┈๑❝He's back❞๑┈
┈๑❝ He's back❞๑┈
[ Dia kembali ]
.
🖇️The twentieth Part 🖇️
.
➷๑՞. ___________➷๑՞.
“[Name].”
“... Iya?”
“Wajahmu pucat. Kau sering melamun. Bahkan sampai ambil cuti kuliah. Apa separah itu?”
Haru duduk di hadapan sang adik. Menatapnya dengan tatapan tenang, tidak terlihat senang dan tidak terlihat marah.
[Name] mengedikkan kedua bahu.
“Dia tidak menghubungiku. Ataupun mengangkat panggilanku, tau.” Nadanya terdengar lirih. Khawatir.
“Oh, aku juga akan khawatir kalo itu terjadi pada Rin.”
“Kan, kan.”
“Tapi, meski begitu, aku tetap masih bisa melakukan kegiatan sehari-hariku. Setidaknya, itu membantuku melupakan masalah, walau hanya sebentar.”
[Name] menaikkan kedua kakinya ke atas sofa, memeluknya, menenggelamkan wajahnya di antara lutut.
Ia tahu dan sadar. Yang ia lakukan belakangan ini hanya melamun. Meski dia mengerjakan sesuatu, pikirannya tetap terisi dengan si Surai putih yang ia tidak tahu pergi kemana tanpa memberi kabar apapun.
Kabur sekarang kalau kau ingin. Datang padaku kalau kau menerima keberadaan ku.
Disaat [Name] telah menyiapkan jawaban. Si Gojou malah menghilang.
“Remi mengkhawatirkan mu. Pagi tadi, dua dosen menyeramkan perusak suasana juga menanyakan keadaanmu.” Haru kembali berucap. Menuangkan air ke dalam gelas yang ada di atas meja.
Tangannya terulur memberikan wadah itu pada [Name].
“Minum ini. Bibirmu kering.”
[Name] mengangguk. Ia meminum air itu sampai tandas. Rasa kering ia rasakan di tenggorokannya telah hilang.
Haru berdiri. Melangkah mendekat, tangannya mendarat ke atas puncak kepala [Name]. Mengelusnya cukup kasar hingga Surai hitam milik adiknya berantakan.
“Dia pasti akan datang.”
“Aku selalu menyemangati diriku sendiri dengan kalimat itu.” [Name] menjawab.
“Souka. Kalau begitu, tunggu dia.”
“Kak Haru ... itu yang kulakukan sekarang.”
“Hee. Ya sudah, kalau begitu tidak ada yang perlu kau sangat khawatirkan selain keadaanya 'kan? Dia seorang yang terlatih. [Name], keadaanmu lebih penting sekarang.”
Sang gadis terkekeh kecil. Senyuman ia pasang lagi setelah beberapa hari lalu hanya memasang ekspresi tidak bersemangat, sampai membuat aura keceriaannya memudar.
.
.
Ia melangkah memasuki area kampus. Dipandu Haru yang berada cukup dekat di depan [Name].
Dia masuk kembali setelah cuti seminggu. [Name] menyadari tindakannya yang memutuskan untuk berdiam diri di rumah itu cukup kekanakan.
Diam di dalam rumah dan membiarkan pikirannya dipenuhi segala macam hal-hal negatif hanya akan memperburuk keadaannya. Baik fisik dan juga mental. Ia juga baru ingat, dengan dirinya yang tertekan, hanya akan menciptakan kutukan.
[Name] merasakan pagi ini adalah hari yang damai. Pikirannya jadi lebih jernih setelah berada di luar.
Gadis itu memasuki kelasnya. Sudah banyak orang yang datang dan mereka menyisakan satu kursi dibagian dekat jendela untuk [Name].
Dia duduk. Kemudian menatap luar jendela, menopang dagunya, seraya melihat pemandangan.
Hatinya masih kosong. Ia jujur tanpa keberadaan Gojou membuatnya menjadi lebih kesepian. Tidak ada orang yang kadang-kadang berisik di sampingnya. Mengobrol dengan pria itu juga membuat [Name] jadi lebih banyak bicara dari sebelumnya pada orang asing.
