┈ ๑❝ Weird Talk ❞๑┈
┈ ๑❝ Weird Talk ❞๑┈
[ Pembicaraan aneh ]
.
🖇️ The 10th Part 🖇️
.
➷๑՞. ___________➷๑՞.
“... Satoru, punya berapa banyak rahasia?”
Gojou diam. Lagi, ia terkejut dengan pertanyaan [Name].
“Kenapa bertanya seperti itu?”
“Well, aku selalu berpikir, orang yang banyak senyum bahkan tanpa alasan itu ... Adalah orang-orang yang sudah melewati banyak hal. Mengatakan semuanya akan baik-baik saja pada diri mereka sendiri.”
“Jadi kau berpikir kalau aku salah satunya?”
“... Apa aku salah?”
Gojou mengernyitkan kening. Dagunya terangkat naik, angkuh.
“Terus berpikir seperti itu.”
[Name] tahu Gojou tidak ingin melanjutkan topik ini lebih jauh lagi. Ia memutuskan untuk diam. Mungkin seharusnya dirinya tidak bertanya hal seperti tadi. Maksudnya ... Ia bahkan baru mengenal Gojou selama beberapa hari, belum banyak yang ia ketahui tentang pria di sampingnya.
Bukan manusia? Berbeda dari manusia lain? Apa maksudnya ini?
Gojou sulit dimengerti. Tapi, bukan berarti ia tidak bisa dimengerti. [Name] akan mencoba memahaminya secara perlahan.
“Aku ini orangnya sulit. Banyak dari mereka yang tidak bisa menebak perilaku, loh. Yah! Aku memang semisterius itu, sih.” Gojou mengucapkannya dengan nada bangga.
“Tapi ... Bukan berarti kamu tidak bisa dipahami 'kan?”
“Heh?”
Gojou bungkam. Ia mengerjabkan mata, tampang konyol ia pasang. Tidak menyangka kalimat itu akan keluar dari mulut [Name].
Gadis ini ... Jangan bilang ...?!
Ia langsung mengalihkan perhatian.
“Kita sampai!!” ucapnya dengan nada ceria.
Gojou memarkirkan mobil mewahnya. [Name] keluar disusul Gojou, berjalan beriringan memasuki apartemen yang mewah menuju lift.
Penthouse [Name] ada di lantai paling atas di bangunan ini. Mereka keluar dari dalam lift, dan langsung dihadapkan dengan pintu masuk penthouse [Name] yang beberapa langkah di depan.
“Ayo masuk!”
Gojou mengikuti dalam diam. Memerhatikan punggung mungil [Name] yang tersembunyi oleh rambut tebal sang gadis. Gadis itu hanya sebatas pundaknya--mungkin tingginya satu tujuh puluh atau lebih. Tapi, tubuhnya tidak atletis, ia kurus--tapi tidak benar-benar kurus. [Name] cukup berisi di beberapa bagian.
“[Name].”
“Iya?”
“Aku ingin bertanya.”
“Boleh, kok~”
“... Ukuran dada mu berapa?”
Gojou melihat bagian itu berisi. Bukan tanpa alasan ia bertanya hal melakukan seperti itu pada [Name]. Dirinya ingin memastikan sesuatu.
[Name] segera menoleh dengan wajah kaget dan ngeri.
“Kenapa bertanya seperti itu?”
“Yah, karena aku ingin tahu.”
“Lupakan.” [Name] melangkah agak cepat.
Gojou melebarkan senyuman. Matanya sedikit membulat lebar.
“Kukira kau akan melempariku sesuatu karena bertanya hal-hal seperti itu.”
“Tidak. Walau pertanyaanmu itu tidak wajar, aku tidak akan melakukannya.”
“Hmm ... Dunia itu ternyata luas, ya. Kupikir semua wanita yang kurendahkan atau kuhina dan kujahili akan berteriak marah dan melempariku segala macam barang yang ada di sekitar mereka. Kenapa kau malah berbeda? Wanita jaman sekarang memang mengerikan seperti itu 'kan?”
“Aku tidak berani melempari seseorang seperti itu. Maksudku, yah, aku lebih memilih meluruskan masalah--atau lari untuk menenangkan diri sebentar, daripada meluapkan amarah. Kamu tahu? Meluapkan amarah itu melelahkan.”
