┈ ๑❝ Plans Change ❞๑┈
┈ ๑❝ Plan Change ❞๑┈
[ Rencana Berubah ]
.
🖇️ The Fifth part 🖇️
.
➷๑՞. ___________➷๑՞.
“Satoru ...?!”
Gojou sadar dari lamunannya. Ia segera menghentikan langkahnya ketika menyadari jika Getou berada beberapa jarak darinya.
“Apa Suguru?” Tanyanya.
“Kau baik-baik saja?” Getou melangkah mendekati. Tangannya menepuk pundak Gojou sekali.
“Yah ... Baik, sepertinya.” Ucapannya terdengar tidak yakin di telinga Getou.
“Begitu, ya?”
“Hm.”
Keduanya melangkah beriringan. Kali ini Gojou tidak peduli dengan para gadis yang menyapa dirinya, ia tidak seperti sebelumnya. Pikirannya kini dipenuhi oleh [Name]. Gadis yang baru beberapa kali ia temui dan berhasil merasuki otaknya dengan mudah.
“Suguru, kau tahu di mana tempat tinggal [Name]?”
“Aku akan memberitahumu. Tapi, jika kau datang hanya untuk memamerkan sifat brengsekmu padanya. Aku tidak akan memberikan alamatnya padamu, Satoru. Kau tahu 'kan? Bagaimana pun, [Name] itu keluargaku.”
“Ya, ya, aku tahu! Berikan cepat padaku?!”
Getou bungkam selama beberapa saat. Berpikir matang-matang untuk membuat keputusan.
“... Apa kau berubah pikiran?” Getou menemukan kesimpulan kenapa Gojou meminta alamat rumah [Name].
Pria Surai putih kekanakan itu bungkam. Tidak bersuara. Hal itu lantas membuat Getou sedikit tersenyum.
“Sesakit itu, ya, menyakiti soul mu sendiri?” Ucapnya lagi.
“Rasanya lebih menyakitkan dari perkiraan ku. Sepertinya ... Perasaan [Name] terlalu dalam.” Gojou mendesah lelah diakhir kalimat.
“Begitu. Baiklah, aku akan memberikan alamatnya padamu. [Name] juga tinggal dengan kakaknya.”
“Dia punya kakak, ya.”
“Kau benar. Dia satu jurusan dengan kita, namanya Toda Haru.”
Getou mengetikkan sesuatu pada layar ponselnya. Kemudian menekan send, kemudian terdengar suara notifikasi masuk dalam ponsel Gojou.
Ia membaca pesan yang Getou kirimkan beserta lokasi rumah [Name].
“Anak itu tinggal di sebuah penthouse apartement. Kakaknya jarang di rumah karena sering main ke rumah pacarnya.”
“Heee.”
“Kapan kau akan mengunjunginya?”
“Malam nanti aku akan datang.” Gojou memasukkan kembali ponselnya dalam saku.
“Kau benar-benar serius sekarang?” Nada bicara Getou berubah.
Gojou diam selama beberapa saat.
“... Untuk sekarang. Rencanaku berubah. Ini terdengar sangat menggelikan, tapi aku tidak tahan jika tidak melihat wajahnya.
Bertemu dengannya di perpustakaan tadi benar-benar membuatku senang. Dan karena keegoisanku, aku malah menyakitinya.” Ucap Gojou.
Getou merinding.
“... Ini mengerikan ... Tapi, kau berubah dalam waktu sesingkat ini ...? Satoru, ini masih 'kau' 'kan?”
“Iyalah!! Aku ini tidak ada duanya tau!!”
“Bagus. Kau telah kembali.”
“Yasudah, ayo! Aku harus menyiapkan diriku dengan sempurna untuk bertemu dengannya! HAHAHAHHAHA!!”
“[Name] akan kaget melihat kedatangan iblis ke rumahnya.”
“Kau barusan bilang apa, huh?”
“Tidak ada. Maaf menyinggungmu.”
.
.
[Name] menggunakan apron. Mengikat rambut bergelombang nya--menyisakan poni-- menggulung lengan kemeja putih yang oversize lalu mulai memasak.
Aroma sedap menguar di area dapur penthouse ini. Seperti biasa, ia sendirian, tidak ada Haru di rumah karena saat ini sedang pergi ke rumah Rin setelah mengantar [Name] pulang.
[Name] terbiasa dengan itu. Jujur saja ia lebih suka sendirian, tapi tidak sampai merasa kesepian. Itu adalah dua hal yang berbeda.
