34 : Heartbeat
Mencintai manusia? Itu konyol! Tapi sial! Itu benar terjadi padaku.
♥️Ethan♥️
Author
Langkah kaki Ethan mengikuti diam-diam seorang pria berusia sekitar tiga puluh tahunan yang sedang bersiul ringan sambil berjalan sempoyongan.
Pria itu tiba-tiba saja menghentikan langkah lantaran mulai merasa diikuti, alhasil dia membalikkan badan cepat ke arah belakang, ingin mengetahui siapa yang ia rasa mengikutinya.
Kosong. Di belakangnya tak ada seorang pun yang mengikuti, membuatnya mengedikkan bahu dan membalikkan badan lagi. Betapa terkejut pria itu ketika mendapati seorang pria berkulit pucat berjubah hitam sudah berdiri persis tepat di depannya. Dia memiringkan kepala, memicingkan mata mengamati wajah si pria pucat yang tak lain dan tak bukan adalah Ethan.
"Siapa kau?"
Tanyanya tak peduli, dapat Ethan tangkap aroma alkohol menyeruak ketika pria tadi berbicara.
"Aku Ethan Ricardo, si iblis dari tanah neraka."
Pria yang memiliki rambut cat putih itu mengerjap beberapa saat sebelum akhirnya terbahak keras menanggapi kata-kata Ethan. "Iblis? Dari tanah neraka? Tentu saja iblis dari neraka, kau pikir ada iblis yang berasal dari tanah surga? Hahaha, kau lucu sekali, pucat! Minggirlah, aku tak punya waktu untuk iblis dari tanah...manusia, hahaha."
Ethan yang pada sejatinya sedang tidak berselera untuk diajak bercanda pun hanya diam sembari perlahan mengaktifkan mata peraknya.
"Kau pikir aku bercanda saat mengatakan kalau aku ini iblis?"
Setelah menyelesaikan tawanya, mata pria tadi seketika terbelalak lebar mendapati mata Ethan yang sudah bersinar. Dengan sisa kesadaran yang ada, si pria langsung mendorong kuat tubuh Ethan dan segera berlari menjauhi kekasih Arabell itu. Namun tentu saja kecepatan berlarinya tak bisa disamakan pada kekuatan yang dimiliki Ethan, alhasil, Ethan kini bahkan sudah kembali berada di depan tubuh si pria mabuk, menyeringai licik memperhatikan ketakutan dari air muka si pria mabuk.
"Kenapa takut? Aku ini hanya iblis dari tanah manusia, benar begitu kan?"
"P-pergi, sialan! Kau---kau sudah merenggut nyawa para manusia di kota ini! Rumor itu---astaga sial! Kepalaku pusing!"
"Ucapkan selamat tinggal pada dunia ini, manusia."
Setelahnya Ethan langsung memajukan langkah dan mulai mengoyak tubuh sang pria mabuk, menghirup habis seluruh darah yang ada di tubuh itu.
Ethan menyeka bekas darah segar yang masih menempel di sekitar bibirnya, memperhatikan mayat si pria mabuk yang sudah dalam keadaan mengenaskan.
Pria tampan itu memundurkan langkah perlahan sambil menatap kedua tangannya yang dilumuri oleh darah pria mabuk tadi. Ethan langsung membersihkan tangannya dengan menjilat habis darah segar tersebut hingga bebas dari lumuran darah lagi.
"Aku berhasil! Aku tak punya perasaan kasihan sama sekali padanya, berarti aku tak bernasib sama seperti Raja Larrix!"
Ethan tersenyum puas dengan mata berbinar, berteriak senang di jalanan sepi tempat dia menghabisi nyawa si pria jahat tadi.
Allan dan Allen yang rupanya sejak tadi bersembunyi mengawasi gerak-gerik Ethan mulai mendekati sahabat mereka tersebut untuk kemudian memberinya pelukan hangat.
"Selamat Eth, kau berhasil melaluinya."
Ujar Allan seraya menepuk berulang kali punggung Ethan.
Sedangkan Allen memberikan dengkusannya dan berkata, "Aku tak percaya ini. Tapi, selamat, dengan begini kau akan terus bersama manusia itu,"
Ethan mengangguk bersemangat sambil membalas pelukan kedua sahabatnya.
Seumur-umur menjadi iblis, baru kali ini Ethan merasa sangat bahagia.
Dan itu semua karena cinta.
👹👹👹
"Bagaimana?"
Tanya Raja Yama begitu Ethan, Allan, dan Allen selesai memberikan bungkukkan hormat padanya.
"Ethan berhasil, Raja."
Allan membuka suara sambil tersenyum tipis, melirik Ethan yang wajahnya sudah kembali cerah.
"Berhasil apa?"
"Dia tak punya rasa iba saat menghabisi manusia jahat. Itu berarti nasibnya tak sama seperti Raja Larrix."
Kali ini Allen yang bersuara, seolah ingin meyakinkan Raja Yama yang saat ini terlihat sedikit terkejut.
Raja Yama menatap lekat mereka bertiga secara bergantian, kemudian menggerakkan sebelah tangannya, mengisyaratkan Ethan untuk mendekati singgasananya. "Kemarilah."
Ethan menurut, pria itu tak tau apa yang sedang dilakukan oleh Raja Yama ketika Raja Yama menyuruhnya untuk sedikit membungkukkan badan kemudian menempelkan telapak tangan ke dahi Ethan, Ethan menebak mungkin cara itu untuk mengetahui ingatan yang ada di dalam dirinya.
