┈ ๑❝ Binding Feeling ❞๑┈
┈ ๑❝ Binding Feeling ❞๑┈
|| Perasaan yang mengikat ||
.
🖇️The Third Part 🖇️
.
➷๑՞. ___________➷๑՞.
“[NAMEEE]!!”
Suara teriakan yang memanggil nama sang gadis terdengar memenuhi lorong kampus yang lumayan ramai di pagi hari. [Name] membalikkan tubuh, mendapati Remi yang berlari ke arahnya.
“Pagi, Remi.” Sapanya ramah.
“Pagi juga! Oh iya, kamu ke sini sendirian? Kak Haru mana?” Gadis bersurai pink fanta itu celingak-celinguk.
[Name] mengedikkan kedua bahunya.
“Dia sudah pergi duluan untuk ketemu kak Rin.”
Bibir Remi membulat membentuk huruf O.
“Dan ... kamu jalan-jalan sendirian di sini? Aku jadi bersyukur, loh, menemukanmu di sini sebelum tersesat di tempat yang tidak masuk akal.” Tawa menyusul setelah Remi mengatakan kalimat itu.
“Yah ... sebenarnya aku hanya mengikuti beberapa anak yang seingatku teman satu jurusan sastra Inggris.”
“Kau sudah mulai mengingat wajah mereka?”
“Sedikit, sih, hehe.”
Mereka berdua melanjutkan langkah. Berbincang hal-hal menyenangkan di pagi hari untuk menaikkan mood belajar.
[Name] tertawa kecil mendengar cerita Remi mengenai Sengoku--pacar Remi. Ia menutup mulut menggunakan tangan, tidak tertawa terbahak-bahak yang seperti anak-anak gadis lakukan di jaman sekarang.
Tawanya kemudian terhenti ketika seseorang tanpa sengaja menyenggol bahunya. Ia sedikit mendongak, menatap orang yang tanpa sengaja bersentuhan dengannya.
Lagi, perasaaan yang menarik dirinya untuk mendekat muncul kembali. [Name] bungkam ketika netra hitamnya menatap wajah rupawan pemilik nama Gojou Satoru yang juga menatapnya balik.
Wajahnya terpahat dengan sangat sempurna, terlebih Surai langka sewarna salju milik pria itu yang runcing dan berantakan.
Ia menahan nafas tanpa sadar. Kemudian dengan segera mengalihkan pandangan ke arah lain. Tidak, ini benar-benar aneh. Apa yang terjadi pada dirinya?
Sesuatu seolah mengikat dirinya dengan Gojou. Terasa sangat kuat dan sulit untuk dilepas atau diputuskan begitu saja. Kini [Name] berpikir, apa Gojou juga merasakan hal yang sama dengannya? Atau ... Ini hanya perasaan sepihak yang ia rasakan?
[Name] sering kali melihat kumpulan pria rupawan, mengingat dirinya yang seorang putri dari salah satu politikus terkenal. Wajah-wajah dengan masa depan cerah itu sering kali [Name] jumpai saat digelarnya sebuah pesta.
Ini bukan kali pertamanya melihat wajah tampan yang dipahat secara sangat sempurna seperti sekarang. Tapi, kenapa rasanya sangat berbeda?
“Yo, [Name].”
Kesadaran sang gadis kembali. Sekarang atensinya teralihkan pada Getou Suguru yang berdiri di samping Gojou. Tunggu, sejak kapan dia di sana? [Name] tidak menyadari keberadaanya.
Ia diam-diam kembali melirik ke arah Gojou, kini pria itu telah menatap lurus ke depan, dagu pria itu terangkat naik. Bertingkah seolah beberapa saat yang lalu ia tidak menotis keberadaannya.
“Kak Suguru ... Sejak kapan berdiri di situ?” [Name] bertanya, masih diam-diam melirik canggung ke arah Gojou.
“Oh, sejak tadi.”
“Eh?”
Atensinya penuh ke arah Getou. Menatapnya dengan pandangan bingung dan bertanya. Ia mengerjabkan mata, [Name] benar-benar tidak menyadari keberadaan Getou sejak tadi.
“Suguru, ayo pergi.”
[Name] merinding saat suara Gojou mengalun keluar. Suaranya terdengar rendah, nadanya datar. Tidak seperti kemarin saat ia pertama kali memperkenalkan dirinya dengan nada suara yang cukup ceria.
“Oh, baiklah. Sampai jumpa kalian berdua.”
“Um, sampai jumpa.” Tangan putihnya terangkat naik, melambai pada Getou dan Gojou. Meski pria satu itu tidak menolehkan lagi kepalanya untuk melihat ke belakang.
Setelah keduanya benar-benar hilang dari pandangan. [Name] menghela nafas, entah kenapa merasa lega saat kedua pria tadi sudah pergi. [Name] mengusap kedua lengannya, masih merinding.
“[Name], kamu baik-baik saja?” Remi bertanya. Mencondongkan tubuhnya sedikit ke arah [Name].
“Um, aku baik-baik saja, kok.” Senyuman terpasang pada wajahnya.
“Souka ... Kalau begitu, ayo!!”
[Name] mengangguk. Kemudian mengikuti langkah riang Remi dari belakang, sedikit berjarak darinya. Sang gadis kini menatap lantai tempat mereka berpijak, ia menggigit bibir bawah, binar matanya nampak bergetar.
Ada perasaan tidak mengenakkan setelah beberapa saat Gojou dan Getou pergi dari hadapannya. Kini ia merasa sedikit ... Kesepian?
Apa yang terjadi padaku?
➷๑՞. ___________➷๑՞.
“Satoru.”
Kening Getou mengernyit, menatap bertanya pada temannya yang nampak tidak fokus.
“Oi.” Ia memanggilnya sekali lagi.
“Huh? Apa?”
“Kau ini kenapa?”
Gojou bungkam. Menimbang-nimbang apakah ia akan mengatakannya pada Getou sekarang atau tidak. Setelah cukup lama terdiam, akhirnya ia membuka mulut.
“Aku sudah memastikannya ... Ikatan merepotkan ini. Benar. [Name] soulmate ku.” Ucapnya langsung pada poin utama.
Getou meringis, ia langsung memijit pelipis.
“Lalu? Apa yang akan kau lakukan selanjutnya? Aku tahu ... Kau tidak ingin memiliki hubungan serius seperti itu.”
“Kupikir dia juga merasakan efek ikatan ini. Sial, kenapa dia harus muncul sekarang?”
➷๑՞. ___________➷๑՞.
The night is young.
┈┈┈ ੈ 𝓐𝓷𝓘𝓷𝓞𝓬𝓽𝓸𝓫𝓮𝓻 ੈ ┈┈┈
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top