Bagian 5

Tok.. Tok..

Kau menatap ke arah jendela dapur dan menemukan teman baru mu disana. Yep, itu Laughing Jack yang tersenyum ke arah mu sambil mengetuk jendela.

"hei, teman! Bisa kau bukakan jendela ini?" tanyanya.

Kau mengedip beberapa kali sebelum menyadari apa yang ia katakan. Kau mengelap wajahmu memakai lengan bajumu dan menghampiri jendela.

"oh, hey L.J.. Untuk apa kau datang malam malam ke rumahku?" tanyamu setelah membuka jendela untuknya.

"ahahaha, tidak, aku hanya sedang lewat dan kebetulan ini rumahmu. Jadi aku kemari untuk menyapa." entah mengapa kau merasa kalau dia berbohong dan dia sebenarnya mengikutimu. Tapi kau tak peduli. Kau hanya ingin mempercayainya.

"begitu? Oh, bagaimana kalau kau masuk? Kurasa di luar dingin.." ajakmu. Namun, L.J menggeleng.

"tidak! Justru aku ingin mengajakmu keluar. Aku ingin menunjukkan sesuatu padamu! Ayo, ikut denganku!" ungkapnya terdengar girang.

"oh? Apakah ini tidak terlalu larut?" kau sedikit ragu untuk ikut dengannya. Mengingat kalau kakakmu bisa saja mengamuk kembali kalau ia tak ada dirumah.

"ayolah, sebentar saja, kok!" L.J mengulurkan tangannya.

Awalnya kau cukup enggan untuk ikut dengannya. Namun, mengingat kejadian tadi membuatmu merasa tak nyaman berada di rumah. Akhirnya dengan sisa tenaga mu, kau setuju dan menjabat tangan L.J.

"pilihan yang bagus!" seketika kau sudah ada di luar. L.J menarikmu dengan cepat sampai kau tak sadar tadi kau baru saja terlempar dari jendela.

"ayo, kita pergi kesana! Aku yakin kau akan menyukainya!" L.J menggenggam tanganmu dan menarikmu agar mengikutinya.

"ehh.. Kau akan membawaku kemana?" tanyamu dengan panik.

"ikuti saja aku!!" pekik L.J sambil terus menarik tanganmu.

Bukannya berontak dan mencoba melepas pegangannya. Kau malah memegang tangannya erat. Entah mengapa kau tak ingin ia melepas tanganmu.

______________________________________

L.J membawamu menuju sebuah karnaval tua yang gelap. Lokasinya berada di taman tua di samping hutan. Kau sedikit gemetar karena takut. Konon, karnaval ini ditinggalkan karena banyak sekali kecelakaan terjadi di karnaval ini. Jadi, mengapa L.J mengajakmu kesini?

"i-ini.."

"yep, aku ingin mengajakmu bersenang senang!" ucapnya terdengar bersemangat sambil memarik tanganmu.

"ta-tapi L.J.... Karnaval ini sudah tak berfungsi..." ujarmu sedikit merasa aneh dengan temanmu.

"pfffftttt! Kata siapa?! Karnaval ini masih berjalan dengan semestinya! Lihat! Lampunya menyala!" pekik L.J sambil menunjuk kearah karnaval di belakangmu.

Benar saja. Karnaval yang tadi gelap nan bobrok kini sudah berubah menjadi elok dan bersinar seperti baru di bangun. Kau bahkan sedikit merasa silau melihatnya.

"ta-tapi, bagaimana bisa?!" pekikmu terkejut.

"ehehe, aku memperbaiki semuanya sampai menjadi seperti baru. Bagaimana?" L.J menyodorkanmu sebatang lolipop.

"ini... Keren sekali! Kau mengerjakannya sendiri?" kau menerima lolipop itu dan mulai berjalan masuk.

"ahaha, begitulah... Ayo kita mainkan permainan permainannya!!" ajak L.J sambil berjalan mundur di depanmu.

"Ayo!!" dengan sebuah anggukan, kalian kemudian memasuki karnaval itu dan bermain bersama.
______________________________________

Kalian telah memainkan hampir seluruh permainannya dan sekarang tengah berbaring pada rumput yang bersih. Di sampingmu terdapat banyak sekali boneka yang kalian dapatkan sebagai hadiah karena memenangkan permainan (jangan tanya darimana hadiah itu.) Di tanganmu terdapat permen kapas yang kalian makan bersama sama.

"tadi itu, seru sekali!" pekikmu dengan keras. Entah mengapa kau merasa beban yang ada dalam hatimu menguap begitu saja.

"aku belum pernah dapat skor sempurna dalam permainan melempar pisau selama ini!" kau mengangkat boneka tupai lucu berwarna cokelat muda.

"yep, kau keren sekali ketika melempar pisau pisau itu!" L.J menirukan gerakan ketika kau melempar pisau itu.

"ehehe, terimakasih! Lain kali kita harus bermain lagi!" kau menatap L.J yang berbaring di sebelahmu.

"tentu saja! Aku akan selalu siap menemanimu bermain!" ucap L.J yang kemudian tertawa.

