SH - 03

Jangan lupa Vote & Comment, ya!
Selamat membaca 🐰

.

.

.

.

Di dalam mobil sport mewah, Bank fokus menyetir sementara Mew yang berada di samping nya fokus menatap ke arah Bank.

"Kau bisa membuat kepalaku berlubang jika terus menatapku seperti itu, Mewnie"

Mew berdecih.

"Sudah lama kau tidak mengunjungiku dan sekarang tiba-tiba punya mobil sendiri?" Iri Mew.

"Ini tidak tiba-tiba. Semua butuh proses"

"Terserah" Mew membuang pandangannya ke kaca penumpang sementara Bank melirik tas kain yang berisi barang bawa'an di pangkuan Mew.

"Apa itu---botol semprot rambut??"

Deg

Mew meneguk ludah sambil mencari alasan.

"Itu---"

"Sial! Di saat kerja pun kamu mau mengecat rambut?"
"Apakah kau maniak cat? Aku lihat di kos mu tadi banyak sekali botol bekas cat"
"Kenapa kau tergila - gila dengan cat rambut? Aku awalnya ingin bertanya padamu tapi selalu lupa saat berbicara denganmu"
"Biar ku beritahu, mengecat rambut setiap hari dapat membuat rambutmu rusak, sayang"

"Aku sudah terbiasa jadi diamlah. Kau cerewet seperti Nenek-nenek, tahu"

"Tch, di nasehati malah marah-marah"

Mew tidak menjawab lagi. Ia pelan-pelan meraih baju di tas untuk menutupi tutup botol cat yang terlihat dan menekan botol itu ke dalam.

Setelah melakukan perjalanan yang cukup panjang dan menghabiskan waktu 40 menit, mobil sport itu pun berhenti.

Merasa mobil yang di tumpangi tidak bergerak lagi, Mew membuka kedua mata sayu nya secara perlahan sambil melirik kanan dan kiri.

"Hoammm---sudah sampai?" Tanya Mew sambil mengusap mata.

"Sedikit lagi. Kita baru sampai di pintu utama" Ucap Bank sambil menghubungi seseorang melalui ponsel.

"Huh?" Mew melihat sekitar yang tidak ada bangunan sama sekali. Hanya sebuah gerbang hitam menjulang tinggi.

DRRRRR---TAK

.

Mew kaget karena gerbang terbuka sendiri tanpa seseorang yang menyentuh.

Keterkejutan Mew nampaknya tertangkap basah oleh Bank.

"Kau baru lihat gerbang otomatis, ya? Hahaha"

"Diam kau" Mew menekuk bibir sambil melihat arah lain karena merasa malu. Cara Mew menekuk bibir seperti anak kecil membuat kesan imut di mata Bank.

"Hei, Mew. Kalau sudah kerja di dalam sana, pastikan kau tidak memasang wajah imut itu lagi ya"

"Aku tidak imut!!" Mew tidak mau mengakui. Ia tidak suka seseorang mengatakan cantik atau imut kepadanya.

Tampan.

Mew hanya terima satu pujian itu saja.

Bank kembali melajukan mobil nya ke dalam. Melewati kebun, pepohonan, & lapangan golf.

"Apa manfaat nya menghias lapangan kosong & menaruh patung di tengah seperti itu?" Tanya Mew.

"Hanya---hiasan"

"Tch. Pemborosan"

Bank menahan tawa.

"Biarkan saja. Toh itu adalah uang mereka. Apa hubungan nya denganmu?" Mew memberi tatapan tajam sebelum ia mencubit lengan tangan Bank.
"Aw---apa yang kau lakukan, Mew? Sakit tahu" Cemberut.

"Kau pantas mendapatkannya. Kau benar-benar menyebalkan"

Bank mengejek. Ia mengulang ucapan Mew dengan suara cempreng.

Keheningan kembali melanda keduanya sampai gerbang kedua ada di depan mata.

"Ini kah lapangan golf elit yang dibicarakan banyak orang?"

"Tentu saja"

"Tampak seperti penjara. Gerbangnya saja berlapis-lapis" Cicit Mew.

"Apa yang kau katakan?" Tanya Bank setelah ia kembali menghubungi seseorang untuk membuka gerbang.

"Tidak ada"

Mobil itu kembali melaju melewati air mancur dan berhenti di lobby utama sebuah bangunan.

