┈ ๑❝ Slightly Awkward Girl ❞๑┈
┈ ๑❝ Slightly Awkward Girl ❞๑┈
|| Gadis yang sedikit canggung ||
.
🖇️ The First Chapter 🖇️
.
➷๑՞. ___________➷๑՞.
“Miss Toda?”
Ia sedikit terganggu, terlihat dari keningnya yang mengerut keras. Perlahan, panggilan itu terus saja memasuki pendengarannya, menganggu waktu tidurnya di dalam kelas salah satu dosen tegas yang menyebalkan.
“Miss Toda!!”
Sang gadis terperanjat, segera menegakkan tubuh yang awalnya membungkuk karena membaringkan kepala di atas permukaan meja.
Wajahnya nampak canggung, semburat merah tipis muncul di kedua pipi yang agak tembem. Saat dia mengetahui jika dirinya menjadi perhatian satu kelas.
"Sudah sadar, ya? Bagaimana rasanya tidur di saat aku sedang menjelaskan, Miss?" Pertanyaan itu mengalun dengan nada tajam, meski sang pemilik suara kini terlihat tersenyum ramah.
“Maafkan aku, Mister Nacht.”
[Name] menaikkan kedua bahu canggung, sedikit menunduk ke bawah karena tak ingin bertatapan langsung dengan netra indah milik Nacht Faust.
“Aku bisa mengeluarkanmu dari kelasku jika ini terulang lagi.”
[Name] menganggukkan kepala paham. Ia dapat melihat kedua kaki Nacht yang perlahan berjalan menjauhi dirinya.
Helaan nafas ia keluarkan, merasa lega karena akhirnya dosen menyeramkan--tapi tampan--itu sudah berada di jarak aman bagi [Name].
Ia kembali memerhatikan penjelasan serta tulisan-tulisan yang ditunjukkan layar kemudian menyalinnya di buku. Mencatat hal-hal yang mungkin penting untuk ujian semester nanti.
Ia berada dijurusan sastra Inggris. Di universitas Greenwich. Mempelajari creative writing sekaligus sastra Inggris secara bersamaan. Cukup sulit, tapi mengingat impian serta kesukaannya pada bahasa itu membuatnya mengambil jurusan ini sehingga nekat melanjutkan jenjang kuliah di luar negeri.
[Name] adalah gadis dari Jepang. Meski mukanya hanya sedikit menunjukkan wajah orang Asia timur. [Name] memiliki darah Jepang yang mendominasi dalam tubuhnya. Ibunya adalah orang asli Jepang. Sementara Ayahnya berasal dari negeri gingseng, kemudian bercampur darah Rusia dari ibu--nenek [Name]. Gadis itu keturunan darah campuran bersama kakaknya. Bernama Toda Haru. Rambutnya hitam sepunggung begitu juga dengan warna matanya, diturunkan dari ibunya. Berbeda dengan Haru--sang kakak-- yang memiliki rambut berwarna putih--tak seputih salju-- mungkin sedikit abu-abu.
Kelas mister Nacth kemudian di tutup dengan beberapa kata menusuk darinya. Meski pria muda itu selalu menunjukkan sebuah senyuman manis dan terlihat baik. Ia sangat menunjukkan rasa ketidaksukaannya pada sesuatu, hingga berakhir terdengar seperti hinaan.
[Name] membereskan buku-bukunya. Kemudian memeluknya di depan seraya menenteng satu tas yang tergantung dikedua pundaknya.
Jadwal selanjutnya, ia harus masuk ke kelas mister Levi yang berada di gedung sebelah, tapi masih ada waktu dua jam lagi sebelum masuk ke sana. [Name] memutuskan untuk beristirahat di kantin universitas.
Kedua kelopak mata mengerjab sebentar, ketika melihat pemandangan kantin yang sudah dipenuhi banyak orang.
“[NAMEEE]!!”
Suara itu terdengar nyaring, sang gadis melihat ke penjuruh arah untuk mencari asal suara. Maniknya berhenti pada satu meja yang cukup jauh darinya. Diisi satu orang gadis manis berambut pink fanta, bernama Remi.
“Oh! Remi!”
Ia berlari kecil menghampiri, walau tubuh mungilnya mesti bertabrakan dengan beberapa orang yang ukuran badannya lebih besar darinya. [Name] berhasil melewati itu. Kini, ia duduk di depan Remi, meletakkan bukunya lalu memangku tas kecilnya. Cara duduknya benar-benar feminim, kedua kaki yang tertutup rapat serta tubuh yang menegap naik.
