day 12:library
[Suou Tsukasa x reader]
.
.
.
.
.
"Kau tidak pulang?" tanya ku pada seorang bersurai merah kecoklatan.
"Sudah senja, perpustakaan hampir tutup," lanjutku sambil membersihkan debu-debu yang menempel di buku dengan kemoceng.
"Sedikit lagi," jawabnya.
"Kau harus istirahat, terlalu banyak belajar itu juga tidak terlalu baik untukmu," kata ku sambil memberikan segelas teh hangat.
"Terimakasih,"
"Tugas mana yang belum selesai?biar ku bantu," aku menduduki diriku di depannya dan melihat bukunya.
"Kau terlalu bekerja keras Tsukasa-kun,"
"Tinggal sedikit lagi," aku menghela nafas lelah dan beranjak dari kursi yang aku duduki.
"Aku akan beres-beres perpustakaannya, cepat selesaikan tugas mu," aku pergi meninggalkan Tsukasa yang sedang fokus mengerjakan tugasnya.
Terkadang aku merasa kasihan dengannya, beban yang di pikulnya pasti lah sangat berat untuk seorang anak seusianya.
Aku menata buku-buku sesuai genre dan abjad, sesekali mata ku melirik Tsukasa yang masih berfokus pada bukunya.
Aku yakin, habis ini dia akan mengurus dokumen-dokumen dari agensi new dimension, terkadang aku ingin protes, siapa yang memilih Tsukasa menjadi president new dimension, padahal dia sudah menjadi leader knights dan sebentar lagi akan menjadi kepala keluarga Suou.
Aku tidak bisa membayangkan selelsah apa Tsukasa dan seberat apa tugasnya, dan secara tidak langsung Tsukasa sering berkeluh kesah pada ku, stress?tentu saja, siapa yang tidak stress jika punya tugas sebanyak dan seberat itu.
Setelah selesai membereskan buku, aku kembali ke tempat duduk ku tadi sambil mendengarkan musik dan menyodorkan cemilan.
"Ini perpustakaan kau tau,"
"Tapi disini hanya tinggal kita berdua,"
"Tetap saja tidak boleh berisik,"
"Kau terlalu mematuhi peraturan, sesekali kau harus bersantai dan menikmati hidup mu sebagai anak muda,"
Tsukasa menghela nafas lelah.
"Ya, mungkin aku memang butuh itu," Tsukasa meminum teh yang kuberikan tadi dan memakan beberapa cemilan yang aku berikan tadi.
Tsukasa tersenyum senang saat cemilan itu masuk ke dalam mulutnya, aku pun ikut tersenyum senang.
"Ngomong-ngomong aku punya buku baru yang bagus, kau harus mencoba membacanya,"
"Aku tidak suka novel romansa seperti itu,"
"Kau harus mencoba membacanya sesekali, otak mu apa tidak sakit jika kau jejali bacaan berat terus menerus?ya kurasa tidak, kau adalah anak pintar,"
"Dab kau harus mencoba membaca sesuatu yang berat sesekali,"
"Dengan senang hati aku menolak."aku mengakhiri percakapan kami dengan membaca novel yang aku bawa tadi.
Ku lihat Tsukasa juga sudah mengerjakan tugasnya lagi.
Pada akhirnya kami larut dengan aktifitas kami masing-masing.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top