➷๑՞. ___________➷๑՞.
Harinya berjalan cukup cepat. [Name] bersiap untuk pulang, menunggu kedatangan Haru di halaman universitas.
Tangannya sibuk mengotak-atik isi ponsel--untuk menghilangkan rasa bosannya. Sudah lima menit terlewat, si Haru belum datang.
Seseorang menepuk pundaknya. [Name] mengalihkan atensinya ke arah belakang.
“Yo, [Name].”
Iris hitamnya melebar, dia bahkan langsung berdiri dari atas bangku. Bibirnya sedikit bergetar.
“Kak Suguru.”
[Name] bukan menunggu Getou. Yang ia tahu, jika Getou ada di sini berarti ada kemungkinan Gojou juga. Walaupun si Surai putih tidak ada, setidaknya, dari Getou ia tahu di mana pria itu berada.
“Ne, Satoru ... Apa dia ada di sini? Atau di mana dia sekarang?” Pertanyaan itu begitu cepat keluar dari mulut [Name].
Getou tersenyum.
“Dia ada di atap gedung itu.” Tangannya terangkat menunjuk gedung tempat kelas Haru. “Aku akan mengantarmu ke sana, [Name].”
Gadis itu mengikuti langkah Getou dari arah belakang. Kedua tangannya berada di belakang punggung, saling menyatu dan meremas.
“[Name].”
“... Iya?” Sang gadis sadar. Menjawab dengan suara yang hampir tidak terdengar.
“Aku akan mengatakan hal yang harus kukatakan padamu. Tapi sebelum itu, kau ingatkan apa yang Satoru katakan padamu kalau kau mendatanginya? Anak itu akan menganggap kau menerima keberadaannya.” Suaranya terdengar serius. Sedikit melirik ke belakang dari ekor mata.
“Aku tahu, kok. Aku sangat ingat itu.”
Getou menyinggung kan senyum.
“Syukurlah. Jadi, aku akan langsung saja. Kurasa ini cukup tiba-tiba dan seenaknya saja kami menghilang tanpa kabar, tapi ini permintaan Satoru.
Kami berdua baru saja kembali dari Jepang. Untuk mengurus pembatalan kematian mu pada para petinggi.”
[Name] mendengarkan dalam diam. Hingga Getou kembali melanjutkan.
“Ini cukup sulit. Apalagi para petinggi memang tidak pernah mau mengambil jalan senekat itu untuk membiarkan mu hidup. Tapi, mereka dibungkam dengan pernyataan Satoru.”
[Name] mengerjab. Memiringkan sedikit kepalanya.
“Pernyataan apa?”
Getou terkekeh. Ia menghentikan langkah.
“Bagian itu ... Satoru yang akan menjawabnya.”
[Name] baru sadar kalau mereka sudah sampai di depan pintu masuk atap gedung. Mungkin karena terlalu fokus mendengarkan, ia jadi tidak menyadari keadaan sekitar.
“Kalau begitu aku pergi dulu, ya? Sampai jumpa.” Getou melangkah melewatinya, mengelusi kepala [Name] sebentar.
Mungkin kalau Gojou tahu Getou menyentuh [Name]. Akan ada perkelahian di antara mereka berdua.
Gadis itu masih diam berdiri. Dengan penuh hati-hati, ia memegang kenop pintu. Jantungnya kembali berpacu, bahkan tangannya sampai sedikit gemetar.
[Name] membuka, disambut embusan angin yang sangat sejuk. Serta aroma khas milik Gojou yang terbawa angin.
“Satoru ....”
Surai putihnya berkibar bersamaan saat ia menoleh, melihat pada seorang gadis yang berhasil memunculkan cintanya yang tulus.
➷๑՞. ___________➷๑՞.
Maaf hilang dua hari, guys. Sibuk nyatet soalnya😭
┈┈┈ ੈ 𝓐𝓷𝓘𝓷𝓞𝓬𝓽𝓸𝓫𝓮𝓻 ੈ ┈┈┈
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top