Tak Semua Keluarga Cemara
Happy reading friend
Vote and coment yaww
Luv u🤍
-
-
-
Chia masuk ke dalam rumah dan terus berjalan menuju anak tangga, dia akan segera ke kamarnya untuk membersihkan diri. Rasanya tubuhnya sudah sangat lengket.
Ceklek
Chia masuk kamar lalu melepaskan tas dan juga sepatunya, terus beranjak ke dalam kamar mandi.
Beberapa saat kemudian dia keluar dengan wajah yang sudah terlihat fresh, rambut yang masih terlihat basah. Chia memakai pakaian sederhana saja yang penting nyaman di pakai buat tidur.
Jam sudah menunjukkan pukul 8 malam, tapi rumah masih nampak sepi saja, tidak ada tanda-tanda kepulangan orang tua nya.
Orang tua nya itu sangat-sangat sibuk kayaknya totalitas banget dalam pekerjaan tapi melupakan perannya sebagai orang tua.
Chia mengambil laptopnya yang berbeda di atas meja belajar lalu membawa nya ke kasur, kemudian chia duduk dan bersandar di kasur tersebut dengan laptop yang ada di pangkuan nya.
Jari-jari chia berselancar di atas keyboard tersebut, entah apa yang di lakukannya. Namun sepertinya fokus sekali, dia bukan mengerjakan skripsi tapi hal lain yang tidak seorangpun tau selain dirinya.
Tiba-tiba ponsel Chia berbunyi menandakan ada panggilan masuk.
Chia maraih ponsel yang sempat dia letakkan di nakas sebelum dia pergi mandi tadi.
Terlihat di sana panggilan masuk dari nomor baru yang Chia sudah tau siapa pemilik nomor itu.
Chia kembali meletakkan ponselnya tanpa berniat menjawab panggilan itu.
Namun suara bising ponselnya sangat mengganggu aktifitas nya, Chia menghela nafasnya dengan kasar lalu menjawab panggilan itu.
Suara di seberang sana sudah siap untuk berbicara banyak namun Chia menghentikan omong kosong itu dengan bilang "Temui aku di taman Xxx besok pagi" lalu Chia mematikan sambungan itu secara sepihak tanpa mendengar jawaban dari orang di seberang sana
Chia mematikan ponselnya lalu mencoba fokus kembali pada laptop yang ada di pangkuannya.
Lama Chia berkutat dengan laptop nya hingga matanya mulai merasa lelah akibat pancaran cahaya dari laptop tersebut.
Chia pun akhirnya mengakhiri kegiatannya lalu menaruh kembali laptop tersebut ke tempat semula. Setelah itu dia membaringkan tubuhnya di atas kasur. Dia mematikan lampu lalu mencoba untuk tidur, energinya sudah sangat lemah sekarang dia harus mengisinya dengan cara tidur. Karena dia harus menyiapkan energi baru untuk besok.
Tak butuh waktu lama Chia pun tertidur dengan posisi menyamping ke sebelah kiri.
Di lain tempat Verra tengah sibuk mengusili adik nya yang sedang nonton tv bersama papi dan mami nya di ruang keluarga.
"KAKAK MINGGIR!" Geram Verden yang sudah sangat kesal dengan Verra yang bergelayut manja di pelukan papi nya harusnya kan dirinya yang berada di posisi itu.
"Dihh, ini papi gue ya, jauh-jauh sana Lo" ucap Verra yang menahan-nahan Verden agar tidak mendekati papi nya.
"Itu papi gue ya kak, minggir" desak Verden menarik-narik tangan Verra agar menjauh dari papi nya.
"Yee enak aja Lo, yang lahir duluan siapa?jadi gue yang punya papi duluan" Verra menunjuk-nunjuk dirinya terus dengan nada meledek ke arah Verden.
Anak kecil itu sangat geram hingga mengeluarkan jurus andalannya "MAMII" teriak nya dengan sangat kencang hingga membuat Verra menutup telinga. Verden pun mulai menangis, Verra yang melihatnya sangat puas.
Ingin rasanya tertawa terbahak-bahak melihat kekalahan adiknya itu.
Papi yang ada di situ hanya menggeleng-gelengkan kepalanya sudah tidak heran dengan kelakuan kakak dan adik ini yang tidak bisa akur barang semenit pun.
