F76^81 : Tugas Pertama Team D
Sesampainya aku di guild ketua Uzala sudah menunggu bersama Pester dan satu lagi anggota yang tidak aku kenali. Baru?
"Iorim. Perkenalkan dia adalah Shin. Sub-leader Team D dan ketua party mu.."
Anggota itu memiliki ekspresi yang datar terbilang tenang, berambut hitam panjang mengenakan armor hitam dan rok pendek, serta jubah merah tanda anggota pemula di Knight of the Oath Blood. Berbeda dengan anggota senior/tertinggi yang menggunakan jubah putih dan emblem guild besar di badan mereka.
Nampaknya ketua Uzala memberikan seorang tanker ke dalam party ku. Tapi kenapa perempuan?
"..Shin-san!" panggilnya.
"?"
"Mata mu menunjukkan keheranan. Apa Shin-san heran saya adalah seorang tanker? Apa karena saya seorang perempuan?"
"Yap.."
"Blak-blakan sekali.." komen Pester agak terkejut.
"Sangat jarang ada tanker perempuan. Paling banyak aku cuma tahu 1 orang saja itupun dari guild rival Aincrad Liberation Army.."
"Saya memang perempuan tap---"
Tapi aku tidak mengizinkannya menyelesaikan kalimat itu.
"---Aku tidak peduli kau itu perempuan asalkan mengerjakan kewajibanmu maka itu sudah cukup untukku." potongku.
Iorim terlihat terkejut. Mungkin ini pertama kalinya orang memotong kata-katanya?
Aku tak peduli.
"Shin, itu adalah orangnya keras. Mungkin dia akan memintamu melakukan sesuatu yang merepotkan tapi aku yakin dia adalah pemimpin party yang baik.."
"Shin. Sinon mana?"
"Dia ada di Inn. Kemarin kami telah leveling hingga level 90.."
"Saya juga ikut membantu.." seru Pester.
"Kau pulang duluan.." balasku membuatnya cengengesan.
"Bagus. Shin, aku ada tugas pertama untuk Team D. Kemarin aku mendapat laporan bila player dengan level dibawah 100 berada di field Lantai 81. Mereka terbunuh.."
"".......""
"Aku sudah meminta bantuan kepada party dari kelompok guild lain untuk mengawasi field baru ini tapi masih banyak yang keras kepala.."
"Ketua Uzala ingin saya mengusir mereka?"
"Itu terdengar kasar tapi ya. Lantai 81 adalah level tertinggi saat ini bagi semua player larang mereka yang berada di bawah level 100 ke field itu.."
"Dan jika bisa sekalian pemetaan.."
"Saya mengerti.."
#HollowFragment#
"Hee~. Iorim jadi kau sudah mencapai level 95. Sebentar lagi aku kena susul.." berbincang Pester dengan anggota baru.
"Pester, jika kau begitu ketika di field nanti maka aku bakal menendangmu dari Team D.."
"Gomennasai!"
Sinon sudah menunggu kedatangan kami di monumen teleport lantai 76. Level nya telah mencapai angka 90. Sebagai mentor itu membuatku sedikit sombong, hmp.
"Ohayou, Sinon-san.." sapa Pester langsung.
Ia memperkenalkan anggota baru yaitu Iorim. Kenapa namanya tidak seperti player perempuan? Itu karena milik adik laki-laki. Dia bilang itu adalah suatu karma karena terlalu membully adik nya sendiri.
Entah kenapa anggota tim ini penuh masalah. Sinon yang masuk ke SAO karena kesalahan sistem/bug, Iorim seorang pembully dan ada Pester yang tidak bisa berhenti bicara.
Kalau aku itu sempurna orangnya. Buktinya aku memilih pekerjaan tetap di Tokyo.
"......"
Mengingatnya mungkin tak berguna karena itu sudah 2 tahun... Itu aku mungkin telah dipecat.
"Teleport... Borgal!" seruku seraya berdiri di atas lantai, segeranya kami berempat berpindah ke lantai 81.
"Wah. Sudah lama aku tidak datang ke medan berpasir seperti ini.."
"Tapi disana ada daratan, Pester-san.."
"Kurasa ini cuma jalan pembuka saja. Senpai--maksud saya leader. Kita memulainya darimana?"
"Panggil saja aku sesukamu, Pester.."
Kulirik Sinon masih menggu dagger. Padahal kemarin dia sempat berlatih menembak dengan busur.