Bank mematikan mesin mobil dan melangkah turun lebih dulu lalu menuju tempat Mew untuk membukakan pintu.

"Ayo turun"

Mew turun dari mobil sambil memeluk erat tas yang ia bawa.

Sejak ia turun dari mobil, wangi yang sulit dijelaskan masuk ke indra penciuman peseknya.

"Benar-benar dunia yang berbeda" Cicit Mew sambil melihat bangunan yang sangat tinggi dan megah di depan matanya tersebut.

"Dan mulai sekarang kau akan tinggal di dunia yang berbeda ini. Bagaimana perasaanmu?"

Secara mengejutkan Mew tiba-tiba jadi tidak percaya diri.

"Bank, menurutmu apakah aku pantas bekerja disini? Menurutku kau memang pantas karena berasal dari Universitas ternama---"

"Ijasah tidak diperlukan disini, Mew---astaga! Kemana semangat sahabat manisku ini sebelumya, hmm?" Mengacak rambut keriting Mew.

"Berhenti menyentuh rambutku, ai--sialan" Menahan tangan Bank lalu merapikan rambut nya.

"Biar kuberitahu, kamu sudah tidak bisa kembali sejak memasuki gerbang pertama dan jalani saja hidupmu dengan kemewahan"

"A-Apa?!"

"Ayo masuk dulu. Aku akan menjelaskan semuanya sambil memberitahu kamar mu" Menarik pergelangan tangan Mew.

Karena sudah terlanjur datang, Mew mengikuti kemana Bank menariknya.

Pertama, ketika menaiki tangga dan membuka pintu utama, Mew di hadapkan dengan interior ruang tamu yang begitu mewah. Banyak vas dan patung yang kelihatannya sangat mahal.

Saat melewati patung dan vas itu Mew menjadi sangat berhati-hati sambil menebak harga fantastis dari beberapa patung yang menarik perhatiannya.

"Semua patung-patung di sini kalau dijual pasti lebih dari $1.000" Cicit Mew.

Bank menggelengkan kepala, tidak setuju.

"Semuanya lebih dari $1.688.897.678"

"GILA!!!!!! APAKAH MEREKA BANDAR NARKOBA ATAU MERAMPOK BANK? UANG SEBANYAK ITU UNTUK SEBUAH PATUNG, PERSETAN!"

"Ssstttt. Pria manis tidak boleh mengumpat--AW!" Mendapat tendangan cinta pada betisnya oleh Mew.

"Rasakan!" Mew menjulurkan lidah lalu pergi menelusuri lorong.

"Shhh oii--Mew, t-tunggu sebentar kau---" Bank masih merintih kesakitan di tempatnya sementara Mew sudah masuk ke salah satu pintu di ujung lorong yang tidak di kunci.
"---salah masuk"

"AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA!!!" Mew sontak menutup kedua mata nya seperti gadis yang memergoki pria telanjang.

Terlihat seorang pria bertubuh tinggi menatapnya dalam diam. Pria itu tidak memakai baju sehingga memberi kesan pamer oleh perut kotak-kotaknya yang tercetak sangat jelas. Belum lagi beberapa urat yang terbentuk di sepanjang dada dan leher, memberi kesan betapa maskulin pria itu sekarang.

Jika melihat lebih banyak, dari leher ke atas menciptakan visual menarik. Rahang tegas, hidung mancung, alis tebal dan tegas, serta mata berwarna cokelat madu.

Mew tidak munafik, pria itu sangat tampan.

Walau pria itu tidak menghidupkan lampu kamarnya, tapi Mew bisa lihat siluet nya dari cahaya matahari yang masuk dari jendela, menerangi pria itu.

"Siapa kau?"

Deg

Mew terlalu banyak memuji sampai ia lupa dengan tindakan bodoh nya sekarang. Memasuki kamar orang tanpa izin.

"M--M--Maaf, saya salah masuk kamar. S-Saya akan keluar sekarang---"

.

DUK

BLAM

.

Baru saja Mew berbalik dan membuka knop pintu, tangan pria itu menahan pintu dengan kuat sampai kembali tertutup.

Mew bisa merasakan hembusan nafas nya di leher.

Pria itu terlalu dekat, membuat Mew hampir mati di tempat.