Secara fisik ia nyaris sempurna, disertai bakat dalam seni dan otak yang cerdas. Berbanding terbalik dengan penampilannya yang indah, ia gadis yang lumayan pendiam dan sedikit canggung. Meski senyum selalu dirinya singgungkan, ia juga ceroboh, bukan pengingat yang baik lalu tidak dapat mengingat arah jalan dengan benar.
Beruntung [Name] tinggal di London beserta sang kakak. Jadi, ia tidak perlu khawatir akan tersesat di tempat ini.
“Ah, benar juga!!”
Remi mengeluarkan suara setelah diam menikmati makannya. Netra milik [Name] menatap tepat pada manik indah milik Remi.
“Katanya ada dua orang pria yang pindah ke sini, loh! Aku lupa siapa nama mereka, tapi yang jelas keduanya berasal dari Jepang! Hari ini mereka masuk ke kelasku kemudian membuat satu kelas heboh dengan kedatangan mereka berdua!”
“Mereka jurusan manajemen properti, ya?” Dari ucapan Remi, hanya itu yang bisa ia tangkap, mengingat Remi dijurusan manajemen properti juga.
Gadis berambut terang itu menganggukkan kepalanya. Kemudian melihat ke penjuru arah kantin, mencari-cari keberadaan dua orang pria yang kedatangannya membuat heboh.
“Oh! Itu mereka!!”
Remi menunjuk ke arah belakang [Name]. Gadis Surai hitam itu memberikan respon dengan mengerjabkan kedua matanya. Jujur saja, ia tidak terlalu peduli dengan kedatangan dua orang ini, sebab mereka datang bukan urusan [Name].
“Eh ... Tapi, kenapa yang rambut putih melihat ke sini ...?”
Nada suara Remi terdengar sedikit ketakutan. Hal itu lantas membuat [Name] menolehkan kepalanya ke belakang. Dan benar saja, satu pria yang paling mencolok melihat ke arah meja mereka.
“Hm? Itu 'kan ...?”
Fokus [Name] tertuju pada pria yang ada di belakang pria bersurai putih. Pria berambut hitam agak panjang yang terlihat dewasa--dari aura yang ia keluarkan.
“Kak Suguru?” Suara [Name] terdengar kecil, sedikit ragu saat menyembutkan nama sepupunya.
Netranya menangkap pemandangan sang pria surai salju yang nampak berbicara dengan orang yang ia tebak kakak sepupunya. Kemudian, keduanya secara bersamaan menoleh lagi ke arahnya.
“Oh? [Name]?”
Suara itu berasal dari orang--yang kini ia yakini benar-benar kakak sepupunya. [Name] mengembangkan senyumannya, berpamitan pada Remi lalu berdiri, berjalan menghampiri kedua orang itu.
“Kak Suguru, sejak kapan ke sini?”
Getou Suguru sedikit terkejut saat [Name] sudah sampai di depannya. Ia melirik ke arah temannya yang sekarang sibuk foto dengan beberapa gadis, Getou tersenyum tipis.
Tangannya terangkat mengelus surai hitam milik [Name], yang warnanya mirip dengan warna rambutnya.
“Kau benar-benar sudah berubah, ya?”
[Name] menyadari nada Getou yang menekan kata berubah. Sekarang, ia memikirkan arti kata berubah dari sisi lain, tapi sebelum itu, ia membalas ucapan Getou dengan anggukan.
“Yaah~ ini tempat yang menarik~!”
Keduanya menoleh bersamaan, mendapati teman Getou yang melambaikan tangan pada para gadis yang sudah pergi menjauhinya. Lalu melihat ke arah mereka.
Netra hitam milik sang gadis kembali mengerjab saat melihat wajah pria pemilik surai salju. Ini terasa sangat aneh, sesuatu seolah menarik dirinya untuk mendekat ke arah pria itu. Tapi, [Name] menahan dirinya.
Disisi lain, Getou menghela nafas frustasi tanpa sepengetahuan [Name].
[Name] menoleh ke arah Getou yang kini kembali ke ekspresi awal.
“Apa dia temanmu?”
“Ya, namanya--”
“Gojou Satoru, nona.”
➷๑՞. ___________➷๑՞.
Yeah, aku butuh banyak data buat nulis ini. Beberapa kali buka google buat liat universitas, jurusan, dan lain-lain. Yah, semoga hasilnya tidak mengecewakan.
Btw part ini agak panjang
┈┈┈ ੈ 𝓐𝓷𝓘𝓷𝓞𝓬𝓽𝓸𝓫𝓮𝓻 ੈ ┈┈┈
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top