ʚ♡ɞ 02/07.

"Saat anak Anda rewel, apa yang biasa Anda lakukan?"

-

     TUBUH mungil seorang balita menjatuhkan diri dan memberontak seraya merengek meminta puding. Beberapa kali dialihkan oleh banyak hal, tapi atensinya tetap tidak terpindahkan pada satu hal tersebut.

     "Huweee! Cuna au uding! Nda au ittuu,"

Translate: Tsuna mau puding! Nggak mau ituu

     "Princess ... gigi Tsuna baru ditambal. Nanti kuman jahat kembali menggali gigi Tsuna lagi, makan yang lain dulu," Tsukasa mencoba membujuk si gadis kecil dengan tenang.

     "Nda auuu!"

     Hari ini, keluarga Suou baru kembali dari dokter gigi. Sebelumnya, beberapa kali gadis kecil itu jadi lebih rewel dan mengeluh memegang mulutnya. Setelah diperiksa, ternyata benar ada gigi berlubang di dalam mulut Tsuna. Karena masih memiliki waktu luang, kedua orang tuanya pun membawanya ke dokter gigi.

     Jika ingin tahu, mudah membujuk Tsuna yang rewel hanya dengan camilan seperti biskuit bayi, tapi dokter menyarankannya untuk memakan makanan yang tidak terlalu manis dan lembut. Puding bayi bisa, tapi baru tadi pagi sang ibu menyiapkannya, jadi puding itu belum membentuk dan masih cair.

     Tsukasa menghela napas kasar, berusaha memikirkan cara lain untuk menenangkan Tsuna. Sebenarnya sangat ingin pasrah, tapi kemudian sang istri membisikkannya suatu rencana, di mana Tsukasa akan pergi ke toko terdekat untuk membeli puding sementara ia sendiri yang akan coba menenangkan si kecil. Si pria pun mengangguk paham, ia bangkit berdiri dan melenggang pergi.

     Runa sendiri sebenarnya ragu untuk melakukan cara ini, tapi asal tidak ada Tsukasa yang melihat, ia bisa percaya diri melakukannya.

     "Huweee—"

     "Huwaaa! Tsuna nggak mau dengerin apa yang Kaa-sama ucapkan huhuu, Kaa-sama jadi sedih ...,"

     "Hiks huweee Cuna au atan uding!"

Translate: Tsuna mau makan puding!

     "Kaa-sama juga mau, tapi belum jadi huhuu,"

     "Huweeee!"

     "Kaa-sama sedih, Tsuna belum pernah serewel ini, atau ini bukan Tsuna? Huhuu, mana Tsunanya Kaa-sama dan Tou-sama?"

     "...?"

     Ternyata benar ampuhnya.

     Rengekan gadis kecil itu terhenti ketika melihat sang ibu yang malah ikut menangis dan mencari dirinya seakan Tsuna yang di dekatnya bukan Tsuna yang dicarinya.

     Tsuna yang takut dengan cepat ia berdiri dan memeluk sang ibunda, "Cuna di cini, Kaa-cama anan angis! Huhuu,"

Translate: Tsuna di sini, Kaa-sama jangan nangis!

     seakan tidak lihat, Runa melanjutkan aktingnya, "Jangan-jangan Tsuna ketinggalan di dokter gigi! ?"

     "HIKS! KAA-CAMA CUNA DI CINII HUWEEE!"

     Eh, kok malah makin kenceng mangisnya?

     Pelukan gadis kecil itu makin erat pada sang ibu, lantas saja ia pun menggendongnya ke atas dan memutar tubuhnya sebentar.

     "Mitsuketa~!"

     Runa mengubah posisi dengan tangan kiri memangku si balita sementara tangan lainnya menghapus jejak liquid bening di pipi Tsuna dengan jemarinya.

     Sejenak, sesenggukan bayi itu menghilang, "Lihat! Tuan putri Tsuna terlihat cantik lagi!" pipi bulatnya dicubit gemas dengan senyuman hangat ditampilkan, "Tsuna jadi mirip kucing oranye ketika menangis tadi, lho,"

     Sang ibunda beralih duduk dengan sang bayi di pangkuan, "Tsuna tahu? Nggak semua yang Tsuna inginkan harus ada sekarang juga. Jadi, Tuan putri harus bersabar sebentar."

     "Cebental?"

Translate: sebentar?

     Wanita itu mengangguk, walau dalam hati ia ragu apakah Tsuna benar-benar mendengarkannya atau justru hanya sekedar dengar tanpa tahu apa artinya. Tapi sudahlah, lagi pula sebenarnya Tsuna anak yang anteng dan tidak mudah rewel, hanya saat pulang dari dokter gigi saja selainnya tidak pernah.

     "Aku pulang,"

     Gadis kecil di pangkuan reflek menoleh pada asal suara, suara sang ayah, "Tou-cama!"

     "Ketemu pudingnya?" tanya Runa.

     "Aku membeli cheesecake and tiramisu cake, hanya kue ini yang tak terlalu manis dibanding yang lain," jawab Tsukasa mengeluarkan sepotong dari kedua kue tersebut dan mendudukkan dirinya di samping kedua ibu anak tersebut.

      Jemari kecil milik Tsuna mengarah pada kue Tiramisu, "Ue! Cuna au ue itu!"

Translate: Kue! Tsuna mau kue itu!

     Tsukasa terkekeh, tangannya membuka bungkus kue dan menyuapi Tsuna dengan sendok khusus. "How?"

     "Enyak!" sekali lagi, kini kedua orang tuanya tertawa melihat tingkah gemas si kecil.

"Lihat, 'kan? Ia akan anteng asal ada makanan manis di dekatnya."

-

633 word.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top