day 22:cuddle

[Sakuma Ritus x reader]
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Kau ingin membawa ku kemana?dan kenapa mata ku harus di tutup?" tanya Ritsu.

"Sudah-sudah ikuti saja," (Name) memegang tangan Ritsu, bermaksud untuk menuntunnya ke sebuah tempat.

"Apakah masih lama?aku sudah mulai lelah berjalan terus dari tadi,"

"Kita baru berjalan 10 menit asal kau tau dan maaf, tempatnya masih agak jauh."

Ritsu menghela nafas, pasrah saat (name) memaksa dirinya untuk mengikutinya, di tambah dia harus memakai penutup mata.

"Sebentar lagi kita sampai."

Sebentar lagi, Ritsu kira dia sudah hampir sampai, tapi sudah lebih dari lima menit setelah (name) bilang akan sampai tapi mereka masih terus berjalan.

"Kau bilang sebentar lagi, kapan?"

"Nah, sudah sampai kok, sekarang kau boleh melepaskan penutup mata mu."

(Name) melepaskan pegangan tangannya, begitu juga Ritsu yang sedang membuka ikattan penutup matanya.

Ritsu membuka matanya, cahaya yang begitu terang langsung di sambut oleh matanya, silau, tentu saja.

Lalu terdengar sebuah ledakan dan banyak conveti bertebaran di sekitar Ritsu.

"Otanjoubu omedetto!"

Teriak orang-orang yang ada di sana.

Ritsu kaget, dia lupa kalau hari ini adalah hari ulang tahunnya.

Di sana telah berdiri member knights dan beberapa teman sekelas bahkan satu angkatannya, teman yang berbeda angakata serta sekolah pun ada di sana.

"Nah sekarang ayok tiup lilinnya dan buat harapan mu,"

(Name) menyodorkan kue yang di pegangnya ke Ritsu, bermaksud untuk menyuruhnya meniup lilin yang menyala.

Ritsu berdoa dalam hati dan kemudian meniup lilinnya, semua yang ada di sana bertepuk tangan.

Setelah Ritsu meniup lilinnya (name) dan anggota knights yang lain mulai menjalankan rencananya.

Melemparkan kue ke wajah Ritsu atau mendorong kepala Ritsu ke kue, intinya kue itu harus berada di muka Ritsu.

Anggota knights yang lain sudah berdiri di belakang Ritsu, dan langsung saja, mereka mendorong kepala Ritsu ke kue yang di pegang (name).

Sebenarnya Tsukasa tidak setuju jika kue itu di buang sia-sia ke muka Ritsu, tapi mereka bilang mereka punya banyak kue mahal, jadi tidak apa jika membuang satu kue bukan.

"Kalian,"

Ristu mengelap krim yang menempel di wajahnya.

Ritsu kemudian membersihkan diri, pesta tidak berlangsung begitu lama, jadi sekarang mereka semua sudah pulang atau kembali ke pekerjaan mereka masing-masing.

Dan kini hanya tinggal Ritsu dan (name) di sana.

"Kau melupakan sesuatu bukan?"

"Apa?"

"Mana kado mu?" tagih Ritsu.

"Kado mu sudah masuk ke dalam perut,"

"Aku ingin kado yang lain?"

"Baiklah, kau ingin apa?"

Ritsu memeluk tubuh (name) erat, sangat erat sampai-sampai (name) jadi sesak nafas.

"Aku tidak bisa bernafas!"

Ritsu sedikit melonggarkan pelukannya, tapi masih tetap memeluk (name).

"Seperti biasa, rambut mu sangat wangi." Ritsu mengendus rambut (name), wangi dan halus, Ritsu sangat suka, tubuh (name) juga terasa sangat pas di pelukannya.

Kini Ritsu mengendus leher (name).

"Tubuh mu juga wangi."

(Name) merasa geli saat Ritsu mengendus lehernya, dan kemudian (name) langsung menarik rambut belakang Ritsu.

"Aduhh, sakit,"

"Jangan macam-macam kau,"

"Baiklah-baiklah nyonya Sakuma, kau galak sekali,"

"Nyonya apa?"

"Sakuma, mungkin sekarang tidak, tapi suara saat nanti kau pasti akan menjadi nyonya Sakuma,"

"Jangan ngelantur kamu dasar vampir jelek."

(Name) setengah mati menahan malu dan rona merah di wajahnya, ia harap Ritsu tidak sadar akan degup jantungnya yang berpacu lebih cepat, mana Ristu belum melepaskan pelukannya, itu membuatnya tambah malu.








Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top