"Ada apa?" tanyanya karena aku terlalu lama menatap.
"Tak ada. Kita mulai dari field pertama. Aku yakin player tidak akan jauh-jauh dari wilayah pertama.."
Dan benar saja. Baru saja kami memasuki Medan pertama nama >>Sun Kissed Heated Dessert<< aku sudah bisa mendengar suara gesekan pedang dan teriakan beberapa kali.
"Senpai..!"
"Ayo.." aku memerintah yang lainnya untuk lebih cepat berlari.
"Aarrgj!"
"T-tolong aku!"
"B-bertahanlah?!" kata satu player berambut putih dengan coat hitam garis putih. Apa dia orang yang diminta bantuan oleh ketua Uzala?
"Iorim, maju!"
"Hai..!"
Run...
Kecepatan nya membuatku terkejut. Aku pikir dia akan lambat dengan perisai besar ditangan kanan itu.
<Scorpion> mengangkat ekornya tinggi bersiap menusuk player yang meminta tolong tadi..krasss, beruntung HP nya diselamatkan oleh perisai Iorim.
"Mundur!"
"A-arigatou!"
"Pester, kau bantu anggota party disana mengalahkan tiga laba-laba itu.."
"Siap.."
"Sinon, kau sudah siap untuk memakai switch?"
"Ya. Aku sudah belajar selama 2 bulan ini.."
"Bagus. Iorim. Bergantian lah sama Sinon!"
Krassss!?
Ekor <Scorpion> menyerang perisai nya lagi. Perempuan satu ini membalas dengan tebasan vertikal lurus yang mengenai wajah tersebut.
"Switch!"
"Haaaa..!" Sinon melaju ke hadapan monster menebaskan dagger nya ke samping kiri lalu menariknya kembali ke kanan sembari melangkah mundur.
Itu pasti <<Side Bite>>
<Scorpion> seketika dikalahkan.
Ada dua monster yang sama mengejar party kami tolong tapi aku alihkan perhatiannya sampai player bernama Shinya datang untuk membantuku mengalahkan satu ekor terakhir.
"Terimakasih bantuan kalian tadi. Aku sangat terbantu. Hmm?" Shinya melihat jubah tudung putih yang aku kenakan.
"Kamu dari Knight of the Oath Blood? Pantas saja kuat-kuat, haha.."
"Apa tadi yang terakhir?"
"Kuharap sama. Aku dan party ku hanya bisa membantu di field pembuka sampai pertengahan saja. Monster-monster yang ada di dekat tower sangat banyak dan juga kuat.."
"! Tower? Kau sudah disana?"
"Ya. Kami kabur tadi lalu ketemu party tadi.."
Aku langsung saja memunculkan layar menu.
"Apa aku bisa menyalin peta mu? Jika mau akan kubayar.."
"Tidak usah. Party mu sudah menolong kami tadi. Akan kuberikan dengan gratis.."
"Terimakasih banyak.." senyumku.
Shinya menyalinkan peta miliknya untukku.
"Hati-hati.." lambaikan tangan ia ketika kembali ke Borgal.
"Kau selalu menggunakan duit apabila meminta dan memberi sesuatu.."
"Cara ini lebih cepat.."
Kemudian Iorim mendekat.
"Saya pikir dengan level dan keahlian Shin-san saya yakin party kita bisa mempetakan sendiri.."
"Ini lebih cepat.." sahutku cepat.
"Iorim. Kau mungkin tidak tahu tapi senpai itu orangnya pemalas.."
"Eh.."
"Woi bocah!"
Aku menghela lelah tanpa sebab. Aku melihat peta yang baru saja aku dapatkan. Tower hitam semua, tidak ada wilayah satu pun dimasuki.
"Di field ini ada town. Mari kita ke sana dan beli persediaan.."
"Heh?" kaget Pester.
"Senpai, jangan bilang kita..!?"
"Kita cuma masuk, bukan menelusuri.."
"Siap.."
"Maksudnya apa?" mendekat Sinon.
"Artinya kita berkesempatan untuk menelusuri tower hingga menemukan Boss Room.."
Dari kejauhan Pester terlihat seperti orang konyol dengan senyuman di wajahnya.
Rasanya sudah lama aku tidak seperti itu. Dulu aku juga bersemangat sebelum menelusuri tower itu adalah sesuatu yang merepotkan.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top