┈๑❝ Where is He? ❞๑┈

┈๑❝ Where is He? ❞๑┈
[ Dimana dia? ]
.
🖇️ The nineteenth Part 🖇️
.
➷๑՞. ___________➷๑՞.

[Name] mengusap kedua lengannya naik turun. Sedikit merinding setelah mendengar kalimat akhir Gojou sebelum si pria pergi.

Ia masih duduk di atas bangku. Belum bergerak dari tempatnya.

“[Name]?”

Suara Remi menyadarkannya. Sang gadis mendongak menatap, memasang senyuman yang terlihat menyedihkan.

“Kamu baik-baik saja?”

Remi berjongkok di depannya. Seraya menggenggam kedua tangan [Name].

“Aku baik-baik saja, kok.”

“Mm ... Tadi Gojou san memintaku ke sini untuk menemanimu. Mungkin dia khawatir karena kamu tidak tahu arah di sini.” Remi menarik tangannya, membuat [Name] berdiri.

“Ayoo! Makanan manis pasti bisa membuatmu merasa lebih baik!!” Gadis itu dengan ceria berucap. Menarik tangannya untuk berjalan bersama.

[Name] mengikut. Tersenyum kecil menyadari betapa peka nya Remi padanya. Kemudian, ia terpikirkan sesuatu.

“Go--maksudku ... Satoru di mana?”

Remi memegang dagunya.
“Hmm ... Tadi dia menghampiriku saat sampai di kelas. Lalu Gojou san kembali keluar dan entah pergi mana.”

“Ohw ... Begitu, ya.” Dia pergi ke mana? [Name] membatin. Sedikit khawatir pada Gojou.

.

.

“Kau yakin, Satoru?”

Kedua pria populer ini sekarang berada di bandara. Akan kembali ke Jepang untuk menyelesaikan urusan mereka dengan para petinggi. Gojou akan mengatakan keinginannya kepada para petinggi untuk tidak membunuh [Name].

Ia tahu jawaban mereka adalah tidak. Tapi, Gojou itu kepala batu. Dia tidak akan melaksanakan perintah bodoh yang didasari rasa takut dari para petinggi. Lagian, [Name] hanya manusia biasa. Yang kebetulan bisa melihat kutukan dan punya aura hingga menarik perhatian roh kutukan.

“Aku yakin. Kau meragukan ku, Suguru?”

Getou terkekeh. Kemudian menyentuh pelipisnya.
“Tidak. Bukan itu maksudku. Lupakan. Ada sesuatu yang lebih penting yang ingin kukatakan padamu.”

“Apa itu?”

Raut Getou berubah serius.
“Aku sudah menyelidiki soal [Name]. Maksudku, alasan kenapa dia bisa menjadi pusat perhatian para roh kutukan. Satoru, [Name] soulmate mu 'kan?”

Gojou mengangguk.
“Lalu kenapa dengan itu?”

“[Name] ... Memiliki aroma yang sama denganmu. Maksudku, tidak benar-benar mirip, hanya saja mendekati. Karena hal itu, dia menjadi pusat perhatian roh kutukan.

Disaat kutukan lain memilih menjauhimu, [Name] yang memiliki sedikit perbedaan dari aroma mu itu menjadi perhatian mereka. Lalu,  alasan kenapa tidak ada yang mendekatinya meski sangat menarik perhatian ... Itu karena kau adalah soulmate -nya.

Sama seperti mereka yang menjauhi mu karena kekuatan besarmu. Tidak ada yang mendekati [Name] karena dia takdirmu.”

“Begitu, ya. Jadi, meski aku tidak menjaganya tidak akan ada yang mendekatinya begitu?”

Getou mengangguk.
“Tapi, untuk roh kutukan yang ... Yah, berani. Mereka akan mendekatinya. Satoru, kutanya sekali lagi untuk memastikan, kau memilih menjauhi [Name] atau tetap memilikinya?”

“Kau ini tidak percaya padaku, ya?”

“Baiklah. Aku percaya sekarang. Lalu? Bagaimana cara kau menunjukkan keberadaanmu saat tiba disini nanti?”

Gojou memasang senyuman.
“Disaat itulah kau dibutuhkan, Suguru!!”

“Woi.”

“Aku akan menjelaskannya nanti. Ayoo!!”

Mereka berjalan beriringan. Memasuki Jet pribadi milik Gojou.

“Satoru, apa [Name] tahu soal keberangkatan mu?”

“Tidak.”

“Kenapa?”

“Biar dia mencariku!!”

“Kau ini ....”

➷๑՞. ___________➷๑՞.

[Name] menghela nafas. Mata kuliahnya berakhir untuk hari ini. Sepanjang harinya berjalan tidak cukup baik. Masih diselingi perasaan khawatir dan beban pikiran akibat Gojou yang tiba-tiba saja berkata jujur padanya.

