day 4:smile
"Jika kau sedih, datanglah kepada ku dan aku akan menjadi pelipur lara mu."
.
.
.
.
.
[Akehoshi Subaru x Reader]
.
.
.
.
.
Sedih, hanya itu yang aku rasakan.
Sepi, adalah kawan yang menemani ku setiap hari, kegelapan yang selalu hadir di depan ku, dan melahap ku secara perlahan.
Tolong aku, aku tidak ingin di lahap oleh kesedihan, kesepian, dan juga kesendirian.
Aku ingin pergi menuju cahaya yang terang dan hangat.
.
.
.
.
.
Yumenosaki?dari sekian banyak sekolah kenapa harus di yumenosaki?yaampun.
Aku menatap sekolah baru ku, ini adalah hari pertama ku bersekolah di sini.
Ku dengar di sekolah ini banyak anak ajaibnya, seperti ada yang berprofesi sebagai dukun atau badut sirkus.
Tapi sejauh yang aku lihat sepertinya ini adalah sekolah yang cukup normal.
Ya perlu ku garis bawahi karna aku belum melihat ke dalam, bisa jadi penampilan luarnya menipu.
Enggan rasanya masuk ke dalam, tapi mau tidak mau aku harus masuk ke dalamnya.
Satu pijakan, dua, tiga dan beberapa pijakan yang terasa berat untukku.
Enggan sekali aku masuk ke sini, ya coba saja dulu.
Aku mengganti sepatu ku, dan aku menerima pesan dari seorang guru bahwa aku berada di kelas 2-A.
Baiklah, lebih cepat ke kelas lebih baik, dan lagi pula sekolah juga masih lumayan sepi.
Aku tidak perlu berkeliling lagi untuk mencari kelas ku, guru baru ku memberikan sebuah denah di mana kelas ku berada.
Penampilan dalamnya tidak terlalu buruk, ya tapi aku tidak tau bagaimana para penghuni sekolah ini, bisa jadi mereka seperti hewan-hewan di kebun binatang.
Begitu sampai di depan kelasku dan membuka pintunya aku di kagetkan oleh seorang pemuda.
"DOR!!"
Aku terlonjak kaget dan reflek memukul mukanya dengan tas ku.
"Aduhh sakit tau Hok ... LOH!!BUKAN HOKKE?!"
Mampus, dia salah ngagetin orang.
"Maaf ya kukira kau orang bernama Hokke, ah kau murid baru kan??salam kenal!aku Akehoshi Subaru dan aku suka benda berkilau!jadi bolehkah aku meminta uang koin mu yang berkilau itu?!"
Pemuda yang mengaku bernama Akehoshi Subaru ini ....
"Aneh." itulah kalimat pertama yang aku ucapkan untuknya.
"Ehh ...??"
"Ku bilang kau aneh." aku pergi meninggalkannya tanpa meminta maaf, dia masih terdiam di depan pintu kelas dan aku menuju bangku ku.
Pemuda bersurai orange itu terus saja berbicara pada ku, membicarakan hal-hal yang tidak berguna yang tentu saja tidak ku gubris, sampai datanglah pemuda bersurai dongker yang mengaku bernama Hidaka Hokuto atau di panggil Hokke oleh si Akehoshi ini, dia bilang dia adalah ketua kelas 2-A dan dia yang bertanggung jawab untuk mengajak ku berkeliling dan mengenalkan ku pada seluk beluk sekolah ini saat jam istirahat nanti.
Untungnya pelajaran sudah di mulai jadi si Akehoshi itu tidak berisik, atau aku salah, dia malah duduk di sebelah ku.
"Menyebalkan." gerutu ku.
.
.
.
.
.
Aku kira istirahat adalah yang terbaik karna aku bisa menjauh dari Akehoshi, nyatanya dia malah ikut dengan ku dan Hidaka, serta seorang lagi yang bernama Yuuki Makoto dan satu hal yang baru aku tau, bahwa Hidaka dan Akehoshi adalah teman dekat!
Dan yang kudengar masih ada satu orang lain di geng mereka, aku tidak tau namanya tapi dia dari kelas sebelah dan merupakan anggota osis yang super duper sibuk.
Kenapa dia mau jadi babu sekolah?
Setelah berkeliling sekolah kami pun beristirahat di garden terace, karena merasa haus aku pun memesan minuman dan sepotong roti.
