Sebotol Air Dan Tissue

Happy reading friend
Vote and coment yaww
Luv u🤍
-
-

Chiara terus berlari sambil terengah-engah sesekali dia mengusap air matanya. Dia melirik ke belakang syukurlah Dion tidak mengejarnya. Chia memelankan langkahnya lalu duduk di salah satu kursi pinggir jalan

Ingatannya tentang perkataan Dion tadi terus berputar di otaknya, dan moment ketika Dion dengan sadar telah meludahi wajahnya. Betapa hina nya kah Chia hingga Dion sangat tega meludahi nya hanya karena dia tidak mau melanjutkan hubungan mereka.

Chia menertawakan dirinya yang sangat menyedihkan, mungkin dirinya memang sudah di takdirkan seperti ini.
Bahkan kebahagiaan yang dia dapat pun ternyata semuanya palsu.

Betapa kejam semesta mempermainkan hidupnya, apa sebenarnya dosa yang Chia lakukan hingga semesta terus menghukumnya seperti ini.

Chia capek, capek akan semua hal yang selalu membuat dirinya terluka baik fisik maupun psikis nya, adakah secercah harapan agar dia bisa hidup seperti orang lain yang bisa menikmati setiap moment dengan indah dan di kelilingi oleh orang yang menyayangi nya.

Tapi itu semua hanya hayalan belaka yang hanya akan abadi di mimpi saja.

Tanpa Chia sadari ada seseorang duduk di sebelah nya lalu tiba-tiba menyodorkan 1 bungkus tissue kemasan kecil ke depan wajahnya. Chia melihat tangan orang itu lalu beralih melihat ke samping. Chia kaget saat melihat ada orang di sebelah nya tapi dia hanya diam saja tanpa berniat mengambil tissue yang di sodorkan ke depan wajahnya.

"Ambil"

Chia masih tidak bergeming.

Orang itu kemudian menaruh 1 bungkus tissue tadi ke tangan Chia.

Mau tidak mau Chia mengambil nya, dan mulai membuka bungkusan tissue itu, menggambil 1 lembar isi nya lalu menghapus air matanya menggunakan tissue tersebut.

Kemudian orang yang ada di sebelah nya memberikan satu botol air mineral ke tangan Chia

"Minum"

Chia mengembalikannya dan bilang "aku nggak haus"

"Kalo gitu buat cuci muka" ujar laki-laki itu lagi

Chia tiba-tiba bingung, cuci muka, maksudnya apa
Oh yaampun dia baru tersadar. Chia pun mengambil botol air mineral itu lalu mencoba membukanya
Ah sial tutup botol ini terlalu keras hingga sulit sekali untuk membukanya, Chia bahkan menggunakan ujung Hoodie nya untuk mencoba membuka tutup botol ini namun masih belum bisa.

"Sini" ucap laki-laki itu lalu mengambil kembali botol dari tangan Chia dan dengan sekali putar dia sudah berhasil membuka tutup botol itu.

"Makasih" ucap Chia lalu berdiri dari duduk nya dan sedikit menjauh untuk mencuci muka, setelah selesai dia lap mukanya dengan tissue yang di berikan laki-laki itu tadi.

Chia kemudian duduk kembali ke tempatnya semula dia sudah berhenti menangis suaranya bahkan sudah sangat parau, matanya juga mulai sembab dan menyipit.

Lama Chia dan juga laki-laki itu duduk dalam keheningan, hingga laki-laki itu yang mulai membuka pembicaraan sedangkan Chia masih sibuk dengan pikirannya sendiri.

"Kamu Chiara kan?" Tanyanya memecahkan keheningan

Chia menoleh, dia kaget kok orang ini tau namanya, dia melirik Hoodie yang sedang di pakainya, nggak kok, nggak ada nametag di Hoodie yang di kenakannya sekarang. Lalu tau dari mana laki-laki ini. Masa lihat di jidat Chia kan gak mungkin.

Melihat keterjutan Chia laki-laki itu pun melanjutkan kalimatnya "Sepertinya kita pernah bertemu"

Chia mengerutkan keningnya, sejak kapan dia bertemu dengan orang ini, rasanya nggak pernah deh, toh Chia aja baru liat muka nya sekarang.

"Gue Kharell"ucap nya sambil melihat reaksi Chia yang masih terlihat kebingungan.

Sebentar, 'Kharell' sepertinya Chia pernah dengar nama ini, tapi di mana yah, dia memejamkan matanya untuk mengingat - ingat di mana dia pernah mendengar nama Kharell. Tapi ingatan Chia memang buruk dia sudah tidak ingat kapan dia mendengar nama itu. Lagian pikiran Chia juga lagi amburadul sekarang

Akhirnya Chia hanya mengangguk saja, tanpa menimpali ucapan Kharell tadi. Karena sebenarnya dia lagi malas untuk berbicara sama siapapun, dia butuh waktu sendiri untuk menenangkan hati dan pikirannya.