“Rasanya aku mau menghilang saja ....”

[Name] menggeleng. Itu tidak akan menyelesaikan apapun. Ia melangkah keluar kelas, seraya mengikuti beberapa teman sejurusannya yang ia yakini ingin keluar dari daerah kampus.

[Name] mengedarkan pandangan ketika berada di luar gedung. Berharap mendapati Gojou di daerah sini. Tapi, harapannya pupus saat hanya mendapati wajah-wajah asing.

Dia kemana ...?

Ia melangkah dengan lesu. Senyuman pudar dari wajahnya, tergantikan raut sedih dan kecewa. Gojou benar-benar menghindarinya, dan untuk mendatangi nya lagi, itu artinya [Name] menerima keberadaannya.

“Apa yang harus kulakukan ....” Ia bingung tentu saja.

Hanya dengan melihat sepasang kekasih berjalan disampingnya saja dapat membuat [Name] mengingat masa lalu yang sekeras mungkin ia kubur dalam-dalam. Hanya dengan mendengar kata 'pacar' saja ia bisa berkeringat dingin dan sedikit gemetar.

Ia tahu Gojou dan mantan pacarnya adalah orang yang sangat berbeda. Dari kepribadian dan lain-lainnya. Tapi, itu tidak bisa menenangkan dirinya.

“[Nameee]!!”

Remi berteriak, seraya menghampiri [Name]. Gadis bersurai hitam itu menatapnya, melihat senyuman cerah milik Remi.

[Name] terpikirkan sesuatu. Mungkin, dengan bercerita masalahnya dengan Remi. Ia bisa sedikit tenang, atau menemukan jalan keluar.

“Remi ... Kamu punya waktu?”

“Banyak banget malah!!”

“Bisa temani aku? Eum ... Ada yang ingin kuceritakan padamu ....”

Remi mengangguk. [Name] tersenyum sebentar, kemudian menceritakan semua masa lalunya pada Remi dan alasan sebenarnya ia tidak ingin pacaran.

Karena mengobrol. Tanpa sadar mereka telah sampai di depan sebuah kafe. [Name] tetap bercerita sampai mereka berdua duduk di ujung, tempat kesukaan, dekat jendela.

“Parah banget ....” Remi menutup mulutnya.

“Yah, itu cukup membuatku tertekan.” [Name] mengedikkan bahunya.

“Kurasa ... Kamu harus menerimanya.”

“Eh?”

“[Name], selama ini ... Kamu menghindari masa lalu kamu 'kan? Kamu menghindarinya ... dan tidak mencoba untuk menerimanya dengan alasan takut. Meski sulit, cobalah untuk menerimanya. Jika tidak, akan ada beberapa hal yang tidak bisa kamu dapat hanya karena masa lalu kamu.

Contohnya, seperti hubunganmu dan Gojou san. [Name], apa kamu menyukainya?”

Ia menunduk. Menatap pantulan dirinya di atas meja kaca kafe ini. Mencoba mendalami perasaanya pada Gojou selama ini.

Ia nyaman bersamanya. Meski sifat Gojou buruk, itu menjadi sesuatu yang seru bermain dan mengobrol bersama pria itu.

Seburuk apapun seseorang. Pasti ada sisi baiknya, selalu. Tergantung dari bagaimana caranya menatap orang buruk itu.

Kemudian, ada perasaan aneh yang terlalu cepat muncul. Itu masih misteri baginya. Tapi, [Name] tidak akan menyangkal.

“Iya, aku menyukainya.”

Remi tersenyum.
“Jangan biarkan masa lalumu menjadi penghalang hubungan kalian, loh! Nanti kamu bakalan menyesal.”

Jujur saja, Remi pernah dinasehati seperti ini dari Sakura. Orang yang lebih bijak dan dewasa darinya. Tapi, karena [Name] jarang bertemu dengan Sakura karena gadis itu terlalu sibuk. Jadi dia sering menghabiskan waktu bersama Remi.

“Tapi ... Aku tidak tahu dia dimana sekarang.”

“Dia hebat ya~ benar-benar meminta mu untuk mendatanginya seperti yang dia bilang. Keren, sih, tapi ... sedikit menyusahkan saat dia tiba-tiba hilang seperti ini.”

“Hilang ...?”

“Dia tidak masuk kelas hari ini, bahkan Getou san yang rajin pun tidak masuk.”

➷๑՞. ___________➷๑՞.

Kore kara no tameni~🎶

Ini artinya apa ya ... 😭

┈┈┈ ੈ 𝓐𝓷𝓘𝓷𝓞𝓬𝓽𝓸𝓫𝓮𝓻 ੈ ┈┈┈

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top