25. Dia, Kembali
بـــــــسم اللّـــــــه الرّحمن الرّحيـــــــم
⚠Ambil baiknya, buang buruknya⚠
⚠Jangan ngejudge suatu cerita sebelum kamu mebacanya sampai tamat⚠
📖Selamat Membaca📖
☘☘☘
Mungkin, aku tidak bisa berjanji akan membuatmu selalu tersenyum. Tapi aku bisa menjanjikan bahwa kamu tidak akan pernah merasakan kepedihan dan kehilangan cinta dariku
☘☘☘
"Aku, menerima lamaran kamu, Ariel."
Ariel tersenyum bahagia mendegar jawaban Haura beberapa detik yang lalu. Allah telah mengabulkan doa agar membuat hati perempuan itu melunak untuk menerima cintanya.
Ariel berjanji tidak akan pernah menyia-nyiakan perempuan yang begitu sulit ia dapatkan.
"Terimakasih, Haura. Terimakasih." hanya itu yang bisa Ariel ucapkan di sela isakan kecilnya. Bahagia, sangat bahagia.
☘☘☘
Pernikahan dua padang insan itu pun akhirnya terjadi. Saat Haura sudah resmi menjadi istri seorang dokter Ariel. Azia pun resmi menjadi istri Marvin. Laki-laki beruntung yang akhirnya bisa menikahi Azia.
Azia menitikkan air mata saat menyadari harus berpisah dengan ibunya. Sebab, Marvin ingin tinggal berdua dengan Azia. Menikmati hari yang baru setelah menjadi sepasang suami istri.
Sekarang, Azia sudah tidak bisa menolak apa pun permintaan Marvin. Bagaimana pun, ia sudah wajib mengikuti apa pun perkataan sang suami. Walau Marvin tidak bisa memberikan surah Ar-rahman seperti yang ia idamkan, Azia tidak akan menyesal. Ia tidak akan memaksa satu hal yang tak mampu Marvin lakukan.
Sementara itu, kebahagiaan bisa dirasakan Ariel. Walau awalnya sempat mengira bahwa dia tidak akan pernah mendapatkan Haura yang sudah menjadi istri orang lain, ternyata takdir berkata lain. Pertemuannya dengan Haura kala itu memang sudah direncanakan dan memiliki alur tersendiri. Penantian satu tahun itu akhirnya berbuah manis.
"Terimakasih, Haura. Aku tidak menyangka bahwa aku akan melewati hari paling bahagia seperti ini. Kamu bisa mengatakan aku terlalu berlebihan. Tapi aku hanya ingin kamu tahu, bahwa aku benar-benar bahagia. Saat ini aku sangat percaya bahwa jodoh tidak akan mungkin tertukar. Walau awalnya kamu berada dalam genggaman laki-laki lain, skenario Allah tidak akan pernah berubah. Karena sejak awal kita memang sudah ditakdirkan untuk bersatu."
Haura tersenyum tipis. Mungkin sekarang perasaan itu masih belum kentara ada. Tapi, dengan proses berjalannya waktu pasti ia akan bisa mencintai laki-laki baik itu. Layaknya seperti Rama. Dulu, saat menikah dengannya hati Rama masih terpaut pada Azia, tapi dengan berjalannya waktu Rama mampu melakukannya. Itu artinya ia harus melakukan hal yang sama.
"Haura, aku ingin mengatakan satu hal yang harus kamu tahu. Mungkin, aku tidak bisa berjanji akan membuatmu selalu tersenyum. Tapi aku bisa menjanjikan bahwa kamu tidak akan pernah merasakan kepedihan dan dan kehilangan cinta dariku."
"Iya, Ariel. Aku percaya itu."
Ariel tersenyum manis. Ia akan berusaha untuk melindungi istrinya itu sekali pun itu harus mengorbankan nyawanya.
☘☘☘
Empat tahun kemudian
Haura berjalan mendekati Aira--putrinya--, dilihatnya anak yang baru berusia tiga tahun itu sibuk menyanyikan ayam berkokok. Entah itu memang ada lagunya, atau Aira sendiri yang menyanyikan dengan asal.
"Kok ... kok ... kokokok suara ayamku. Ke sana, ke mari berkeliaran. Marilah kita tangkap ayammu itu. Kok kok kok suaranya karena karena takut."
Aira menyanyikan lagu itu sambil memainkan kedua tangannya. Ditambah dengan ekspresi lucunya yang memajukan mulut seperti ayam.