Suara bel pintu terdengar. [Name] menghentikan kegiatan memasaknya, melepas apron, lalu berjalan ke arah pintu yang berada cukup jauh dari dapur.
Ia membuka pintu, hendak menyambut sang tamu dengan ramah. Tapi, raut cerianya seketika berubah saat melihat siapa yang datang.
“Haloo~! Kau masih mengingatku 'kan?”
[Name] reflek menutup pintu saat mengenal pria Surai salju itu.
“Hei?! Apa ini sebuah penolakan padaku?! [Nameee]~! BUKA PINTUNYAAAAA!!!”
[Name] berusaha menutup rapat pintunya. Tapi, tertahan kaki Gojou yang berhasil masuk setengah.
“[Name], kau menyakitiku. Buka lebar pintunya, dong~” nada bicaranya terdengar jenaka.
[Name] berhenti mendorong pintunya, tapi tidak membuka lebar juga. Ia membeku saat mendengar kalimat Gojou yang berkata jika dirinya telah menyakitinya.
Ia merasa janggal tentu saja. Mengingat kejadian beberapa saat lalu di perpustakaan yang hampir menjatuhkan seluruh mood nya untuk memasak makanan. Lalu pria penyebab rasa sakit itu datang dengan mengatakan jika [Name] telah menyakitinya.
Baiklah. Ia menjadi sedikit sensitif. Pikiran [Name] mengambil alih. Mungkin maksud Gojou adalah kakinya yang masih terjepit di antara pintu masuk.
[Name] membuka lebar pintu masuk. Disambut dengan aura berbinar Gojou dan senyuman cerahnya.
“Kenapa ke sini?” [Name] bertanya. Melihat wajah rupawan pria di depannya.
Gojou menyentuh dagu.
“Hmm ... Kenapa kau tiba-tiba jadi dingin begini? Tidak biasanya.”
Lagi-lagi [Name] merasa janggal.
“Kamu bilang kek gitu seolah kita sudah lama kenalannya. Kamu tidak tahu apa-apa tentangku, loh.”
Kalimat itu cukup menusuk sebenarnya. Meski wajah [Name] dan suaranya terdengar tidak bermaksud seperti itu.
Gojou mengedikkan bahunya.
“Anggap saja aku punya kelebihan untuk bisa membaca seseorang.”
“Eh?”
Gojou tersenyum.
“Jadi? Apa kau akan membiarkanku terus berdiri di sini?”
[Name] tersentak. Kemudian mempersilahkan Gojou untuk masuk, menuntunnya ke ruang tamu.
“Aku akan buatkan minuman. Kamu ingin sesuatu untuk itu?” [Name] berucap dengan sedikit canggung.
“Tolong satu cappucino -nya, nona!! Dengan enam balok gulaaa!!”
Ia mengangguk. Kemudian dengan segera melangkahkan kakinya ke arah dapur untuk membuatkan minuman buat tamu tidak diundang ini.
Gojou menatap kepergian [Name] sambil tersenyum. Lalu ia melepas kacamata, netranya melirik ke arah jendela kaca besar, menampilkan pemandangan Greenwich saat malam hari.
Jantungnya kini berdetak dengan ritme yang sangat cepat sejak ia menginjakkan kakinya di apartemen mewah ini. Terlebih saat melihat wajah [Name] muncul dari balik pintu.
Tak lama [Name] datang membawa satu nampan berisi minuman-nya. Gojou menyambut dengan senyuman.
Secangkir minuman pesanannya gadis itu letakkan dengan hati-hati di depannya. Gojou meminum minuman itu, lalu mengernyit.
“Ini bukan enam balok gula 'kan?” Protesnya.
[Name] duduk di sofa seberang, tepat di hadapan Gojou.
“Iya. Mungkin kamu sangat suka manis, tapi jangan berlebihan saat mengkonsumsinya. Itu juga tidak baik untuk kamu.”
Gojou memasang tampang aneh. Kemudian cemberut.
“Jadi ... Kenapa datang ke sini?”
➷๑՞. ___________➷๑՞.
Maaf guys, aku gak bisa bikin angst hurt buat Gojou😭😭
Gomeennnn
┈┈┈ ੈ 𝓐𝓷𝓘𝓷𝓞𝓬𝓽𝓸𝓫𝓮𝓻 ੈ ┈┈┈
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top