┈ ๑❝ Pain ❞๑┈
┈ ๑❝ Pain ❞๑┈
[ Rasa sakit ]
.
🖇️ The fourth Part 🖇️
.
➷๑՞. ___________➷๑՞.
[Name] membuka pintu perpustakaan. Berjalan seraya mata mengedar mencari kursi yang kosong, karena kursi lain telah diisi oleh beberapa anak dari jurusan lain.
Ia mendapatkannya. Tepat di dekat jendela, meja itu disinari matahari sore, nampak indah dan nyaman, serta hangat. [Name] segera berlari kecil, high heels nya yang bertemu lantai perpustakaan sedikit mengeluarkan suara.
Gadis itu meletakkan buku serta tas kecilnya ke atas meja. Kemudian berjalan ke rak setinggi satu meter. Mencari buku novel untuk mengistirahatkan otaknya dari materi kuliah yang mister Levi berikan beberapa saat yang lalu.
Ia mendapatkan satu buku yang menarik. Dari sampulnya, mungkin buku berbau fantasy dan horor. [Name] tersenyum kecil, tangannya terangkat mengambil buku itu-- yang tepat di hadapannya.
“Eh?”
“Huh?”
Suara dari arah dibalik rak ini menarik perhatian [Name]. Buku yang ia ingin tarik jadi tidak bisa bergerak. Dari sisi lain rak ini, ada seseorang yang ingin mengambilnya juga.
[Name] mengalah. Hingga buku itu diambil dari tempatnya, sela-sela kosong membuatnya dapat melihat wajah orang yang mengambil buku incaran nya.
“Eh ... Kamu, temannya kak Suguru 'kan?”
[Name] berujar. Itu adalah Gojou. Pria yang tingginya hampir menyamai rak buku, ia sedikit membungkuk untuk mengambil buku bergenre horor ini.
“Hee. Temannya Suguru itu banyak, loh~”
[Name] mengerjab. Nada suara pria ini terdengar menyebalkan jika orang yang mudah emosi mendengarnya. Mungkin ia sengaja mempermainkan emosi orang di sekitarnya dengan menggunakan nada bicara dan perkataannya.
“Dadah.”
Gojou melambai sebentar, kemudian membalikkan badannya--berjalan menjauh.
Dari sela-sela buku itu, [Name] menatap punggungnya yang perlahan mengecil di pandangan, lalu menghilang di belokan. Sepertinya Getou juga ada di perpustakaan ini. [Name] menebak jika pria tadi bukan tipe yang akan pergi sendirian ke tempat seperti ini tanpa ada yang menemani.
Ia menggaruk tengkuk. Kembali merinding. Kemudian berjalan ke arah meja nya tadi. Sekarang pikirannya teralihkan oleh pria bermarga Gojou, niatnya yang ingin mengistirahatkan pikiran berubah seratus persen hanya karena kebetulan tadi.
[Name] mengumpulkan bukunya, juga menggendong tas kecilnya. Ia berjalan, mengingat-ingat jalan yang Gojou lewati beberapa saat yang lalu.
Suara tawa terdengar, tawanya cukup keras dari beberapa orang dan ada suara wanita juga. [Name] menghentikan langkah saat melihat seorang wanita nampak memeluk lengan kanan Gojou dan dengan sengaja membiarkan dadanya bersentuhan dengan lengan kekar itu.
Ia mundur selangkah, menyembunyikan tubuh mungilnya di balik rak. Ini terasa sesak. Aneh 'kan? Padahal ia belum mengenal Gojou Satoru sama sekali selain namanya. Tapi, kenapa perasaan gila ini merasukinya saat melihat Gojou seperti itu?
[Name] menahan nafas. Kemudian dengan segera melangkah menjauh dari sana. Mendengar suara tawa dan perbincangan mereka membuatnya semakin sesak saja.
Di sisi lain, Gojou melirik. Ia dapat melihat Surai hitam yang ia akui sangat indah berkibar di udara bersamaan dengan sang pemilik yang melangkah menjauh dengan tergesa-gesa.
Setelah pemilik Surai indah itu menghilang. Raut wajah Gojou berubah, seolah sedang menahan rasa sakit. Tangan kanannya segera ia tarik dengan kasar, tidak mengindahkan protes dari wanita yang tidak ia tahu siapa namanya. Kemudian tanpa mengatakan apapun, Gojou berjalan menjauh.
“Hei!! Tunggu, kau mau kemana?!” Wanita itu berteriak. Hebat. Dia berteriak di perpustakaan.
“Pergilah. Aku tidak membutuhkanmu lagi, nona~” Suara Gojou terdengar jenaka. Tapi, ada ancaman di dalamnya. Berhasil membuat wanita itu merasa tertekan dan bergetar ketakutan.
Gojou melangkah keluar dari perpustakaan. Saat ia membuka pintu, ada Getou yang sudah menunggunya seraya menenteng satu paper bag.
“Kau serius ingin melakukan ini?” Getou bertanya, tangannya terangkat memberikan paper bag itu pada Gojou. Jujur saja, ia tidak menyetujui rencana gila temannya.
Gojou mengambil kertas kantongan itu.
“Untuk membuatnya menjauh. Aku harus melakukannya, Suguru.”
Getou menghela nafasnya.
“Aku akan ganti baju sekarang. Aroma wanita jelek itu jadi tertempel pada bajuku sekarang.”
Gojou mengangkat tangan, melangkah menjauhi Getou.
Pria dengan Surai hitam itu kembali menghela nafas. Beberapa saat yang lalu, ia sempat berpapasan dengan [Name]. Wajah gadis itu nampak menahan rasa sakit, dan entah kenapa, Getou merasa bersalah dengan itu.
“... sialan ....”
.
.
Gojou memasukkan baju awalnya dalam paper bag. Kemudian membuangnya begitu saja dalam tempat sampah.
Ia bersandar pada dinding. Ikatan menyedihkan ini terasa membunuhnya dengan perlahan. Rasa sakit yang [Name] rasakan ternyata mengalir hingga dirinya juga dapat merasakan sakitnya.
Gojou masih seorang manusia. Ia merasa bersalah melakukan ini pada gadis yang tidak tahu apa-apa. Yang ternyata adalah takdirnya. Tempat terakhir ia pulang--setelah banyaknya wanita yang Gojou tinggalkan begitu saja.
Apa ia harus merubah rencananya?
➷๑՞. ___________➷๑՞.
Hehe
.....
┈┈┈ ੈ 𝓐𝓷𝓘𝓷𝓞𝓬𝓽𝓸𝓫𝓮𝓻 ੈ ┈┈┈
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top