"Kamu nyanyi apa sih sayang?" Haura mengusap rambut panjang Aira. Aira mengembangkan senyum, pipinya gembul, ditambah dengan tahi lalat dibagian dagu sebelah kiri membuatnya terlihat semakin lucu.
Haura begitu bahagia memiliki seorang anak yang begitu lucu, kehadirannya mengubah segalanya. Sejak kelahiran Aira, hidup Ariel dan Haura selalu dipenuhi kebahagiaan.
Aira, nama itu di ambil dari singkatan Ariel dan Haura. Sementara Nurul Asqia berarti cahaya yang suci. Nama.yang diberikan tentu dengan segala harapan yang baik.
"Aku nanyi ayam berkokok, Bunda."
"Siapa yang ajarin?"
"Ayah, dong. Bunda tau nggak? Suara ayah bagus."
Haura tertawa pelan. Aira memang selalu suka memuji ayahnya.
Tidak lama setelah itu Haura mendengar seseorang menggedor pintu. Keningnya berkerut.
"Aira, tunggu sebentar ya. Bunda mau bukain pintu, kayaknya ayah kamu udah pulang deh."
"Ayah pulang?" Wajah Aira langsung gembira. Sebab sudah hampir tiga minggu ia tidak bertemu dengan sang ayah. Yaps, Ariel ikut menangani pasien yang terkena dampak virus covid-19.
"Eeitss, kamu di sini dulu. Ayah kan habis dari rumah sakit, banyak orang sakit. Jadi, tunggu ayah selesai mandi dulu, baru kamu boleh ketemu ayah. Oke?"
"Yaahh bunda mah gak seru." Aira melipat kedua tangan di atas dada, bibirnya mengerucut kedepan sebagai bentuk protesnya saat tak bisa menemui ayahnya langsung.
"Sebentar doang kok, sayang. Inget ya, jangan ketemu ayah dulu."
Haura keluar dari dalam kamar. Dibukanya pintu rumah. Jantung Haura serasa berhenti berdetak. Laki-laki di depannya berdiri dengan binar mata bahagia, menahan kerinduan setelah sekian lama tak bertemu. Dia---Rama?
"Haura, aku kembali sayang."
Karena kerinduan yang tak mampu dibendung lagi, Rama langsung memeluk tubuh Haura erat.
"Aku sangat merindukan kamu, Haura. Sangat." Pelukan Rama semakin mengencang.
Haura masih diam, ekspresinya sulit diartikan. Yang ada dalam pikirannya, Rama sudah meninggal lima tahun yang lalu. Jadi mana mungkin laki-laki itu bisa hidup kembali?
"Haura, kenapa kamu diam? Kamu nggak bahagia aku kembali?"
Rama melepaskan pelukan itu. Ia beralih menatap Haura dengan heran.
"Bunda..."
Aira yang berdiri di belakang kebingungan melihat orang yang asing yang tiba-tiba memeluk bundanya. Ia pikir, itu benar-benar ayahnya.
"Dia siapa, Ra? Apa dia anak kita? Kamu berhasil menjaganya untuk aku?"
Rama segera masuk menghampiri Aira. Berjongkok di hadapan gadis kecil itu. Haura masih belum bisa percaya ini, ia masih bungkam, berdiri kaku di depan pintu.
"Pasti usianya sudah empat tahun. Benar kan, Haura." Rama langsung nemeluk Aira. Membawa tubuh kecil itu untuk digendong.
"Nggak mungkin." Haura menggelengkan kepala.
"Nggak mungkin, kamu siapa? Kenapa kamu ngaku-ngaku sebagai A Rama? A Rama udah meninggal lima tahun yang lalu."
"Enggak, Haura. Aku masih hidup, aku selamat dari kecelakaan itu."
Haura langsung mengambil Aira dari tangan Rama.
"Aira masuk ke dalam kamar ya sayang." Aira menganggukkan kepala. Ia langsung berlari kecil mengikuti perintah sang bunda.
"Nggak mungkin. Kamu pasti bohong. Siapa kamu?!"
"Aku Rama. Rama suami kamu. Waktu kecil, kita udah bersahabat, tapi setelah dewasa kamu menjadi istriku. Walau awalnya itu karena permintaan Azia. Tapi akhirnya aku tetap mencintai kamu."
Haura tak mampu membendung air mata. Kalau memang yang ada di hadalannya ini adalah Rama. Lalu siapa jasad yang dulunya dikuburkan lima tahun yang lalu?
"Kalau kamu memang Rama. Terus siapa yang dulunya."
"Dia pasti Alfi."
"Alfi?"
