Sequel (2)
Akashi masuk ke dalam sebuah Penjara. Memang Midorima sudah melakukan hal yang jahat. Namun Akashi dan Midorima tetaplah berteman dulu dan hal itu tidak akan berubah. Untuk terakhir kalinya Akashi ingin bertemu dengan Sahabatnya itu, sebelum dia akan menikah dengan Kuroko. Akashi masuk, melihat sahabatnya yang kini berada di dalam sel penjara dan menatapnya dengan datar. Tapi, akashi tidak memukul nya, dia memilih untuk duduk di depan sel dengan kursi yang sudah di siapkan untuk pengunjung penjara di kantor polisi. Dan masih tetap bersikap tenang seperti biasanya. Midorima masih duduk di dinding, dengan wajah yang terlihat suram.
"Kau datang Akashi?" Seru Midorima tampak sudah tau tentang kedatangannya. Tentu, mereka adalah sahabat dekat sebelum semuanya terjadi.
"Kau tidak menginginkan kedatangan ku. Midorima?" Tanya Akashi balik.
"Tidak juga.." seru Midorima, Akashi menatapnya bagaimana Midorima terlihat kacau. Akashi memang tidak tau apa yang selalu dipikirkan Midorima, karena dia adalah orang yang selalu sempurna. Dan apapun yang dilakukannya akan di sukai oleh orang lain, sehingga di khianati oleh sahabatnya adalah hal yang paling mengejutkan dan membuatnya merasa syok. Apalagi saat Midorima ternyata di dampingi oleh Takao.
"Kau tau Midorima, seharusnya hukuman buatmu tidaklah semudah ini. Kau seharusnya di hukum pengasingan sama seperti diriku. Namun, seperti nya kau sudah mendapatkan hukuman nya. Semua orang sudah tau seberapa busuknya dirimu Midorima. Bisnis yang kau ambil, kini hancur dan semua orang mengucilkan mu. Kurasa itu adalah hukuman yang pantas untukmu..tanpa kuberi hukuman apapun" Seru Akashi masih tersenyum tipis.
Midorima hanya menatap dalam diam...,"Kurasa itu bukanlah hal yang mengejutkan?, Oh ya. Soal Takao, Bitch itu. Selama di penjara dia lagi lagi melakukan hubungan Sex dengan orang lain dan merasa sangat bahagia, dia tidak lagi membutuhkan mu Midorima. Kau hanyalah barang yang dibuang, sayang sekali.." seru Akashi dengan nada datar, Midorima tersentak lalu hanya diam menerima semuanya. Akashi disana berdiri dari sana, waktu pengunjung sudah habis.
"Mungkin ini adalah terakhir kalinya aku bertemu dengan mu Midorima.." seru Akashi masih tersenyum, mengingat kenangan dimana mereka masih saling menukar senyum dan tertawa bersama dalam membangun bisnis. Dan ternyata bisnis itulah yang membuat mereka hancur.
"Aku tau kalau kita adalah sahabat dulunya.., kau pasti sangat merindukan ku kan?" Seru Akashi tersenyum lagi, seolah mengejek Midorima. Ini adalah akhir yang pantas untuk dirinya yang seorang penghianat dan membuat Sahabatnya sendiri jatuh dari singgasananya, seperti yang dikatakan Takao.
Midorima menunduk, tidak mau menatap Akashi. Matanya yang berwarna hijau menatap kosong seolah tidak ada apa apa disana. Sama seperti waktu itu, saat Akashi di banggakan oleh orang orang sekitar dan dirinya yang hanya dianggap sebagai angin lalu dan tidak diperhatikan oleh siapapun. Termasuk oleh Akashi.
"Aku tidak bisa bersahabat denganmu lagi Akashi..aku juga tidak akan meminta maaf padamu. Itu adalah hal yang sudah sepantasnya kulakukan, maaf Akashi. Aku tidak bisa menjadi sahabat yang baik.." seru Midorima menatap Akashi disana yang untuk sejenak hanya terdiam merasakan rasa sakit yang seolah menghujani dirinya. Wajah yang menahan rasa sakit yang membuatnya ikut merasakan hal yang sama, Dan Akashi kembali tersenyum seperti biasanya. Sama seperti waktu itu, saat tau kalau Midorima yang mengusulkan membawa Akashi ke rumah sakit jiwa atas tuduhan gila dan di hadapan semua orang. Akashi yang dirinya permalukan disana, namun Akashi hanya tersenyum, tidak menangis. Hanya menahan rasa sakit yang memendam dibalik wajah senyumannya itu.