Tapi, KENAPA SI AKEHOSHI INI MALAH MEMNGIKUTI KU?!
"jangan mengikuti ku," kata ku dengan sinis.
"aku tidak mengikuti mu, aku juga ingin beli roti tau!"
Aku mengabaikan Akehoshi yang berada di belakang ku, jika benar dia ingin beli roti harusnya dia tidak mengikuti ku keluar garden terace kan?
Setelah membayar roti dan susu aku memutuskan untuk makan di kelas saja, tentu saja untuk menghindari Akehoshi.
Tapi, KENAPA DIA MASIH MENGIKUTI KU?!
Aku menoleh kebelakang dan benar saja, aku melihat Akehoshi yang diam-diam mencoba mengikuti ku.
"Sudah ku bilang jangan mengikuti ku," kenapa di saat orang lain ingin menjauhi ku dia malah ingin mendekati ku.
Kenapa dia tidak sakit hati ketika aku melontarkan sebuah sarkasme kepadanya dan malah menampilkan senyum bodohnya itu padaku.
"Sudah kubilang aku tidak mengikuti mu," sangkalnya, namun aku tidak percaya, dan sedetik kemudian aku berlari darinya dan dia, dia mengikutiku?!
Untuk pertama kalinya dan seumur hidup ku, aku berlari-lari seperti orang gila di tengah lapangan di siang hari yang panas ini.
Gila, kau benar-benar gila Akehoshi.
Aku pun berbalik arah menuju ke dalam gedung dan masuk ke toilet perempuan dan mengunci pintunya, bagus, dengan begini Akehoshi pasti tidak akan bisa masuk.
Aku berjalan menuju salah satu bilik dan duduk di toilet, walaupun agak bau tapi ini lebih baik dari pada terus berdekatan dengan Akehoshi.
Acara makam siang di toilet sudah selesai, tapi aku menunggu jam istirahat selesai dan datang ke kelas dengan terlambat, untuk menghindari Akehoshi telat pun tidak apa-apa.
Sudah hampir 15 menit setelah pelajaran mulai, kurasa Akehoshi sudah kembali ke kelas terlebih dahulu.
Dengan pede aku membuka pintu kamar mandi dan aku di sambut oleh.
"Gimana?udah selesai?"
Aku reflek membanting pintu kamar mandi dan menguncinya kembali. Sial, kenapa dia masih ada di sana.
"Tolong jangan terus-terusan mengikuti Akehoshi!" gertakku dari dalam.
"Kau tau?pagi tadi saat kau kira aku salah mengejutkan orang sebenarnya aku memang ingin mengejutkan mu, tapi kau tega sekali memukul ku dengan tas berat mu," Akehoshi ini, jadi dia dari awal memang ingin mengejutkan ku kenapa aku tidak memukulnya lebih keras saja tadi.
"Dan kau tahu?saat pertama kali kulihat kau melalui jendela, kau terlihat sangat kesepian, dan begitu aku melihat matamu, aku melihat sebuah kilauan redup, matamu seolah-olah mengatakan pada ku bahwa kau ingin sebuah cahaya, cahaya yang membantu mu keluar dari kegelapan," dia ... dia menyadarinya?selama ini, semua orang, semua orang tidak pernah melihat ku sebagai orang yang kesepian, selama ini mereka hanya menganggap ku seorang gadis kaya yang sombong.
"Ne ... (Name)-chan, jika kau merasa sedih, atau merasa kesepian datanglah pada ku, dan aku akan memberikan cahaya dan kilauan yang kau mau, kalau begitu aku kelas duluan ya, bye bye."
Akehoshi benar, aku hanyalah seorang gadis kesepian, aku hanyalah gadis yang membutuhkan sebuah kasih sayang dari kedua orang tuanya yang sejak kecil tak pernah menyayangi nya.
Aku menggulung kedua lengan almamater ku sampai ke siku, di sana, di sanalah aku melihat maha karya ku yang berupa banyaknya bekas sayatan silet.
Air mata ku hampir saja tumpah. Tuhan, jika memang dia cahaya yang kucari selama ini kumohon maafkan aku atas sikap kasar ku padanya, tolong jangan ambil dia dari sisiku.
Aku membenarkan kembali lengan almamater ku, sudah hampir satu jam dan sebentar lagi ganti pelajaran, lebih baik aku masuk saat pergantian pelajaran tiba dan aku harus meminta maaf pada Akehoshi nanti.