Rama mengembuskan napas pelan. Ia masih ingat jelas bagaimana kejadian lima tahun yang lalu itu.
Rama mengerutkan kening melihat seorang laki-laki yang turun dari atas mobil. Wajah laki-laki itu sangat persis dengannya.
"Akhirnya, aku bisa menemukan kamu."
"Kamu?"
"Aku Alfi. Saudara kembar kamu."
"Saudara kembar?" Tanya Rama bingung.
"Bisa kita bicara dalam mobil? Aku akan ceritakan semuanya."
Rama hanya menganggukkan kepala.
Kini keduanya berada di dalam mobil.
"Sebenarnya aku udah lama nyari kamu. Bahkan aku udah bayar beberapa orang. Dan akhirnya aku berhasil."
"Tunggu, saya masih bingung. Setahu saya, saya tidak memiliki saudara kembar. Bahkan kedua orang tua saya tidak pernah menceritakan hal ini."
"Mungkin mereka belum sempat menceritakan semuanya."
"Tapi, kenapa kita bisa terpisah?"
"Nama ibu angkatku Yulia. Dia adalah mantan kekasih ayah kita. Jadi, saat kita lahir, dia menculikku. Karena dia berpikir, bahwa dia akan puas membuat orang tua kita hancur. Tapi ternyata tindakannya itu gagal."
Rama masih belum bisa mempercayai itu semua. Karena masih terdengar aneh.
"Tapi ibu Yulia terlanjur menyayangiku, dia membawaku pergi jauh dari kalian. Tapi sebelum ibu Yulia meninggal dia hanya menyebut bahwa aku anak mantan kekasihnya dan aku punya kembaran. Hanya saja dia tidak sempat menyebutkan nama orang tua kita. Jadi aku memutuskan untuk mencari kamu dulu,aku pikir sangat mudah menemukan kamu karena kita punya wajah yang sama. Dan terbukti, salah satu orang suruhanku menemukan kamu berada di pesantren ini."
"Alfi! Awaaaasss!"
Rama berteriak saat melihat bis yang siap menghantam mobil mereka. Melihat itu, Alfi pun ikut berteriak. Hingga kecelakaan itu tidak bisa dihindari.
Haura menangis. Apa yang harus ia lakukan sekarang. Cintanya untuk Rama tentu masih ada seperti dulu. Ingin kembali dengan laki-laki itu, bagaimana dengan Ariel dan Aira?
"Udah terlambat, A."
"Maksud kamu?"
"Aku udah menikah lagi. Anak kecil tadi namanya Aira, usianya 3 tahun. Dia anak aku sama suami aku."
"Aa--apa?"
☘☘☘
"Kenapa sih Marvin. Kenapa kamu ngelarang aku pergi. Kalau seandainya aku ikut ke Cairo, aku kan bisa jenguk mertua aku. Sekalian aku pengen ke makamnya Safiya."
"Sayang. Kamu itu masih hamil muda. Bahaya kalau naik pesawat. Ingat, penantian kita udah tiga tahun. Jadi aku nggak mau ambil risiko."
"Jadi untuk sementara kamu tinggal sama bunda, ya. Aku nggak tenang kalau ninggalin kamu sendirian di sini. Kalau di sana ada yang bisa jagain kamu saat aku pergi nanti."
Azia hanya menganggukkan kepala. Entah kenapa rasanya begitu berat melepas Marvin untuk berangkat ke Cairo. Rasanya, Azia hanya ingin terus berada di samping suaminya itu.
Azia dan Marvin turun dari atas mobil.
"Yaudah, kamu masuk sendiri ya? aku buru-buru soalnya."
Azia hanya menganggukkan kepala. Walau merasa ada yang aneh dengan sikap Marvin.
Marvin kembali masuk ke dalam mobil. Azia hanya bisa memandang kepergian Marvin.
Azia masuk ke dalam rumah, dilihatnya Haura yang sedang menangis di atas sofa.
"Assalamualaikum."
"Waalaikumusalam." Haura langsung mengusap pipinya yang basah.
"Haura, kamu kenapa?"
"Kaakk..."
Haura langsung memeluk Azia dengan telak.
"Kak, dia kembali, dia kembali."
Tangisan Haura semakin mengancang. Sungguh saat ini ia berada dalam kebimbangan yang luar biasa.
☘☘☘
Bersambung
Waahh Rama kembali nih, kira-kira pada akhirnya Haura sama siapa ya. Ariel atau Rama.
Yahh Azia ditinggal pas lagi hamil, padahal masih mau sama Marvin ya
Ini dia, Aira Nurul Asqia 🤗
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top