Mami yang mendengar itu pun menajamkan matanya ke arah Verra "Kakak menyingkir dari papi sekarang, mami heran kamu ini senang sekali membuat adekmu menangis " ngomel mami
Verra pun menjauh dari papi nya "Dasar air mata buaya" ucap Verra kepada Verden. Anak itu tidak perduli lalu bergerak cepat duduk di atas pangkuan papi nya. Dasar anak manja.
Verra duduk dekat mami nya di kursi yang berbeda dari papi dan juga Verden, dia mulai membuka ponselnya Karena film yang di tonton mereka nggak asik.
Keheningan mulai terasa saat tidak terdengar lagi keributan antara Verra dan Verden. mami papi dan verden fokus menonton TV sedangkan Verra fokus berselancar di media sosial nya hingga film yang mereka tonton selesai.
"Adek liburan sekolahnya kapan?" Tanya papi membuka suara.
Verden yang mendengar itu pun menjawab pertanyaan papi nya "satu bulan lagi pi"
"Nanti kalo adek dapat nilai paling tinggi di kelas, kita liburan keluar negeri tapi adek yang pilih maunya kita liburan ke negara mana" ucap papi menatap Verden
"Serius pi?" Tanya Verden girang mendengar kata papinya.
"Serius lah sayang, apa sih yang nggak untuk anak-anak papi" Jawab papi sambil mengusap kepala Verden.
"Adek akan belajar yang rajin biar dapet nilai paling tinggi di kelas" ucap bocah itu dengan semangat 45
"Bagus" jawab papi dengan senyumannya
"Kalo skripsi kamu gimana Kak?"kini mami yang bertanya kepada Verra yang masih asik scroll tiktok di ponselnya.
"Ya begitu lah mi" jawab Verra asal-asalan.
"Begitu gimana?" Tanya mami
"Lagi proses" jawab Verra lagi
"Rajin-rajin kerjakan biar cepat wisuda jangan cuma foya foya aja yang ada di otakmu" sindir mami
"Iyaa mami ku sayang, kan tadi Verra bilang lagi proses" jawab nya jengah dan menghentikan aktivitas di ponsel.
"Benar kata mami Kak, kerjakan dan jangan di tunda-tunda kalo bisa udah selesai sidang sebelum adek mu libur sekolah, biar nanti kita bisa liburannya bareng" ujar papi kepada verra.
"Iih di kira ngerjain skripsi semudah ngerjain tugas anak SD apa" gumam Verra pelan namun masih bisa di dengar mami yang ada di sebelahnya
"Kalo belum selesai ya gak ikut liburan" jawab mami meledek.
"Kakak nggak usah di bawa aja mi" kini Verden yang berbicara
"Halah bocil, nggak usah ikut-ikutan orang dewasa ngomong" kesal Verra menatap tajam ke arah Verden.
"Iyaa, ada benarnya juga ya kata adek, kan lumayan ngurangin biaya" jawab mami menimpali ucapan Verden.
"Tau ah, Verra mau ke kamar aja" Verra bergegas berdiri dan berjalan sambil menghentak-hentakkan kaki nya Karena kesal.
Mereka yang melihat kepergian Verra pun tertawa termasuk Verden yang berhasil membuat kakanya kesal.
Begitulah keluarga Verra, sangat Cemara bukan, walaupun pertengkaran kecil memang sudah biasa di keluarga ini namun mereka saling menyayangi satu sama lain. Mami papi yang perhatian dan selalu mensupport di setiap pencapaian anak-anak nya dengan memberikan reward sebagai bentuk kasih sayang.
Walaupun orang tua nya juga tergolong orang yang sibuk, tapi mereka selalu sabisa mungkin menyempatkan waktunya untuk anak-anaknya.
Sibuk hanyalah formalitas tapi tetap saja mereka punya prioritas yang paling utama. Anak-anak yang membutuhkan kasih sayang dan juga dukungan dari orang-orang terdekatnya.
Verra dan Verden sangat beruntung punya orang tua yang penuh dengan tanggung jawab, mereka berdua tidak pernah kekurangan kasih sayang. Hidupnya selalu tercukupi oleh orang tua nya.
-
-
-
See u next chapter
Vote and coment ya guys
Luv u all🤍
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top