F86 : Million Rain

Aku dan Sinon pergi ke Lantai 86 untuk mengetes bow skill yang baru saja didapatkan. Lawannya tentu saja adalah <Lost Soldier>.

Run, run..

Aku menggiring para monster lantai atas ini ke satu titik dimana Sinon dapat menggunakan skill dengan efisien. Katanya dia membutuhkan tempat yang luas, dan jika bisa monster dikumpulkan.

Trinng.!

Aku tangkis beberapa kali tebasan pedang dari para <Lost Soldier> yang ingin menghabisi HP ku sedari awal tadi. Yah walau usaha mereka terlihat sia-sia karena cuma berkurang sedikit ditambah level ku telah di atas semua monster di Lantai 86.

"Shin. Bersiaplah untuk mundur..!" serunya.

Ketika ayunan pedang terakhir itu aku tangkis. Aku segera menjaga jarak dari semua <Lost Soldier>.

Sinon mengarahkan busurnya ke atas, di tali senar itu telah tersedia banyak sekali anak panah. Aku kira Sinon hanya mampu melepaskan satu panah saja secara bergantian. Apa karena skill baru yang ia dapat?

Sinon mengangkat sedikit busur nya dari target sebelum melepaskannya secara bersamaan. Itu memberikan momen kejatuhan yang apik. Dimana anak panah Sinon seolah tertembak dan mengikuti.

Shoot, shoot!

Sinon terus melanjutkan aksinya dengan melepaskan lebih banyak anak panah lagi sehingga jumlahnya lumayan banyak.

"Owh. Itu akan membunuh semuanya.."

Drrrttt!!

Dan benar saja. <Lost Soldier> seketika dihabisi dalam waktu bersamaan.

"Ini adalah skill baru yang aku dapatkan dari kakek npc. <<Million Rainn>>. Dengan ini aku bisa melepaskan tembakan lebih banyak dari biasanya.."

"Apa jedanya lama?"

"Lumayan lama.."

"Begitu. Kurasa kita harus mencobanya lagi.."

"Hai.."

Aku dan Sinon setuju untuk melatih skill baru ini dalam berbagai macam keadaan. Termasuk pertarungan hidup-mati.

Hingga tak terasa hari mulai gelap. Kami sempat mengerjakan side quest di lantai 86 yang memaksa kami untuk menginap di Terrafil.

"......"
"......"

Aku dan Sinon tidur di kamar yang sama. Kenapa kami selalu masuk ke dalam situasi sus seperti ini terus?

"Shin. Apa aku boleh tanya sesuatu?" panggil Sinon seraya melepaskan beberapa perlengkapan tarung dan memyusaka bagian dalamannya saja.

Aku terkejut bukan main dan refleks membalikkan badan. Heh? Berani sekali Sinon.

Aku bisa merasakan sensasi Sinon naik ke ranjang setelah aku perhatikan dia sudah menutupi setengah badannya dengan selimut. Sementara aku pura-pura membuka menu.

"Tanya apa?" sahutku dengan nada sedatar mungkin.

"Bukan masalah besar. Tadi aku cuma mau sedikit menggoda mu, tapi... Kau terlihat tak perduli sama sekali, Shin. Apa jangan-jangan kau itu gay?"

"Hoi. Kenapa jadi ke sana? Kan aku sudah pernah bercerita kalau aku punya pacar di dunia nyata---"

"---2 tahun yang lalu." potong Sinon cepat.

Entah kenapa mendengar itu membuat hatiku sakit. Ada kemungkinan pacarku mencari pasangan yang baru ketimbang menunggu.

Maksudku, aku memang salah lebih mementingkan SAO ketimbang kencan dengannya 2 tahun lalu. Yang mana membuatku terjebak disini sampai sekarang.

"Shin. Apa kau lagi memikirkan pacarmu yang ada di luar sana?"

"...."

"Ada beberapa kemungkinan dia bertahan dan juga tidak.."

"H-haha. Aku tidak tahu kau lagi menenangkan pikiranku atau mengacaukannya.."

"Aku cuma bercanda.." Sinon.

"Aku hanya belum terbiasa dengan SAO.."

"Walaupun kau terlihat sudah terbiasa..?"

"Tidak seperti yang lainnya. Aku tiba-tiba saja ada disini.."

"Aku mengerti kekhwatiranmu. Aku kalau jadimu mungkin bisa jadi lebih parah.."

"Dalam kasusku mungkin aku termasuk orang beruntung karena ditolong mu.." senyum Sinon sembari rebahan secara terbalik.

"Apa kau lagi coba menggoda ku lagi? Tidurlah.."

"Hm. Selamat malam, Shin. Besok tolong lindungi lagi ya.."

#HollowFragment#

Beberapa bulan telah berlalu. Aku tidak menghitung sudah berapa lama berada di SAO. Aku bakal tahu setelah kami menyekeso game kematian ini.

"Senpai. Ayo cepat! Kenapa melamun lag!?" panggilan dari Pester menyandarkan ku.

"Ya..."

Ia bersama yang lainnya sudah menunggu.

Semua anggota Knight of the Oath Blood berkumpul di monumen teleportasi. Bersiap untuk pergi ke Ruangan Bos.

"Tidak terasa sudah selama ini.."
"Ya..."

Aku bisa mendengar bisik-bisik dari anggota Team lainnya. Aku tidak menyalahkan mereka. Aku bahkan sedikit bersemangat soalnya kami sudah mencapai Lantai 97.

Mungkin ini sudah tahun ke-4 kami semua terjebak di dalam Sword Art Online.

Level Team D rata-rata adalah 170-173.

Pada penyelesaian kali ini semua Team dikumpulkan. Wakil Komandan Asuna kembali di Team B. Kirito The Black Swordsman membentuk party baru yang berisikan orang-orang sepertinya. Dan tidak lupa juga Furinkazan ada.

"Haaa.."

"Kau gugup?" mendekat Sinon.

"Sedikit. Sekarang ini setiap kita melawan Bos Lantai selalu ada korban yang berjatuhan. Walaupun cuma satu sampai se-party itu sangat merubah moral semua orang.."

"Kau tidak perlu sekhawatir itu. Team D cukup kuat untuk menghadapi Bos Lantai.."

"Sinon benar. Sejak kapan itu menganggu mu, kaichou.."

"Hm!"

"Kalian. Ya. Kalian ada benarnya. Kita memang sedikit tapi kita kuat!"

"Ayo kembali dengan selamat dan berpesta lagi.."
""Siap!""

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top