"Siapa yang mengirimmu untuk memata-mataiku?"

Dengan cepat Mew menggelengkan kepala. Sungguh, nada suara pria itu berat dan terdapat tekanan di setiap kalimat, sehingga Mew tidak berani berbalik hanya untuk melihatnya.

"Saya datang untuk bekerja. Saya bukan mata-mata--"

.

TOK TOK TOK

.

Hening

.

CEKLEK

.

Pria itu membuka pintu, namun sorot tajam nya masih terpaku pada Mew yang tengah ketakutan.

"Maaf telah mengganggu istirahat Tuan dia adalah karyawan baru disini. Ini adalah hari pertama dia bekerja jadi dia tidak tahu apapun. Saya minta maaf atas namanya telah menimbulkan kekacauan tak berarti pada Tuan dan bersikap kurang ajar. Saya Bank, sekretaris manajer Golf Mediterania, turut minta maaf atas kekacauan yang telah terjadi hari ini. Kami berjanji tidak akan mengulanginya lagi" Bank membungkuk minta maaf berkali-kali sampai pria itu melebarkan pintu agar Mew dapat keluar.

Mew segera keluar dari kamar itu dan ikut membungkuk untuk minta maaf

Pria itu menutup pintu tanpa sepatah katapun dan di saat itu, Bank segera menarik Mew untuk menjauh.

"KAU SADAR APA YANG BARUSAN KAU LAKUKAN, MEW? GILA, AKU HAMPIR MATI!"

"Aku minta maaf. Itu benar-benar tidak disengaja. Aku kira itu kamarku. Kamu bilang kamarku ada di ujung lorong--"

"KAMARMU DI LANTAI ATAS. KITA HARUS NAIK LIFT KHUSUS KARYAWAN UNTUK MENCAPAI KAMARMU. ASTAGA---AKU KEHABISAN KATA-KATA HARI INI" Mengusap keringat.
"KAU TAHU TIDAK ORANG TADI SIAPA?!" Mew menggeleng kecil.
"DIA TAMU VVIP KITA. DIA ADALAH TAMU YANG HARUS KAU LAYANI SELAMA BEKERJA DI TEMPAT INI"

"APA???! V---VVIP?"

"YA DAN KAU HAMPIR MEMBUAT KESALAHAN FATAL SEBELUM BENAR-BENAR BEKERJA, MEW. APA YANG ADA DI OTAK KECILMU, HAH?" Menjitak kening Mew.

"Aku minta maaf, Bank. Aku tidak akan mengulanginya lagi. Aku benar-benar minta maaf" Mew hampir nangis. Kurang sial apa lagi dia sampai harus mengalami kecelakaan kecil sebelum diterima kerja.

Mew merutuki kebodohannya.

"Untung dia tidak mempermasalahkan dan sedikit berbaik hati membiarkan kita pergi. Lain kali kau harus lebih hati-hati Mew karena aku tidak 24 jam ada di sampingmu terus"

"Aku mengerti, Bank. Sekali lagi, aku minta maaf"

Melihat Mew tampak menyesali perbuatannya, Bank tidak memperpanjang lagi dan merangkulnya.

"Patuhi ucapanku selama di sini dan jangan banyak merajuk. Kah sudah besar, bukan anak kecil lagi"

"Iya iya, bos"

Di sisi lain,,,

Pria itu masih berdiam diri di kamarnya. Satu tangan sibuk mengocok penis dan satu tangan nya lagi memegang sebuah botol berwarna hitam dan rupanya itu adalah botol cat rambut milik Mew yang tidak sengaja jatuh ke alas karpet. Karena tidak menimbulkan suara, jadi Mew tidak tahu bahwa benda miliknya itu jatuh.

Terus mengocok penis nya sampai ia klimaks, mengucurkan banyak sperma membasahi lantai dan ranjang yang sejak awal sudah kotor oleh nya.

"Cepat bangun dan pergi dari sini" Ucap pria itu kepada seseorang yang berbaring di atas ranjang dan tertutup oleh selimut sembari melempar 1.000.000 Baht uang thailand ke atas wanita itu.

Wanita itu bangun dari ranjang, memakai pakaiannya asal, memungut lembaran uang dan pergi dengan cepat sementara pria itu kembali melirik kaleng cat rambut dalam diam.

To Be Continue,,,,




Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top