"Aku tau Midorima.., maaf aku tidak tau apapun tentangmu. Aku terlalu sibuk dalam pekerjaan. Namun itu tidak penting lagi kan, semuanya sudah terlambat.., Maaf Midorima. Semoga kau dapat menemukan kebahagiaan mu" seru Akashi sebelum pergi dari sana. Sahabat yang selalu ada bersama mu. Akashi akan selalu mengingat masa masa itu, dimana dia dan Midorima masih belum terlibat dalam masalah bisnis dan hanyalah anak biasa yang mencoba berbagai hal.
Itu sangatlah menyenangkan Midorima, andaikan kamu tidak berubah, andaikan aku tidak berubah. Tapi itu semua sudah terlambat, karena waktu yang terus berjalan, dan hal itu tidak akan lagi sama. Akashi hanya berharap Midorima bisa mendapatkan kebahagiaan nya, seperti dirinya yang sudah mendapatkan kebahagiaan nya, Akashi tidak bisa membenci Midorima. Karena Midorima adalah sahabatnya, Midorima juga memendam rasa sakit yang lebih dalam darinya. Itu adalah kesalahannya juga, karena tidak memperhatikan Midorima dan tidak tau seberapa dalam luka yang tertancap di hatinya itu. Ia adalah sahabat yang sangat buruk. Akashi tertawa disana, mengingat masa kenangan yang hanya tinggal sebuah kenangan.
Itu hanyalah Masa Lalu yang tidak akan bisa diubahnya.
.
.
.
.
.
Midorima menatap dengan wajah kosong nya yang terlihat begitu suram. Midorima yang perlahan mengigit bibirnya, yang terasa begitu sakit. Dia sudah tau kalau suatu saat Takao akan membuangnya, Lagipula dia dan Takao hanyalah pacar kontrak. Midorima tau itu, dan malah berharap suatu hal yang palsu. Bertahun-tahun Midorima selalu membayar Takao, untuk menjadi pacarnya. Tidak lain karena Midorima yang selalu kesepian. Dan tidak bisa merasa kan sesuatu yang lainnya, dia hanya berharap yang suatu saat nanti tidak akan pernah terjadi. Yaitu kebahagiaannya, Midorima hanya terkekeh disana. Sekarang perannya sudah selesai, Dan Takao akan pergi darinya dan meninggalkannya sendirian lagi.
"Aku mencintaimu Takao, meksipun kau membuangku. Aku akan selalu sangat-sangat mencintaimu.." gumam gemetar Midorima merasakan tetesan air mata yang perlahan mengalir dari pelupuk mata nya. Ternyata rasanya sakit, saat berharap kalau dirinya akan dicintai balik. Namun Takao tetaplah sama, dia tidak akan pernah mencintai nya seberapa banyaknya Midorima berusaha memberikan cintanya untuk Takao. Namun, Midorima terus berharap. Dan semuanya sudah berakhir, dia bangkrut dan Takao akan pergi darinya. Cahaya satu-satunya miliknya, meksipun Midorima tau itu hanyalah salah satu hasutan Takao untuk memanfaatkan nya demi pekerjaannya, Uang belaka. Namun, Midorima masih sangat mencintainya. Midorima selalu sangat mencintainya dalam diam. Cinta yang bukan berupa uang, dan harapan. Midorima hanya ingin Takao ada di sisinya. Dan menyadari cintanya. Dan itu tidak pernah terjadi, Midorima hanya terkekeh disana. Selama itu pula, Midorima tidak pernah mendapatkan Cinta Takao.
"Aku mencintaimu Takao.., Sadarilah Cintaku ini.., aku selalu sangat mencintaimu.."
"Lihatlah aku.." seru Midorima merasakan hatinya sangat sakit, selama ini Midorima selalu mengelak nya. Menolaknya dan berharap bahwa takao akan ada bersama dengannya, dan hal itu berakhir. Takao tidak pernah mencintainya, dan Takao tidak membutuhkan dirinya. Takao hanya melakukan demi sebuah pekerjaan nya belaka, Dia bukan lah sahabat yang baik. Malah mengorbankan akashi hanya demi seseorang yang asing, namun seseorang itulah yang telah memberikan nya sesuatu yang sangat dia butuhkan. Dan mungkin sejak saat itu lah Midorima terperangkap dalam Silent Love miliknya, Silent Love yang perlahan meredup dan kini hanya tersisa dirinya yang masih sangat mencintai Takao dan berharap Takao akan kembali padanya, Midorima hanya ingin Takao tersenyum padanya. Hal seperti itu, membutuhkan Uang dan dia tidak memilikinya.
