┈ ๑❝ Are You Scared? ❞๑┈
┈ ๑❝ Are You Scared? ❞๑┈
[ Apa kamu takut? ]
.
🖇️ The twelfth Part 🖇️
.
➷๑՞. ___________➷๑՞.
“Maksudmu ... Semua monster aneh itu ... Kutukan?” [Name] menyimpulkan.
“Benar!!” Gojou menjelaskan tentang roh kutukan pada [Name]. Darimana terbentuknya, tingkatannya. Meski [Name] sudah tahu asal kutukan itu muncul--hasil penelitiannya sendiri-- dan itu cukup mengejutkan Gojou.
Suasana tiba-tiba berubah. Atmosfer terasa berat akibat perubahan raut Gojou yang sangat mendadak.
“Ada alasan lain kenapa aku datang ke sini.” Suaranya terdengar rendah.
“Apa itu ...?”
“Kami ditugaskan mencari pusat penarikan kutukan di negara ini. Sesuatu yang menarik perhatian mereka, tapi tidak sampai mendekati sesuatu itu. Alasannya belum ku ketahui.”
[Name] bisa memahami apa yang Gojou jelaskan. Ia diam mendengarkan.
“Lalu sesuatu yang kumaksud itu ... Kau, [Name].”
“Huh?”
“Keberadaanmu menarik perhatian mereka. Aromamu, bahkan tubuhmu. Semua yang ada di dalam dirimu. Anehnya, tidak ada yang mendekatimu. Kupikir dengan penjelasan ini, kau sudah paham alasan kenapa bisa melihat banyak kutukan yang berkeliaran di sekitarmu.”
[Name] mengerjab. Ia memang menyadari bagian dimana banyak kutukan itu disekitarnya. Menatapnya, tapi tidak ada yang mendekat ke arahnya.
“Lalu ... Dengan tugas itu, apa yang akan kamu lakukan padaku?” [Name] kini bertanya. Tidak ada perubahan yang berarti dalam dirinya setelah mengetahui hal ini.
“Para petinggi ... Meminta kami untuk membunuhmu.”
Hening. Tidak ada suara. Sampai Gojou mengeluarkan kekehan.
“Bagaimana? Apa kau takut?” Ia bertanya pada [Name].
“Hmm ... Tidak.”
“Eh?”
Gojou tahu, pendengarannya tidak mendengar adanya keraguan dari dalam ucapan [Name]. Dan juga dari suaranya, terdengar sangat normal.
“Maksudku, manusia hidup lalu mati. Kapan pun dan dimana pun itu. Aku sudah siap dengan itu.”
Dari balik lensa hitam, Gojou mengerjabkan matanya. Lalu tertawa selama beberapa saat, hingga berakhir menjadi kekehan.
“Kalau begini aku jadi tambah menyukaimu, dong ....” Ucapnya.
“Eh?”
“Tidak ada!!” Ia tersenyum lebar. Sedikit memiringkan tubuhnya, menghadap [Name].
“Tapi ... Aku dan Suguru merubah rencanaku, loh. Kami tidak akan membunuhmu.” Gojou melanjutkan.
“Jadi ...? Apa kalian akan menyelidiki ku dulu lalu membunuhku?”
“Tidak. Kami juga tidak akan melakukan itu .... Ada sesuatu, diluar dugaan ku. Dengan alasan itu, aku tidak akan membunuhmu.” Gojou menjelaskan, meski sebenarnya penjelasannya tidak benar-benar jelas.
“Kurasa ... Aku akan berusaha paham apa maksudmu,” [Name] mengedikkan bahu.
Gojou merubah raut wajahnya. Mendatar, menatap wajah [Name] dari samping, cahaya lampu dari bangunan lain menyinari wajahnya. Mengingat dinding penthouse ini terbuat dari kaca.
“Aku teringat sesuatu!”
Suara [Name] menyadarkan Gojou.
“Huh?”
“Kak Suguru pernah bilang sesuatu yang benar-benar berubah dariku, saat pertama kali kita bertemu di kantin. Apa maksudnya ... Tentang aku yang menarik perhatian kutukan itu?” [Name] menatap Gojou.
“Dia juga tidak menyangka jika orang yang kami incar itu kau, loh.”
[Name] mengangguk. Lalu menatap ke arah televisi yang dari tadi menyala.
“Ah! Filmnya sudah habis ....” Ia mencondongkan tubuhnya, mengambil remote tv.
“[Name].”
“Hm?” Ia menjawab. Tanpa mengalihkan pandangan dari TV.
“Kau tahu soal soulmate?” Tidak. Gojou tidak berencana ingin memberitahu [Name] lebih awal.
“Aku tahu dari novel fantasi yang aku baca. Ada apa? Oh, apa dalam dunia mu juga ada hal seperti itu?” [Name] bertanya. Mulai penasaran.
“Ada. Tapi, tidak semua mendapatkannya. Atau ada yang hubungannya tidak berjalan dengan baik.”
“Kenapa?”
“Karena mereka memiliki pasangan yang lemah.”
“... Apa kamu menilai orang lain hanya dari kekuatannya saja? Maksudku, seperti yang kamu bilang tadi, mengelompokkan orang lemah dan kuat, menghina dan memuji juga. Lalu ... Di atas semua itu, ada kamu seorang diri ....” [Name] mengernyit menyadari kalimat akhirnya.
“Oh? Benar! Aku memang seperti itu.”
“... Kamu pasti kesepian, ya?”
Gojou diam. Lagi, pertanyaan yang tidak ia duga keluar dari [Name].
“Apa aku terlihat seperti pria yang kesepian? Aku bisa melakukan semua hal yang kuinginkan, loh~”
“Um, dengan kelebihan milikmu itu ... Kamu akan jadi kesepian 'kan?”
Rautnya berubah. Tak lama Gojou memasang seringaian. Ia mendekat, menarik tangan [Name], membuat gadis itu berada di atas dada bidangnya.
“Eh? Tunggu--!!”
Tangan besar Gojou menekan belakang kepala [Name] agar gadis itu tidak mengangkat kepalanya. Aroma nya menguar, ia dapat menghirup bau mawar dan vanilla dari [Name].
“Aku tidak sempat memikirkan hal itu karena terlalu sibuk mengurus ini dan itu ditambah misi lalu beban orang-orang tua yang bodoh. Orang pertama yang menyadarinya ... Ah, benar juga, mungkin itu kau [Name].” Gojou berucap.
Bagus, gadis ini tidak bisa kulepas. Lanjut Gojou membatin.
“Eh ... Um, jadi? Kenapa kalau aku orang pertama.”
“Kau ini banyak tanya, ya?”
“Yah ... Habisnya kalau tidak kutanyakan aku tidak bisa benar-benar paham. Kamu juga misterius buat ditebak.” [Name] mengatakan itu tanpa mengubah posisinya.
“Hmm ... Pria misterius, ya? Itu keren juga!! Tapi, aku lebih suka dipanggil yang terkuat, sih.”
“Boleh aku lihat kekuatanmu?”
➷๑՞. ___________➷๑՞.
I don't wanna live forever~🎶
┈┈┈ ੈ 𝓐𝓷𝓘𝓷𝓞𝓬𝓽𝓸𝓫𝓮𝓻 ੈ ┈┈┈
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top