" bingung Hason yang melirik kearah Posour yang sudah tumbang.
"Sepertinya batu tadi adalah segel dan secara tak sengaja kita membuka segel itu," jawab Karen.
"Kalian semua menjauh, aku akan menghancurkan Posour ini." Suara Catrine mengintrupsi, membuat semuanya menoleh.
"Bukankah monster ini sudah mati?" heran Cloid.
"Tidak. Dia hanya pingsan, auranya masih dapat terlihat olehku walau samar-samar, kalian menjauhlah. Aku akan menggunakan sihirku agar Posour dapat hancur sepenuhnya." Mendengar penjelasn Catrine membuat yang lain mau tak mau menjauh, tentunya selain karena mereka sudah lelah bertarung dengan Posour mereka juga tak ingin terkena sihir Catrine.
Dari tempat Catrine, dirinya sudah bersiap dengan senapa yang dari awal siap menembak targetnya, kali ini mana yang ia padatkan sudah ia campur dengan sihir es miliknya, membuat target yang kena langsung membeku.
Ting!
Bertepatan dengan tertembaknya Posour di bagian kulitnya yang sudah hancur, membuat Posour langsung membeku dan hancur, menyisakan hawa dingin yang lebih dingin daripada saat Catrine mengeluarkan sihirnya.
"Akhirnya selesai," gumam Catrine yang menatap datar bekas pertarungan.
Bruk!
Bersamaan dengan itu tubuh Catrine langsung ambruk, hal terakhir yang ia lihat adalah sosok Karen yang berlari kearahnya dengan wajah panik, besrta dengan teriakan yang meneriaki namanya. "Blue!"
➣ ➣ ➣
Jangan lupa vote, ya (◠‿◕)
↓↓↓
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top