“Hee.”
Gojou membanting tubuhnya di atas sofa. Rebahan, ia meluruskan tubuhnya yang cukup kaku karena duduk di dalam mobil tadi.
“Jadi? Kau orang yang tidak mengikuti emosi, huh?” Gojou bertanya.
[Name] mengedikkan bahu.
“Aku menahannya.”
Gojou mengubah posisinya menjadi tengkurap. Netranya melihat-lihat dekorasi ruangan ini, tidak feminim, tapi tidak maskulin juga.
Lalu, ia mendapati seekor kucing putih. Rambutnya lebat, itu Angora (?) Berjalan dengan empat kakinya ke arah [Name].
“Oh?”
[Name] tersenyum lebar. Kemudian berjongkok, mengelusi rambut kucing itu hingga ia mendusel manja padanya.
“Itu kucing mu?” Tanya Gojou. Ia menopang dagunya, terlihat malas.
[Name] mengangguk.
“Iya!”
Ia kemudian berdiri. Lalu masuk ke dalam dapur untuk membuat makanan.
Gojou melihat kepergiannya sebentar. Lalu menatap kucing itu dengan tatapan malas--setelah ia menurunkan sedikit kacamatanya.
Kucing manja itu memang lucu. Tapi, ada bagian di mana Gojou tidak menyukainya. Kenapa dia harus dimanjakan oleh [Name]? Itu masalahnya.
Baiklah, ini aneh. Dia memang aneh. Cemburu pada seekor hewan imut. Gojou mengejar kucing itu yang sudah lari.
“Kemari kau kucing jelek!!”
Sebenarnya ia bisa menangkap kucing ini dengan sangat mudah. Dia hanya perlu melakukan sebuah sulap dan kucing ini akan ada digenggamannya. Sayangnya, [Name] belum tahu siapa dirinya.
Mereka lari-larian ke sana kemari, anehnya tidak sampai di dapur. Kucing itu masuk ke dalam kamar bernuansa putih. Kamar wanita. Mungkin itu kamar [Name] dan Gojou tidak peduli.
Ia masuk, membanting tubuhnya ke atas ranjang saat kucing itu terlihat meledeknya dengan wajahnya yang songong di sana.
Mereka bertengkar, selain mengganggu kehidupan teman-temannya, Gojou juga mengganggu kehidupan seekor kucing.
Kucing itu hendak mencakar wajah Gojou. Tapi tertahan sesuatu.
“Tidak kenaa~” ledek pria itu.
Penampilannya berantakan. Rambutnya juga. Gojou menggendong dengan tidak ikhlas kucing itu keluar dari dalam kamar. Berjalan menuju dapur.
“[Namee] ....”
Sang gadis menoleh, setelah pendengarannya menangkap suara--yang dengan manja-- memanggilnya. Lalu menahan tawa saat melihat penampilan Gojou yang kacau beserta kucing putih yang kini bertengger di atas kepalanya.
“Kalian kenapa ...?” [Name] masih berusaha menahan tawanya.
“Kucing jelek ini cari masalah.” Gojou mengucapkannya tanpa mengatakan kebenaran.
[Name] terkekeh. Ia menghampiri, lalu mengambil kucing lucu itu dari atas kepala Gojou dan membiarkannya berlari menjauh.
“[Name], bersihin, dong.” Gojou membungkukkan tubuhnya. Meminta [Name] untuk merapikan rambutnya.
Sang gadis nampak ragu. Tapi, ia tetap melakukannya, mengelusi rambut putih Gojou yang bagaikan salju.
“Rambutmu mengingatkanku pada salju. Ne, kamu lahir bulan berapa?” [Name] bertanya, tangannya masih merapikan rambut Gojou.
“Huh? Desember ... Masih awal musim salju.”
“Waah~”
“[Name] sendiri? Katakan! Aku sudah memberitahumu bulan lahirku, loh, sekarang giliran mu!?”
“Hmm ... awal musim semi.”
➷๑՞. ___________➷๑՞.
Yeah ... Aku butuh mendalami karakternya Gojou lagi.
┈┈┈ ੈ 𝓐𝓷𝓘𝓷𝓞𝓬𝓽𝓸𝓫𝓮𝓻 ੈ ┈┈┈
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top