Six 2
"Rapat hari ini selesai. Terima kasih, semuanya."
Seorang direktur utama mengakhiri rapat di ruangan yang ber AC itu dengan tenang. Semua karyawan memberi hormat sampai sosok pemimpin perusahaan itu keluar lebih dulu dari ruangan.
Pria dewasa berjas cream itu berjalan menuju ruangannya, tempat ia bekerja seperti biasanya. Ia duduk di kursi kerja empuknya itu dan merapikan sisa dokumennya yang ada di meja.
Tok tok tok!
"Masuk," ucap pria bersurai cream itu yang masih sibuk dengan dokumen-dokumennya.
Seorang wanita bersurai cream panjang masuk ke dalam dan menghampiri meja direktur. Ia memberikan dokumen baru kepada sang pria.
"Pak direktur, ini berkas baru lagi dari perusahaan yang ingin mempromosikan barang mereka ke perusahaan kita."
"Baik, letakkan saja."
Wanita itu meletakkan berkas itu ke meja sang direktur. Kemudian, ia duduk di kursi sofa yang ada di ruangan itu tak jauh dari tempat sang direktur. Ia bersandar setelah melepaskan sepatu hak hitamnya.
"Huh, capek pakai sepatu hak terus. Kak, sebentar lagi makan siang. Biasanya pacar kakak datang, kan?"
Direktur itu menoleh ke arah wanita yang sebagai sekretarisnya itu. Ia mengangguk dan kembali lagi pada pekerjaannya. "Iya. Tapi aku belum ada kabar darinya hari ini. Mungkin dia juga sibuk sepertiku."
Wanita itu menurunkan tangannya dan memungut sebelah sepatu haknya, memperhatikan bagian tumit sepatunya dengan jengkel. "Apa yang membuat hak sepatu itu menjadi sangat penting untuk wanita, Kak? Kata Mama, perempuan harus selalu terlihat cantik dan tegas."
Pria itu tersenyum lucu sambil membuka berkas yang diberikan sekretarisnya. "Mama bilang begitu agar kau bisa terlihat sama seperti mama yang cantik dan tegas saat sedang berada di kantor. Selebihnya untuk di luar, kau bebas memakai sepatu apapun, kok."
"Hmmm."
Wanita itu memasang kembali sepatu haknya dan berdiri. "Aku kembali ke ruangan ya, Kak Cecilo. Kasih tahu kalau pacar Kakak datang, mau ketemu juga."
"Iya, Cacila."
Wanita berjas hitam itu segera keluar dari ruangan sang direktur. Sementara pria bernama Cecilo itu kembali pada pekerjaannya. Ia ingin ini bisa selesai sebelum jam makan siang tiba.
Cecilo Maident (23 Tahun)
Cacila Maident (23 Tahun)
Aurora Maident (47 Tahun)
Tentang : Aurora adalah ibu dari Cecilo dan Cacila. Kepribadiannya begitu tegas dan dingin. Namun rasa sayang pada suami dan anak-anaknya begitu besar.
Cilius Maident (48 Tahun)
Tentang : Cilius adalah ayah dari Cecilo dan Cacila. Kepribadiannya ceria dan begitu lembut. Ia sangat menyayangi istri dan anak-anaknya.
Selamat bermain!
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top