Midorima selalu terperangkap dalam Silent Love pada Takao, dan perlahan terluka karena nya. Namun, Midorima tidak masalah karena Midorima sangat mencintai Takao dalam diamnya. Meksipun dirinya sendiri yang perlahan terluka karena Silent Love nya itu.
***
Midorima yang melihat Akashi dari jauh yang semakin sukses dan menjauh darinya, Midorima hanya diam dan menyadari kalau dirinya merasa sendirian.
"Midorima?" Panggil sahabatnya itu saat dia melamun.
"Aku tidak apa apa" jawabnya sambil tersenyum kecil.
Namun Akashi mengerutkan dahinya, "Aku bertanya tentang pekerjaan Midorima, kau malah menjawab hal yang aneh.."
Senyum midorima meredup, "Oh ya, aku lupa.., maaf", Midorima tau kalau tidak ada yang peduli dengan dirinya ini. Sejak bisnis ini berkembang, Akashi terasa semakin menjauh. Semua orang memuji dirinya, dan tanpa sadar Midorima hanya sendirian.
Disaat sendirian. Midorima menatap hamparan lantai yang terasa hambar. Mulai kapan ya?, Midorima merasa seperti dulu lagi, disaat dia belum bertemu dengan Akashi. Selalu sendirian, sama seperti sekarang ini.
Seseorang memajukan wajahnya, wajah kecil yang begitu manis.
"Kau sedang bersedih ya?" Tanyanya. Midorima hanya menatapnya tidak peduli.
"Bukan urusanmu" katanya dingin. Namun orang itu tertawa, dia melompat lompat ceria.
"Aku tau aku tau, kau sedih karena kau sendirian lagi kan?. Temanku itu hebat ya, masih muda tapi sangat keren. Bisa berhasil seperti itu. Irinya~, aku saja harus bekerja ekstra untuk menghidupkan diriku sendiri.." katanya menatap dengan penuh kebencian pada Akashi.
Midorima hanya memalingkan wajahnya tidak peduli.
Dia yang memiliki surai hitam pendek yang terlihat manis. Dia yang perlahan menatap nya lagi dengan wajah polosnya itu.
"Tapi menurutku Kau juga hebat kok. Kau bersedih karena kau tidak diperhatikan lagi ya, Astaga kasihan sekali.." seru nya dan mengelus surai hijau Midorima. Midorima terdiam saat dia merasakan elusan hangat itu, yang selama ini dirindukannya. Midorima segera menepisnya.
"Aku bukan anak kecil!" Kata Midorima dengan kesal.
Dia hanya tertawa, tidak sama seperti orang lain yang langsung terluka karena perbuatannya. Anak itu menunduk, "Aku tau kau sudah melakukan yang terbaik, berbeda dengan Akashi kau sudah melakukan yang kau bisa. Dan kau itu hebat, Midorima", Midorima menatapnya dalam diam. Dirinya yang ini hebat?.
"Aku hebat?" Seru nya lagi.
Anak itu tersenyum, membuka kedua matanya dan angin yang perlahan berhembus. Bagi midorima itu adalah bunga sakura nya. Bunga sakura yang tidak akan bisa didapatkannya.
"Iya, kau sangat hebat kok!" Seru anak itu dengan semburat merah tipis di kedua pipinya, dia memiringkan kepalanya dan memegang kedua pergelangan tangannya di punggungnya.
Midorima menunduk. Merasakan dadanya berdesir hal yang aneh.
"Namamu.."
Dia tersenyum disana, senyuman lebar yang begitu manis.
"Takao..!" Hanya itu yang di ketahui Midorima tentangnya, dan sejak saat itu Midorima sudah mencintainya dalam diam. Dan berharap kalau Takao akan menyadari akan cintanya.
Meksipun itu tidaklah mungkin, karena sejak awal Takao tidak pernah berniat mencintainya.
