┈ ๑❝ Too Bad ❞๑┈

┈ ๑❝ Too Bad ❞๑┈
[ Sangat buruk ]
.
🖇️ The Second Part🖇️
.
➷๑՞. ___________➷๑՞.

Suara bantingan pintu terdengar menggema. Pria yang kini diketahui bernama Gojou Satoru merebahkan tubuhnya dengan kasar ke atas sofa yang cukup panjang untuk memuat kakinya. Getou menyusul, duduk dengan tenang ke atas sofa di depan tempat Gojou. Kening pria itu mengerut, sepertinya sedang berpikir sangat keras.

“Ini sangat buruk, Satoru.”

Gojou bungkam saat telinganya mendengar suara sang teman. Ini juga cukup mengejutkan sebenarnya. Kedua matanya tertutup, menyembunyikan netra miliknya. Mencoba berpikir jernih atau mencari jalan keluar dari ini. Keputusan terbaik yang harus mereka pikirkan matang-matang.

Kedua kelopak matanya kemudian terbuka. Maniknya sungguh indah, dapat menghipnotis orang-orang yang melihat tepat ke dalamnya. Sayang sekali, orang-orang yang melihat matanya hanya menilai dari keindahan saja kemudian memujinya. Mereka tidak tahu jika matanya ini berbahaya. Sangat.

“Sial ....”

.

.

Tangan seputih salju nampak bergerak--menari-nari di atas buku yang kertasnya berwarna vintage. Melukiskan sebuah tulisan menggunakan pena--sangat rapi. Sebenarnya ini ringkasan ulang, sebab ringkasan yang sebenarnya benar-benar berantakan.

Yah, orang cerdas lebih fokus berpikir daripada merapikan tulisannya saat meringkas materi.

Helaan nafas kemudian ia keluarkan. [Name] menutup bukunya setelah catatan materi yang bisa saja masuk dalam ujian semester ia tulis dengan rapi.

“Tolong, satu cappucino lagi,” ucapnya pada salah satu pelayan kafe.

Netra hitamnya kemudian memandang keluar jendela. Melihat orang-orang yang berjalan santai tanpa mengetahui ada bahaya yang berkeliaran di sekitaran mereka. [Name] dapat melihat sesuatu yang disebutnya monster aneh. Berjalan santai ataupun bersembunyi dibalik bayang-bayang manusia. Mereka mengerikan, berbagai macam bentuk aneh yang menjijikan. Menakutkan, tapi [Name] sudah biasa dengan keberadaan para makhluk aneh itu.

Ia teliti disertai rasa penasaran yang besar. Menyelidiki darimana dan bagaimana monster aneh itu bisa tercipta, kemudian bagaimana cara memusnahkan mereka jika mengganggu manusia. Sayangnya, cara memusnahkan mereka masih misteri bagi [Name].

Ada satu hal yang ia tidak ketahui tentang dunia kegelapan. [Name] tidak tahu dan tidak mendapat informasi tentang itu, tapi ia tahu kalau ada beberapa orang yang diberi kelebihan untuk menghabisi mereka.  Ia ingin bertemu kemudian bertanya pada mereka cara menghabisi monster aneh itu. Keberadaan mereka cukup mengganggunya, beberapa ada yang selalu mengikuti [Name], tapi berada dalam jarak yang sangat jauh darinya. Entah kenapa, tidak ada yang berani mendekat ataupun melukainya.

“[Name]?”

Seseorang memanggil. Nadanya terdengar datar, tenang, tapi suaranya mengalun lembut.

“Oh? Kak Haru?”

Senyuman [Name] pasang. Haru menganggukkan kepalanya, mengelus puncak rambut [Name] sebentar, kemudian duduk di kursi depan sang  adik.

“Aku melihatmu bicara dengan dua orang pria tidak kukenal di kantin tadi. Siapa mereka?”

“Oh, dia kak Suguru dengan temannya. Anak pindahan baru di kampus. Dia satu jurusan denganmu, loh.”

“Hee, aku tidak menyadarinya.”

“Eh? Remi bilang mereka masuk ke dalam kelas kalian tadi. Kamu tidak ketemu dengannya saat kelas?”

“Tidak. Aku pergi bersama Rin, makanya tidak masuk kelas.”

[Name] menghela nafasnya. Senyuman canggung ia pasang. Ia berkata, “Kak Haru, kurasa kamu harus menghilangkan kebiasaan itu. Ini sudah yang keberapa kalinya?”

“Entahlah. Aku tidak menghitungnya.”

Ia hanya membalas dengan senyuman. Kemudian kembali mengalihkan atensi ke arah luar, melihat para manusia dan makhluk itu memenuhi jalanan. Mungkin layaknya hantu dan manusia?

“[Name].”

“Iya?” Sang gadis menatap netra coklat milik kakaknya.

Haru menatap balik. Kelopak matanya sedikit menurun--membuat netra coklatnya tidak terlihat sepenuhnya. Ia ingin menyampaikan sesuatu. “... Kau tidak ada jadwal kuliah lagi hari ini?” Kemudian pertanyaan ini yang terlontarkan.

[Name] tahu, Haru ingin mengatakan sesuatu yang sepertinya sangat penting--hingga nada bicaranya terdengar sedikit ragu--sampai membuatnya mengalihkan topik yang terdengar dipaksa.

[Name] bisa membaca raut wajah, gerakan tubuh, tingkah laku, kemudian menebak mereka sedang kenapa dan memikirkan apa. Sebagian besar ia dapat tahu apa yang lawan bicaranya pikirkan--sebaik apapun mereka menyembunyikannya. Namun, ada beberapa manusia yang memang sulit untuk ia tebak. Dia memang sangat teliti pada orang lain, peduli, sayangnya untuk dirinya sendiri--ia benar-benar ceroboh.

“Kak Haru sebenarnya ingin membicarakan apa?” Lengkungan di bibirnya terbentuk. Meyakinkan Haru, ia akan baik-baik saja jika kakaknya mengatakan yang sebenarnya.

Haru tidak bicara selama beberapa saat.
“Berhati-hatilah. Hanya itu,” ucapnya kemudian.

[Name] tidak akan memaksa Haru untuk mengatakan yang sebenarnya. Ia bisa menunggu.

➷๑՞. ___________➷๑՞.

Hatsuharu Sohma
[Diganti jadi Toda Haru]
© Fruit basket.

Sohma Isuzu [Rin]
© Fruit basket

Yeaah
Aku udah mikirin ini dari lama lama lama banget.

┈┈┈ ੈ 𝓐𝓷𝓘𝓷𝓞𝓬𝓽𝓸𝓫𝓮𝓻 ੈ ┈┈┈

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top