Setelah kejadian beberapa saat tadi yang membuatnya menjadi seperti orang gila kayak sekarang.

Chia berdehem lalu berkata "Makasih untuk tissue dan juga airnya" Chia berdiri dari duduknya dan berniat untuk pulang saja, karena jujur dia sedang tidak mood untuk sekedar berbincang dengan siapapun, rasanya dia hanya ingin menangis tanpa henti untuk menumpahkan semua rasa sakitnya.

Dia benar-benar butuh waktu sendiri

Setelah mengatakan kalimat tersebut Chia segera beranjak meninggalkan Kharell di tempat itu, tanpa berpamitan.

Kharell yang melihat kepergian Chia pun hanya diam saja di tempat, tanpa berniat untuk mengerjarnya, dia tau Chia pasti butuh waktu sendiri setelah melihat kejadian yang tidak sengaja dia liat tadi tepat saat pertengkaran hebat antara Chia dan juga laki-laki yang bisa Kharell simpulkan itu kekasih nya yang tempo hari terus mencoba menghubungi Chia lewat telepon.

Jadi tepat di Lampu merah mobil yang menjemput Kharell dan juga papa nya dari bandara saat mereka sudah kembali ke jakarta pun berhenti, di dalam mobil Kharell melihat kearah sekitar hingga terlihat taman yang ada di pinggir jalan masih sepi karena memang masih pagi hari, mungkin taman ini akan rame pengunjung saat sore hingga malam hari.

Dan saat itu Kharell tidak sengaja melihat seorang perempuan dan laki-laki yang sepertinya sedang berdebat satu sama lain. Awalnya Kharell biasa saja hingga saat perempuan itu berbalik Kharell familiar melihat wajahnya.

Ah ya sudahlah bukan urusan Kharell juga, tapi tepat di saat laki-laki itu meludahi wajah si perempuan Kharell merasa ada sesuatu yang mendorong nya untuk turun dari mobil dan menghampiri perempuan itu.

Tepat di saat lampu hijau semua kendaraan yang berhenti tadi mulai mengencangkan gas kendaraan nya masing-masing untuk melanjutkan perjalanan, begitu pun dengan mobil Kharell, supirnya perlahan menjalankan mobil namun Kharell tiba-tiba bersuara

"Pak menepi Kharell mau turun di sini" ujarnya menyuruh supir mereka meminggirkan mobil.

"Loh kenapa atuh den?" Tanya supir nya di lanjutkan dengan papa yang bertanya yang tidak beda jauh dari pertanyaan si supir tersebut

"Kenapa mau berhenti? Tanya papa

"Kharell ada urusan pa" ujar nya

"Pak Dy buruan ke pinggir pak"

"Ehh iya den" jawab supir mereka lalu segera mencari tempat yang tepat untuk menepikan mobil
sebut saja panggilan supir mereka itu pak Dy karena nama lengkapnya Dyantro Mardoyo jadi di panggil nya pak Dy saja, biar lebih singkat dan mudah.

Setelah mobil itu berhenti Kharell bersiap untuk turun dari mobil tapi suara papa nya kembali terdengar.

"Urusan apa sih Rell? kamu kan sebentar lagi akan ke kantor" ujar papa penasaran kok tiba-tiba Kharell bilang ada urusan

Kharell menghela nafas nya lalu menjawab ucapan papa " Kharell pasti akan datang ke kantor pa" ujarnya lalu segera keluar dari mobil.

Papa pun tidak bisa berkata -kata lagi toh mau bilang apa juga Kharell nya sudah keburu keluar dari mobil.

"Yaudah lah pak Dy jalan lagi" perintah papa kepada pak Dy

Tak lama kemudian mobil hitam itu pun pergi meninggalkan Kharell di sini, di tepi jalan dekat taman.
Pandangan Kharell langsung menuju objek yang membuatnya tiba-tiba turun dari mobil sekarang.

Hingga ia melihat perempuan tadi berlari menjauh dari laki-laki yang menjadi temannya berdebat. Kharell terus membuntuti perempuan itu hingga dia duduk di sebuah kursi dengan air mata yang masih bersimpah ruah membasahi pipi nya.

Mata Kharell melihat sekitar hingga menemukan sebuah warung, dia pun melangkahkan kaki nya menuju warung untuk membeli tissue dan juga sebotol air mineral. Setelah itu baru dia menghampiri perempuan yang sedang bersedih itu.

-
-
-
See u next chapter
Vote and coment ya guys
Luv u all🤍

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top