***
Sosok bersurai hitam itu merapikan pakaian nya lagi yang berantakan. Hah, karena di penjara jadi dia tidak bisa melakukan keinginan hariannya. Takao melihat kearah penjara yang ada jauh di sebelahnya, Midorima yang mengambil semua hukumannya. Takao tau kalau Midorima mencintainya, makanya dia memanfaatkan nya. Namun, kalau sekarang Midorima tidak akan berguna lagi. Mungkin setelah ini, dia harus mencari pelanggan baru.
Untuk kehidupannya dia harus memungut cinta dari orang lain, dan sekarang bagi Takao cinta itu hanyalah sekedar formalitas belaka, hal yang akan selalu ada dan dalam pekerjaannya. Sebut saja Takao kejam, Namun Takao harus tetap menjalani hidup bagaimanapun caranya. Yah, walaupun takao tetap benci Akashi atau orang yang kaya karena dengan begitu cepat bisa mendapatkan banyak uang, mungkin takao harus merubah targetnya. Orang seperti itu tidak mungkin bisa dia dekati lagi, mungkin takao harus segera mengubah namanya dan juga penampilan nya lagi. Kalau gitu, bagaimana kalau mode dewasa? Hm mungkin si tua Bangka itu cocok, hehe~ ♡. Takao segera melemparkan informasi yang masih dia simpan mengenai Midorima saat mencari korban nya itu. Tentu saja, bagaimana mungkin dia bisa bertemu secara kebetulan dengan Midorima?. Dia bukanlah berada di dalam novel romantis, tentu saja cinta seperti itu tidak akan pernah mungkin terjadi, kan.
"Maaf Midorima.. sekarang aku tidak membutuhkan mu lagi, terima kasih atas Cintamu itu, aku sebenarnya tidak peduli♥️" seru takao seraya tersenyum lebar penuh dengan kelicikan. Dia adalah Bitch, banyak yang mengatakan itu tanpa tau tentang kondisi nya. Dimana dia membutuhkan uang dengan menjual cintanya hingga Takao hanya menganggap cinta sebagai sebuah formalitas belaka.
Anggap saja dia Bitch, Takao tidak akan pernah peduli~♡.
.
.
.
.
.
Acara pernikahannya hari ini. Tepatnya nanti malam, Sekarang pasangan AkaKuro dan Kagami serta Kise berkumpul di meja keluarga sembari menunggu waktu pernikahannya tiba, mereka berdua saling tertawa dan membuat Kuroko dan akashi kadang kadang menjadi kesal dengan tingkah blak blak dari Kise, dan Kuroko yang tanpa sadar dekat dekat dengan Kagami karena kebiasaannya.
"Dengar ya Kurokochi, saat menikah kau harus berfoto dulu denganku ya!" Seru kise dengan gembira. Seperti ada imajiner kedua kuping kucing disana.
"Tidak boleh Tetsuya hanya boleh berfoto denganku" seru akashi dengan sinis.
"He~ Akashichi curang!" Seru Kise mempoutkan bibirnya.
Sementara itu Kuroko lagi lagi dekat dekat sama Kagami dengan polos nya dan membuat Akashi menjadi cemburu buta.
"Kagami, kau benar benar hebat dalam basket sekarang ya, aku tidak menyangka kalau Kagami sudah profesional padahal Kagami itu sebenarnya bodoh" seru Kuroko dengan datar.
"Kau memuji atau meledekku Kuroko?", Tanya datar Kagami. Kuroko mendekatkan dirinya di samping Kagami untuk melihat lebih dekat foto dimana Kagami menang dalam pertandingan.
"Kau hebat Ya Kagami..aku jadi pengen main basket" seru Kuroko merasa iri karena dia pergi begitu cepat sebelum ia sempat bermain basket bersama Kagami. Kagami disana tersenyum bangga saat dipuji oleh sahabatnya itu.
"Tentu saja. Kau seharusnya main denganku Kuroko.." seru Kagami. Dan sebuah gunting langsung melayang di sebelah nya tanpa Kagami sadari.
"Kau mau main apa Kagami?" Tanya akashi tersenyum sadis.
"A-Akashi tidak seperti itu" seru Kagami dengan gugup.
"Eh? Sei-Kun?, tentu saja kami berdua berencana main basket bersama kok" seru Kuroko menatap akashi datar, Akashi yang sadis itu memandang ke arah Kuroko yang polos, dan akashi langsung tersenyum tulus padanya. Entah bagaimana gunting itu sudah menghilang dan Akashi mengelus lembut surai biru milik Kuroko.
