1 : Rumors

Pertama kali yang aku ingat darinya adalah matanya.

♥️Arabell♥️

Author

Arabell berjalan dengan tatapan mata kosong. Setiap satu langkah ia menapakkan kaki di jalanan kota Brisbane yang tidak terlalu ramai ini, di saat itu pula kata-kata petugas administrasi rumah sakit yang ia temui sekitar lima menit lalu terngiang-ngiang di kepalanya.

'Anda harus melunasi biaya perawatan yang berjumlah sepuluh juta.'

Gadis dengan rambut panjang berwarna coklat itu sungguh kebingungan sekarang. Kepalanya bahkan sudah sakit sejak dia meminta petugas tadi untuk memberinya waktu selama seminggu namun ditolak.

Ia harus membayar biaya perawatan rumah sakit ibunya yang menderita penyakit tifus.
Tapi ia bingung harus mendapatkan uang dari mana sebanyak itu.
Petugas tadi bilang kalau waktunya hanya sampai besok pagi. Jika tidak begitu, Arabell bahkan tak tau apa yang akan dilakukan pihak rumah sakit padanya dan juga sang ibu.

Arabell menolehkan kepala, memandangi jam yang terdapat di toko-toko yang ia lewati.
Sudah pukul delapan malam.
Dan ia harus mendapatkan uangnya dalam kurun waktu kurang lebih sebelas jam lagi.

Andaikan sang ayah masih hidup saat ini.
Dia pasti tak perlu repot-repot menghadapi permasalahan ini.
Gadis itu jadi merindukan sang ayah, ayahnya yang selalu memanjakannya. Meskipun dia tak besar bersama ibu kandungnya, namun sang ayah sudah menjadi pelengkap kekurangan itu.

Meski terkadang ada saja permasalahan yang diributkan ayah dan juga ibu tirinya yang sekarang. Namun Arabell selalu merasa terlindungi jika ada ayahnya di sampingnya.
Maka setelah sang ayah meninggalkan dia untuk selamanya, ibu tirinya semakin menjadi menyiksa Arabell.

Ibu tirinya bilang kalau dia hanyalah anak haram hasil dari hubungan gelap sang ayah bersama wanita lain.
Dan ternyata memang benar, ia mengetahui hal itu setelah umurnya menginjak dua belas tahun.
Arabell yang awalnya tak mengerti tatapan kebencian sang ibu tiri padanya sebelumnya, menjadi mengerti setelah tau dia bukan anak kandung dari perempuan itu.
Juga mengenai percekcokkan sang ayah bersama ibu tiri selama ini, itu tak lain dan tak bukan adalah karenanya.

Bukan hanya sampai di situ saja penderitaan hidup Arabell terjadi.
Teman-temannya di sekolah dulu juga sering membullynya, mengatai Arabell anak haram.
Teman-temannya mengetahui hal itu dikarenakan dia punya teman sekelas yang ternyata adalah tetangganya. Tentu pertengkaran sang ayah dan ibu yang mempermasalahkan dirinya menjadi bahan informasi secara tak langsung untuk para tetangga.
Hal itulah yang menyebabkan teman-temannya mengetahui kalau dia adalah anak dari hasil hubungan gelap.

Semenjak saat itu, Arabell tak pernah merasakan punya seorang teman lagi.
Selain karena dia tak peduli lagi pada orang-orang di sekitar, tak lain juga karena murid-murid lain yang jadi menghindarinya.

Jika dulu sang ayah selalu menjadi tameng bagi diri Arabell. Sekarang meskipun hal tersebut masih terjadi di kehidupan kuliahnya, Arabell sudah menganggap hal itu sebagai makanan sehari-hari sampai dia sudah merasa kebal akan itu semua.

Arabell tak pernah menaruh dendam pada siapa pun, bahkan pada ibunya yang sekarang. Malah sebaliknya, dia sangat menyayangi sang ibu, menganggapnya sebagai ibu kandung sendiri.

"Arrgghhh!"

Arabell terlonjak kaget mendengar teriakan yang rasanya tak jauh dari tempatnya sekarang.
Kakinya terhenti, memandangi sebuah gang di sebelahnya yang hanya bercahayakan lampu temaram di sudut, membuatnya tak bisa melihat apa pun.

Dia menatap sekitar. Hanya ada satu dua orang yang melewati jalan yang sedang ia lewati sekarang.

Arabell kembali mendaratkan pandangannya ke sudut gang kecil tadi, matanya masih tetap tak bisa menemukan apa pun dari yang berteriak barusan.

Tapi Arabell sangat yakin, suara itu memang berasal dari gang di sampingnya ini.

Gadis yang memiliki iris biru kelabu itu terdiam beberapa saat, memikirkan tindakan apa yang akan dia ambil.
Namun karena dia sedang dikejar oleh waktu dan juga tak ingin mendapat masalah apa pun, jadinya dia memutuskan untuk tak mempedulikan suara barusan.

"Arrrggghhh! To-long!"
Baru satu langkah Arabell menjauh dari gang itu, ia kembali dikejutkan oleh suara yang sama.