"Kalian semua benar, Ethan berhasil melaluinya tanpa merasa kasihan sama sekali, seolah dia masih sama seperti dulu sebelum hati kristalnya berdetak. Dengan begini, aku tak punya hak lagi untuk memisahkanmu dari Arabell Stacy itu. Aku mendukung hubungan kalian berdua. Tapi sebelum itu, kemarilah lebih dekat."
Ethan mengernyit bingung namun langsung menurut mendekatkan tubuhnya ke arah Raja Yama membuat Raja segera membisikkan sesuatu ke telinga Ethan.
Entah apa yang Raja Yama sampaikan pada Ethan, yang pasti hal itu membuat Allan dan Allen penasaran hingga mereka melempar pandangan satu sama lain, seolah dengan pandangan itu saling bertanya Apa yang raja bisikkan? kemudian mereka berdua hanya bisa mengedikkan bahu secara bersamaan, karena memang mereka tak tau apa yang dibisikkan Raja Yama di telinga Ethan.
🌃🌃🌃
"Apa yang dibisikkan Raja Yama padamu tadi?"
Tanya Allan penasaran sambil menatap lekat wajah Ethan yang terlihat sangat tenang.
Ethan menoleh ke arah Allan, menggeleng pelan setelahnya. "Rahasia. Siapa pun tak boleh tau selain aku, Raja Yama, dan Arabell."
"Arabell boleh? Mencurigakan."
Allen yang kembali pada kebiasaannya memainkan bunga hanya mendengkus pelan mendengar sang kakak yang berubah jadi lebih menyebalkan daripada biasanya. "Mungkin hanya berkaitan pada hubungan Ethan dan manusia itu. Jangan terlalu ingin tau, itu urusan mereka."
"Kau berlagak seolah kau tak ingin tau, padahal sebenarnya kau sama penasarannya sepertiku, bukan?"
"Setelah kupikir lagi, itu pasti mengenai hubungan mereka, kalau tidak apa lagi?"
Ethan menghela napas panjang dan menghentikan langkahnya tepat di depan Allan dan Allen yang masih berdebat, membuat si kembar itu reflek menghentikan langkah mereka juga. "Sudahlah, benar kata Allen, ini hanya menyangkut persoalan hubungan kami. Hanya saja, aku tak ingin memberi tau hal itu pada siapa pun selain kami bertiga. Sekarang, aku akan ke rumah Ara, jangan mengikutiku, kalian pulanglah."
"Kau pasti ingin bermesraan dengan Arabell, kan? Huh, dasar makhluk yang sedang jatuh cinta!"
Komentar Allan sembari mencebikkan bibirnya lucu, menyindir Ethan yang hanya bisa tersenyum membenarkan. Selanjutnya si kembar segera pergi dari sana meninggalkan Ethan yang kini kembali melanjutkan perjalanannya menuju rumah Arabell.
"Kenapa lama sekali? Kupikir kau tak akan kembali malam ini."
Sungut Arabell yang ternyata sejak tadi menunggu kehadiran Ethan di kamarnya.
Mendengar hal itu, Ethan malah tersenyum misterius semakin membuat Arabell heran sekaligus kesal lantaran mengartikan Ethan tak menghargai penantiannya selama hampir satu jam lebih di kamarnya ini.
"Aku punya kabar baik."
Arabell mendengkus, bergerak membaringkan tubuh di atas tempat tidur tanda tak peduli pada kabar baik yang dibawa Ethan. Dia merasa sebal, Ethan datang dengan wajah tak berdosa, sedangkan dia? Dia sudah lelah menunggu Ethan sedaritadi.
"Kau tak ingin dengar kabar baiknya?"
"..."
Arabell hanya diam, dapat ia rasakan Ethan tengah naik juga ke atas tempat tidur dan mulai duduk di sebelah Arabell yang kini memejamkan mata, pura-pura ingin tidur.
Menghela napas berat, sebelah tangan Ethan bergerak mengelus lembut rambut milik Arabell dengan perasaan sayang. "Aku minta maaf, oke? Aku memang salah sudah membuatmu menunggu lama. Tapi ada hal baik yang benar-benar ingin kuberitahukan padamu, ini tentang kita."
Mendengar kata kita disebut, kelopak mata Arabell kembali terbuka, memandang Ethan masih dengan pandangan datar. "Apa?"
"Aku pernah bilang kalau hatiku tak bisa berdetak 'kan? Hatiku seperti kristal, beku. Entah sejak kapan ini terjadi, tapi sepertinya baru-baru ini, hatiku yang mulanya tak berdetak menjadi berdetak. Dan kau tau itu untuk siapa?"
Arabell melongo dengan mata terbelalak sembari menggelengkan kepalanya cepat menjawab pertanyaan Ethan.
"Hati ini berdetak untukmu, Ara."
Dan di saat itu juga Arabell merasa tubuhnya seolah melayang, seakan dia tidak sedang berada di bumi.
Untuk pertama kali di sepanjang hidupnya, dia merasa sangat berarti hidup ke dunia ini setelah kepergian sang ayah.
Tbc...
Yeahhhhh akhirnya Babang Ethan jatuh cinta juga sama Arabell😍
Siapa yang seneng dan merestui hubungan mereka?
Satu kata untuk Ethan dong, silahkan penuhi kolom komentar😚
Btw, maapkeun atas kelamaan updatenya yak, aku sibuk akhir-akhir ini, tolong dimengerti🙏😳
Jangan plagiat.
Jangan siders.
Jangan sampe gak Vomment😚
❤MelQueeeeeen
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top