"Tetsuya pasti bisa kok, aku yang akan menemani mu bermain bakset" seru Akashi. Kagami disana bergidik seram saat melihat tatapan datar Akashi yang menatapnya, entah salah apa dirinya. Kuroko dan Kagami hanya saling berteman saja!
"Sei-Kun, berhenti mengusap kepala ku. Kau memangnya bisa main basket Sei-Kun?" Tanya polos Kuroko menyingkirkan tangan akashi di kepalanya.
Akashi tersenyum tipis, "Tentu saja, bahkan lebih bagus dari landak merah itu. Aku akan bisa mengajarimu dengan baik Tetsuya, termasuk saat kita ada di malam pertama nanti"
Wajah Kuroko memerah, "Apa yang kau katakan Sei-Kun?!", Dia memukul mukul Akashi yang hanya tertawa menanggapinya dan disana kise hanya menatap dengan tatapan tidak percaya dan Kagami yang keringatan.
"Kurokochi berani sekali ya?" Komentar kise menatap dengan wajah yang sulit di artikan.
"Entahlah..," seru Kagami. Padahal akashi seperti iblis itu masih di lawan oleh Kuroko.
Kuroko disana tersenyum pada kise membuatnya memerah.
"Kise-Kun juga tolong ajari aku bermain ya?". Kise disana langsung memeluk otomatis Kuroko dengan semangat.
"Kurokochi, kau imut!" Puji Kise sebelum terkena lemparan maut dari Akashi. Yang untungnya tidak kena, Namun kise masih bersyukur bisa memeluk Kuroko dan Kagami yang ketakutan dengan aura setan milik Akashi dan Kuroko yang hanya diam saja menatap semuanya datar.
.
.
.
.
.
Kuroko dipanggil untuk persiapan pernikahan nantinya, dan tinggal lah Akashi dengan sahabat dan juga adik sahabat nya itu di ruang keluarga.
"Wah aku gak nyangka Akashichi merupakan orang yang kaya loh. Kurokochi enak banget bisa dapatin kayak Akashichi!" Seru kise menatap ke arah sekitarnya dengan mata berbinar-binar.
"Begitu kah?" Seru akashi santai. Mereka tidak tau, betapa Kuroko sangat berperan dalam hal ini. Kuroko masuk dalam kehidupan nya dan membuat kehidupan akashi menjadi lebih berwarna. Awalnya akashi hanya mengira kalau dia akan terus berada di rumah sakit jiwa itu, hingga saat itu Kuroko datang. Akashi tidak tau seberapa berharganya Kuroko masuk ke dalam dunia nya yang selalu sepi tanpa warna itu. Berada disana terus, tanpa akashi ketahui. Saat Kuroko membelanya, dan tidak menerima pilihan itu. Akashi merasa kalau Kuroko sangatlah berharga dan jatuh cinta padanya. Pada mahasiswa biasa yang sangatlah pendiam itu.
"Aku sangat bersyukur bisa bertemu dengan Tetsuya, Tetsuya adalan alasan dibalik semua ini,.." seru Akashi dengan senyuman tipisnya.
"Alasan?" Ulang Kagami. Akashi mengelus cincin pertunangan milik nya, mereka sudah setahun bertunangan dan saat reputasi akashi mencapai tingkat teratas, Akashi ingin melamarnya.
"Alasan dibalik semua kebahagiaan ku" seru akashi dengan sangat tulus.
Kagami tersenyum disana, merasa bersyukur karena Kuroko akhirnya menemukan kebahagiaannya, bukanlah Milkshake ataupun yang lainnya. Melainkan Cinta. Mendapatkan itu dari seseorang yang akhirnya membutuhkan nya. Selama ini Kuroko selalu sendirian dan merasa itu tidak penting, hingga Kuroko pindah kesini dan bertemu dengan Akashi. Dan membuat kisah manis bersama dengan Akashi. Silent Love.
"Dia membutuhkan mu akashi" seru Kagami menatapnya serius.
Akashi hanya tersenyum, Akashi tau. Dia juga membutuhkannya.