Ia menoleh cepat, jantungnya berdetak lebih kencang dari sebelumnya.
Arabell akan memberitahu hal ini pada siapa pun yang lewat, namun nihil, setelah ditunggu selama lima detik, orang-orang tak ada yang melewati jalan itu lagi.

Ia penasaran sekaligus ingin membantu pada siapa pun yang membutuhkan bantuan tadi.
Dengan perasaan dilema luar biasa, akhirnya Arabell berlari kecil memasuki gang sempit tersebut.

Hilangkan rasa takutmu, Arabell! Ada yang sedang membutuhkan pertolongan!

Arabell menyemangati diri sendiri sembari terus berlari kecil untuk sampai ke ujung gang.
Gadis itu jadi teringat akan kata-kata seorang wanita paruh baya yang mengantri sama-sama dengannya di kasir, yang sempat ia temui beberapa waktu lalu di saat dia sedang membelikan buah untuk ibunya ke pasar langganannya.

'Kita harus hati-hati jika sedang berjalan sendirian di gang-gang sempit. Kudengar, rumor yang tersebar itu benar adanya. Makhluk yang masih menjadi misterius apa namanya. Yang pasti, mereka berbeda dari vampir.'

Arabell tak terlalu mempedulikan hal itu kemarin, karena dia sendiri merasa tak pernah melewati gang sempit.
Lagipula dia menganggap mana mungkin ada makhluk semacam vampir atau sejenisnya di muka bumi ini? Itu hanya mitos, dia tak pernah percaya pada makhluk yang belum pasti kebenarannya.
Dan lagi, di zaman modern seperti sekarang, ia rasa mustahil ada makhluk semacam itu.

"Arghh---hhh."
Arabell semakin mempercepat larinya ketika suara itu kian tercekat.

Gadis itu terhenti dengan kedua mata melotot dan kedua tangan reflek menutup mulutnya sendiri. Di hadapan Arabell kini, tergeletak seorang mayat pemuda dengan organ isi perut terbuncai keluar mengenaskan bersama seseorang berjubah hitam yang diyakininya sebagai pelaku---tengah menatap tajam ke arahnya.

Namun Arabell melihat kejanggalan, tak ada darah sedikit pun yang terdapat dari mayat tadi.
Membuatnya bertanya-tanya sekaligus ketakutan hingga tak sadar kalau pria yang mengenakan jubah tadi mulai mendekat padanya.

"Kau siapa? K-kau baru saja membunuh pria itu kan!"
Seru Arabell ketakutan, memundurkan langkah mengimbangi kaki pria tadi yang kini bergerak maju semakin mendekatinya.

Arabell dapat melihat dengan jelas warna mata dari si pria berjubah yang sedang mendekatinya saat ini, berwarna perak. Seumur-umur baru kali ini Arabell menemukan manusia yang mempunyai warna netra seunik itu.

Pria berambut hitam tadi menyeka darah segar yang masih menempel di bibirnya, membuat Arabell mengernyit sesaat, baru menyadari kalau di mulut pria itu ada tersisa bekas darah.
Jika pria yang tewas tadi tak ia temukan darah setetes pun di mayatnya, lantas apakah pria berjubah ini yang menghirupnya habis?
Mustahil. Begitulah pikir Arabell. Lagipula, pria di depannya ini siapa, sampai harus meminum darah manusia?

"Bukan membunuh, tapi memakan."

Arabell mengangkat satu alis, berpikir keras mencerna kata-kata pria berkulit pucat barusan. Meski hanya bermodalkan lampu remang-remang, namun Arabell dapat melihat detail-detail fisik si pria.
"Me-ma-kan? A-apa maksudmu? S-sebenarnya kau ini apa?"

Pria berjubah hitam tadi mengukung tubuh Arabell yang kini sudah terjebak di dinding belakangnya. Si pria memasang seringaian mengerikannya. "Perkenalkan, aku Ethan Ricardo. Si iblis dari tanah neraka."

Dan di saat itu juga lutut Arabell terasa melemas.

Ternyata, dia yang dirumorkan itu bernama Ethan.

Tbc...

Heyyy aku bawa pasangan baru di cerita kali ini. Ya! Ethan dan Arabell! Setelah sebelumnya ada William dan Aleah, Max dan Kelly, lalu yang terakhir ada Devan dan Citra, sekarang ada Ethan dan Arabell! Yeay🙌🙌 *joget²gaje* *plak*

Baru pertama agak membosankan, huh?
Tenang, InsyaAllah selanjutnya gak bakalan *ehgaktaujuga* wkwkwk.
Di part ini masih penjelasan dululah, gimana kisah hidupnya si Arabell ini.

Btw, ini cerita pertamaku yg ada genre fantasinya.
Maklum kalo hancur ya😂
Ya, meski genrenya gak cuma fantasi, tapi juga ada tambahan genre romance jadi ya, semoga betah baca sampai akhir❤

Jangan plagiat.
Jangan siders.
Jangan sampe gak Vomment😚

❤MelQueeeeeen

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top