.
.
.
.
.
Sekolah sudah di bubarkan dari tadi, dan niat pulang ke rumah pun tidak ada sama sekali, kalau bisa aku ingin tidur di emperan saja, tapi pasti ibu ku akan menamparku bolak balik.
Ngomong-ngomong soal Akehoshi, Hidaka bilang dari tadi dia tidak kembali ke kelas, jadi disinilah aku sekarang, seorang diri di dalam kelas menunggu sang pemilik tas mengambil tasnya.
Aku memilih mendengarkan lagu melalui handphone ku menggunakan earphone, di temani semilir angin sore dan lagu memang menenangkan suasana hati ku.
Baru saja aku ingin menghayati lagunya, tapi aku di kaget kan oleh seseorang yang duduk di depan ku sambil memperlihatkan senyum lebar miliknya, aku hampir saja terjungkal kebelakang.
"Kau belum pulang?" pertanyaan yang pertama kali dia lontarkan.
"Kenapa kau tidak masuk kelas?" bukannya menjawab aku malah balik bertanya padanya.
"Aku bosan, sesekali ingin merasakan bagaimana bolos kelas seperti Sally," alasan aneh, dan siapa itu Sally?aku tidak kenal, tolong jangan panggil orang dengan sebutan yang aneh.
"Akehoshi, sebelumnya, aku ingin meminta maaf pada mu karna seharian ini aku bersikap kasar pada mu," aku menatap lurus ke matanya, untuk meyakinkan bahwa aku sungguh-sungguh minta maaf walaupun wajahnya ini sedatar ubin sekolah.
"Kau menakuti ku!setidaknya tersenyumlah sedikit,"
Aku mencoba menarik kedua sudut bibirku ku, rasanya berat sekali untuk mengangkat keduanya secara bersamaan.
"Itu lebih menyeramkan!" komentar Akehoshi, ingin sekali aku memukul mukanya dengan tas ku lagi
"Begini caranya," Akehoshi menarik kedua sudut bibir ku dengan kedua tangannya, apa dia tidak tau bahwa itu menyakitkan.
"Nahh iya begitu, ayok terus lah seperti itu,"
"BakAkehoshi!bibir ku sakit!" omelku, tapi dia malah tertawa terbahak-bahak, apanya yang lucu?kurasa Akehoshi memang sudah gila.
Tapi tanpa kusadari tawanya itu menularkan sebuah senyum kecil dari bibirku.
"Wahh!!kau tersenyum!kau tadi tersenyum!" tentu saja kaget, aku memang merasa kedua sudut bibirku terangkat sedikit, tapi aku tidak tau bahwa itu bisa di bilang sebuah senyuman juga.
"Oi, kalian berdua kenapa tidak pulang?" tegur seseorang dari luar kelas, ah rupanya di sana ada Hidaka, Yuuki dan siapa yang satu lagi?apakah dia berasal dari kelas sebelah?
"Sally!!!" Akehoshi memanggilnya Sally lalu langsung menubruk tubuhnya, dan yang bernama Sally hanya pasrah.
"Liat Sally, kami punya teman baru!(name)-chan ayok sini!" entah ada angin apa sampai aku ingin menghampiri mereka.
Begitu sampai aku memperkenalkan diriku "Isara Mao, salam kenal ya!" ah jadi namanya Isara.
"Salam kenal Isara, aku (full name)," setelah acara perkenalan singkat itu kami akhirnya memutuskan untuk pulang bersama.
Tapi kami harus berpisah dan ternyata rumah Akehoshi satu arah dengan rumah ku. Tidak ada percakapan yang terjadi antara kami, Akehoshi sedang sibuk dengan koin yang ada di tangannya, sementara aku sibuk dengan pikiran ku sendiri.
"Ngomong-ngomong Akehoshi," kata ku tiba-tiba, Akehoshi mengalihkan pandangannya dari koin di tangannya sejenak.
"Terimakasih ya sudah mengajari ku caranya tersenyum," kata ku yang kali ini dengan tulus di serta senyuman kecil, yang lama-lama membuat ku terbiasa.
"Kalau begitu beri aku bayaran karna sudah mengajari mu tersenyum!" ya walaupun begitu, Akehoshi masih saja menyebalkan di mataku.
Dasar, bakAkehoshi.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top