"Tetsuya itu selalu sendirian, dimanapun. Dan dia sendiri tidak peduli. Aku sebagai sahabatnya tentu saja merasa bingung, tapi sekarang dengan adanya akashi disini. Aku berharap kau bisa membuat Kuroko bahagia denganmu" seru Kagami. Kebahagiaan sahabat nya adalah hal yang penting, dia tidak lagi ada disini. Maka gantian akashi lah yang harus bertanggungjawab untuk terus membahagiakan sahabatnya itu.
"Aku akan membuat Tetsuya sangat bahagia,..". Karena dia juga telah membuatnya bahagia dengan keberadaannya. Akashi tersenyum disana, Akan akashi tunjukkan kalau Kuroko akan lebih bahagia saat bersamanya.
Kagami tersenyum sepertinya sahabatnya sudah menemukan orang yang sangat tepat untuk bersama dengannya, Kagami masih ingat saat pertama kali dia bertemu dengan Kuroko yang bahkan tidak terlihat, hanya menyukai Milkshake, dan sama sekali tidak peduli dengan apapun. Dan sekarang Kuroko sudah menemukan hal yang lebih berharga dari pada itu. Seseorang yang akan selalu menjaganya untuk seumur hidup nya dan mencintainya.
"Mohon kerja samanya Akashi, jika sahabatku tidak bahagia. Maka aku yang akan mengambil nya darimu" seru Kagami seraya terkekeh geli. Akashi disana hanya memasang senyum kecil.
"Tidak akan. Karena aku tidak akan melepaskan Tetsuya, Tetsuya adalah milikku" seru Akashi mutlak. Apapun yang menjadi miliknya, tidak akan pernah di lepaskan termasuk Kuroko, yang telah masuk dalam kehidupannya, dunianya.
Kagami tersenyum, menatap akashi yang telah masuk dalam kehidupan Kuroko. Sepertinya Kuroko sudah menemukan kebahagiaannya, semoga kau bahagia Kuroko. Kau tidak lagi sendirian, ada orang yang akan selalu mencintaimu. Dan akan selalu ada disisimu. Akashi, kau harus membahagiakan Kuroko, karena Kuroko hanya ada satu satunya di dunia ini, dan Kuroko adalah sahabat terbaik-ku.
Kise disana terlihat menggerutu. Dia tidak suka saat Kuroko imut miliknya akan menikah dengan Akashi, akashi menatap dengan tatapan kharismatik nya.
"Ada apa Kise?" Tanya akashi. Kise memalingkan wajahnya dengan cemburut, padahal dia yang pertama menemukan Kuroko. Saat Kagami katanya menemukan sahabat, Kise yang duluan kesana. Awalnya kise berpikir kalau Kuroko itu sangat dingin dan membosankan, namun Kuroko sangat imut. Saat dia meminum Milkshake, dia tampak menyukainya. Senyum kecil itu yang membuat kise menyukainya. Dia ingin terus melihat Kuroko tertawa, dan melakukan berbagai ekspresi.
Itu adalah Silent Love nya yang tanpa disadari nya.
Kuroko datang setelah berhasil menyelesaikan beberapa masalah nya, dia menghela nafas tampak lelah. Akashi yang tadinya hanya diam langsung mengusap keringat Kuroko yang menetes perlahan. Akashi menatap tunangannya dengan lembut, hal yang tidak pernah dilihat oleh Kagami. Akashi yang kejam seperti itu ternyata bisa menjadi selembut ini dengan Kuroko, Kagami disana hanya tersenyum kecil. Ternyata akashi masih jauh sangat mencintaimu daripada yang pernah di pikirkan-nya. Kuroko sangatlah beruntung. Akhirnya dia bisa menemukan kebahagiaannya.
"Tetsuya, kau lelah?" Tanya akashi menatapnya lembut.
"Tidak apa apa Sei-Kun, lagipula ini adalah perayaan kita kan?" Seru Kuroko tersenyum manis. Kise terdiam, terpesona dengan senyuman yang bahkan tidak pernah dilihatnya itu. Dan itu karena akashi, kise tersenyum. Perasaan itu lebih baik terus disembunyikannya dan tidak akan pernah di katakan nya. Biarkan itu menjadi rahasia nya. Kalau selama ini dia mencintai Kuroko dalam diam. Lagipula dia hanya ingin melihat Kuroko bahagia, dan sekarang Kuroko sudah mendapatkan, itu karena keberadaan akashi disana. Bukan dirinya, hanya akashi lah yang akan membuatnya bahagia.