Kalian tertawa bersama. Kalian telah melewati malam yang indah. Ngomong ngomong, langitnya begitu indah sampai kau begitu terpana pada langitnya.

"ada apa, Y/N?" tanya L.J setelah menyadari adanya keheningan di antara kalian.

"uh... Bintangnya berkilau malam ini. Aku... Aku hanya bertanya tanya... Apakah aku bisa menjadi seperti mereka? Berkilau pada malam hari dan menjadi begitu indah." jawabmu jujur.

Terdapat keheningan sejenak sebelum akhirnya L.J menjawab pertanyaanmu. "tentu kau bisa. Bahkan, aku yakin kau pasti akan lebih berkilau di banding bintang yang satu itu." L.J menunjuk salah satu bintang yang bersinar paling terang.

"ahaha, kurasa tidak.. Aku tidak mungkin bisa seperti bintang yang satu itu." kau hanya tertawa miris.

"percayalah kau bisa."

Kau tetap menggeleng. "tidak, aku takkan bisa jadi bintang yang bersinar terang seperti itu. Aku hanyalah bintang yang cahayanya pudar. Bahkan mungkin berkelip kelip seperti lampu yang akan mati. Aku tak bisa bersinar seterang bintang yang satu itu."

"tidak, kau salah. Kau bukan bintang bercahaya pudar. Kau bintang yang punya cahaya yang kuat. Hanya saja, cahayamu terhalang oleh cahaya bintang besar itu." jawab L.J

"begitu?" kau menatap bintang yang besar. Ya, cahayanya memang berpendar.

"ya, untuk membuatmu bersinar, kau hanya perlu menyingkirkan bintang besar itu alias kakakmu."

Kau terdiam. "apa maksudmu?"

"bukankah sudah jelas? Kau harus menyingkirkan kakakmu agar kau bisa bersinar terang. Dia lah yang membuat cahayamu memudar." jawab L.J sambil menatapmu.

"sebentar, jadi kau menyuruhku untuk.... Menghabisi kakakku?" Kau bangkit dan menatap L.J. dengan perasaan campur aduk. Marah, bingung dan tidak percaya.

L.J menghela napasnya. "Hanya itu satu satu nya jalan, Y/N. Kalau kau ingin bersinar terang seperti bintang itu, satu satu nya cara adalah menyingkirkan bintang yang bersinar lebih terang." L.J ikut bangkit dan kini memasang senyum yang mengerikan.

Kau hanya bisa menatapnya tak percaya. L.J mengatakan sesuatu yang tak mungkin bisa engkau lakukan. Dan apa apaan senyumnya itu?! Dia tak seperti  L.J yang kau kenal sebelumnya.

"Aku yakin kau bisa melakukannya, bukan begitu, Y/N?" L.J sekarang meraih kedua tanganmu dan menggenggamnya. Ia juga menatapmu dengan tatapan yang terlihat bersemangat.

"TIDAK!" kau segera menepis tangan L.J kasar.

"Kau gila, ya?! Apa yang kau pikirkan?! Kau akan membuatku masuk penjara!!" Dengan amarah kau memekik keras pada L.J yang terlihat terkejut namun tetap tenang di depanmu.

"itu mudah sekali. Kau hanya tinggal alihkan buktinya pada orang lain. Ibumu misalnya? Huh, lagipula, kurasa polisi tak akan mencurigaimu." Dengan santainya jawaban itu keluar dari mulut badut monokrom itu.

Tentu hal ini membuat amarahmu mencapai puncak. Bukan hanya karena ia menyuruhmu untuk membunuh kakakmu, ia juga menyuruhmu untuk menyalahkan ibumu. Sudah cukup, pikirmu. Ini sudah keterlaluan.

"Kurasa semua ini sudah melanggar batas, L.J! Malam ini cukup sampai sini! Aku tak mau mendengar omong kosong mu lagi!" sambil menghentak, kau berbalik dan berjalan pulang.

"Y-Y/N! Kau mau kemana?!" L.J mengejarmu dan menangkap lenganmu.

"Aku mau pulang, L.J. PULANG!" kau sekali lagi menepis tangan L.J yang kelewat panjang itu.

"ta.. Tapi..."

"JANGAN DEKATI AKU LAGI! KAU MAHLUK MENGERIKAN!!" Kau sudah tak bisa lagi mengendalikan emosimu sehingga tanpa sadar kau berteriak padanya.

L.J terdiam. Dia hanya menatapmu. Sepertinya terkejut mendengar sentakanmu.

"Aku pulang!" pekikmu yang lalu segera berlari ke jalanan meninggalkan L.J yang hanya berdiri disana menatap punggungmu yang mulai mengecil ditelan kegelapan.

Air mata mengalir dibarengi dengan suara kaki yang beradu dengan tanah.  Sekali lagi, hatimu merasa sesak. Tapi kini lebih terasa menyakitkan karena kau mendapatkan kenyataan kalau seseorang... Bukan, sesosok mahluk itu bukanlah sahabat yang baik buatmu.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top