Antara Perbani

Antara perbani,
Menjemput bertandang sang samudera,
Menghimpun segala gelombang,
Perlahan-lahan menjenguk ke permatang,
Lalu menelusurlah laju air masin,
Memasuki tanah semenanjung ini.

Antara perbani,
Menderu-derulah sang gelombang,
Air selat pasang malam,
Menampung sekali hidupan yang ada,
Mengurnia rezeki dalam kesengsaraan kecil,
Membanjiri di segenap penjuru.

Antara perbani,
Terlihatlah sang purnama yang indah,
Bertatah kemas di negeri inderaloka sakti,
Pancarannya cukup menyeri,
Pantulannya mendakap sepi,
Pada riak permukaan gelombang,
Yang sedang bertalu-talu pergi.

Antara perbani,
Gelombang serta isi lautannya,
Dikuasakan riak-riak ombak,
Menolak perlahan pasir, lodak dan cangkerang,
Secara berlapis-lapis,
Sehingga ke bibir pantai,
Maka beralunlah bunyian merdu,
Yang menggamit ketenangan.

Antara perbani,
Jujukan sang suria, kejora dan purnama,
Menghasilkan air pasang surut,
Laut gelora ketika maharaja siang bertandang,
Gelombang berkocak ketika pembalikan cahaya bulan menyirna.

Antara perbani,
Sebuah peristiwa alami,
Dia hanya menurut seruan Ilahi,
Yang Maha mengetahui dan Maha peduli,
Tuhan sekalian alam,
Yang membentuk proses bumi,
Sejak azali lagi.

Hdin Hafizuddin, 17 Julai 2022

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top