┈๑❝ Feel Lonely ❞๑┈
┈๑❝ Feel Lonely ❞๑┈
[ Merasa kesepian ]
.
🖇️The Thirteenth Part 🖇️
.
➷๑՞. ___________➷๑
“Boleh aku lihat kekuatanmu?”
Gojou kembali dibuat mengerjab. Ia mengangkat telapak tangan besarnya dari belakang kepala [Name]. Membuat gadis itu bisa mendongak, menatap wajahnya.
Wajah [Name] tiba-tiba memerah tipis, ketika menyadari di posisi yang aneh. Ia segera bangkit dari atas tubuh Gojou, duduk di sofa yang sama, tapi agak berjarak dari si Surai putih.
Gojou juga mengubah posisi menjadi duduk. Setelah menyadari tindakan yang ia lakukan tadi agak sedikit memalukan.
Kebisuan mengisi mereka. [Name] diam-diam melirik. Penasaran dengan ekspresi yang Gojou pasang sekarang.
Wajah pria itu mendatar. Sedang memikirkan sesuatu yang mungkin sangat penting. Perhatian [Name] teralihkan, ia menoleh pada Gojou.
“Hei ... Apa permintaanku tadi terlalu berlebihan? Yah ... Aku tidak memaksamu untuk menunjukkannya, sih ....” ia menggaruk pipi kanan dengan jari telunjuk.
“Tidak. Aku tidak keberatan sama sekali. Tapi, bukan sekarang.” Gojou berucap setelah bungkam. Mengubah posisi duduk layaknya seorang penguasa.
Senyum kecil [Name] pasang. Kemudian melihat ke arah luar pemandangan malam kota Greenwich.
“Oh iya! Apa kamu akan menginap di sini?? Sudah hampir tengah malam, loh!” [Name] melihat ke arah Gojou. Matanya berbinar, setidaknya ia tidak akan kesepian jika Gojou ada di rumah ini.
Gojou melirik sebentar, lalu melihat ke arah lain. Tak lama, bibirnya membentuk senyuman.
“Selain aku ... Dan kakakmu, apa kau pernah kedatangan tamu laki-laki lalu menginap di sini?” Pertanyaan itu keluar dari mulut Gojou.
[Name] mengerjab. Ia melihat ke depan, senyuman yang sedikit menyakitkan gadis itu pasang, membuat Gojou menaikkan satu alis saat menangkap senyuman itu.
Gelombang perasaan [Name] kembali menyerangnya. Kesedihan gadis itu menjalar.
“Um, pernah. Satu orang.” [Name] menjawab pertanyaan Gojou setelah diam selama beberapa saat.
“Daaann?? Siapa pria itu??”
Gojou berusaha mengenyahkan atau melawan rasa sesak--ketika tahu jika gadis ini pernah mengundang atau meminta seorang pria lain menginap di sini. Berlebihan, ini bukan dirinya, Gojou tidak pernah bertanya lebih jauh lagi dari urusan seseorang. Ia hanya akan bertanya sesuatu yang secukupnya saja, selebihnya ia tidak peduli.
Lalu, yang terjadi padanya sekarang berbeda dengan yang sebelum-sebelumnya. Terlebih pada seorang gadis. Ia paham jika ikatan benang merah ini yang secara tidak langsung mendorongnya untuk melakukan hal-hal yang tidak ia pedulikan sebelumnya.
Senyuman [Name] nampak tidak tulus saat Gojou menurunkan sedikit kacamatanya. Ia tahu itu, senyuman yang dipaksakan, senyuman yang menyembunyikan rasa sakit gadis ini. Hampir ... Mirip dengan yang Gojou lakukan sehari-hari.
“Itu masa lalu! Jujur saja, aku ingin melupakannya dan tidak ingin mengingatnya lagi! Jadi ... Kurasa, aku akan mengatakannya lain kali jika aku benar-benar siap, hehe~” senyuman itu masih terpasang pada wajah [Name].
Gojou kira jika gadis ini menjalani hidupnya tanpa beban. Anak gadis yang sangat diperhatikan atau apapun itu. [Name] bahkan--diluar dugaannya--bisa mengatasi rasa takut dan jijiknya kemudian membiasakan dirinya melihat banyak kutukan disekitarnya.
Gadis yang hidupnya terlihat sangat ceria. Dengan lengkungan indah yang selalu ia bentuk dengan bibirnya.
Si surai putih mengikis jaraknya dengan [Name]. Membuat hidung mereka saling bersentuhan.
Gojou kini tahu alasan [Name] pernah mengatakan jika orang yang banyak senyum itu adalah orang yang memiliki banyak masalah. Gadis ini termasuk, kalimat yang [Name] katakan itu untuk Gojou, dan juga untuk diri [Name] sendiri.
[Name] juga kesepian untuk alasan dan kasus yang berbeda dengan Gojou.
“Mm ... Satoru? Ada apa?”
Suara [Name] membuatnya sadar. Gojou segera menarik dirinya sedikit menjauh dari [Name].
Seperti biasa yang ia lakukan. Gojou menyinggung kan sebuah senyum miring.
“Tak ada. Aku hanya memikirkan sesuatu, heheh~”
Alasan [Name] bisa melihat di dalam dirinya adalah karena gadis itu juga merasakannya sekarang.
[Name] melebarkan senyuman.
“Jadi? Apa kamu akan menginap?”
Gojou menyadari sesuatu saat telinganya menangkap nada bicara [Name]. Gadis ini benar-benar menginginkannya untuk tinggal. Perasaan yang cukup egois, tapi, Gojou akan melakukannya.
“Baiklah. Aku akan menginap.”
[Name] hampir mirip dengannya.
Apa gadis itu juga menyadari ini?
➷๑՞. ___________➷๑՞.
Do you think about us~
┈┈┈ ੈ 𝓐𝓷𝓘𝓷𝓞𝓬𝓽𝓸𝓫𝓮𝓻 ੈ ┈┈┈
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top