Biarkan ini menjadi Silent Love miliknya sendiri. Lagipula Kuroko sudah menemukan Love miliknya sendiri ♥️.
"Kurokochi. Semoga kau selalu bahagia ya dengan Akashichi" seru kise tersenyum lebar.
Kuroko menatapnya, dan memiringkan wajahnya seraya tersenyum manis.
"Terima kasih Kise.., Kagami.." seru nya melihat kearah Kagami yang tersenyum padanya.
"Akashichi!" Seru kise menunjuk akashi di sebelah Kuroko.
Kise tersenyum lebar disana, "Bahagia kan Kurokochi ya, dia itu sangat imut loh! Banyak yang akan jatuh cinta padanya!" Seru kise. Akashi disana tersenyum dan menarik Kuroko disana, Kuroko hanya menatap dengan tatapan datarnya seperti biasa.
"Tetsuya akan bahagia dengan ku. Aku akan pastikan itu.." seru akashi dengan serius. Kagami dan kise tersenyum disana, sekarang akhirnya Kuroko akan bahagia. Tidak lagi sendirian seperti waktu itu, sekarang ada seseorang yang akan bersama dengannya dan membahagiakan nya dan berbagi rasa Cintanya.
"Terus cintai Kuroko ya.."
.
.
.
.
.
Malam tiba. Setelah kise dan Kagami berpamitan, Kuroko disana melihat datar ke arah Akashi yang tersenyum padanya. Namun, Kuroko tau. Dia tau apa yang dirasakan oleh Akashi.
"Ada apa Tetsuya?", Tanya akashi sambil memasang senyuman.
Kuroko mengarahkan tangannya dan memegang pipi kanan akashi. Mengelusnya lembut.
"Ada apa Sei-Kun, kau terlihat sedih..", akashi disana masih tersenyum dan ikut memegang tangan Kuroko di pipinya.
"Aku tidak apa apa, Tetsuya.." seru akashi. Kuroko tau, kalau akashi menyembunyikan sesuatu yang menyakitkan di balik senyumannya itu.
"Katakan Sei-Kun. Kau terlihat seperti menahan rasa sakit" seru Kuroko menatapnya lembut.
Deg!
"A-apa yang kau katakan-", tetesan hangat perlahan jatuh. Kuroko disana mengelap air mata yang perlahan jatuh di pipi akashi. Akashi terdiam sejenak, rasa sakit itu menyusup lagi.
"Kau menangis Sei-Kun, apa kau sedang kesakitan?" Seru Kuroko. Mengelap air mata itu, akashi disana mengeleng. Merasa kalau tubuhnya seakan gemetaran.
"Aku tidak apa apa Tetsuya, kau tidak perlu mengkhawatirkan ku" seru akashi tersenyum lagi.
"Sei-Kun.. katakanlah ya?, Kau tidak bisa menyembunyikan hal itu dari ku, aku tau kalau Sei-Kun sangat kesakitan, disini, Karena aku mencintaimu.." seru Kuroko tersenyum mengarahkan tangan nya memegang dada Akashi yang berdetak semakin kencang, akashi disana terdiam. Matanya terasa panas, akashi tidak menyangka kalau ada orang yang tau tentang kesakitan nya. Sama seperti waktu itu, Kuroko tau dan tetap bersamanya.
"Tetsuya..maafkan aku..aku
tidak bisa menahannya lagi,.." seru Akashi akhirnya pasrah, badannya merosot kebawah, dan memegang ujung baju Kuroko.
Akashi merasakan tangan Kuroko yang mengelus surai merahnya dengan lembut seolah sedang berbagi rasa sakit.
"Semua orang seperti itu Sei-Kun, sebelum aku bertemu Sei-Kun, aku selalu sendirian dan merasa itu adalah hal terbaik. Namun bertemu dengan Sei-Kun, aku belajar untuk mencintai dan ternyata rasa itu sangat hangat, aku ingin mencintaimu Sei-Kun, kau adalah orang yang sangat berharga bagi ku..," Kuroko pelan ikut duduk di bawah, dan mengadukan dahinya dengan akashi yang menangis disana.
", ..Kau telah masuk dalam kehidupan ku Sei-Kun, dan membuatku mencintaimu.." seru Kuroko lagi tersenyum lembut.
Akashi merasakan matanya panas, di khianati oleh sahabat dan ketika dia mengatakan itu. Tentu saja akashi merasa sakit, bagaimana pun midorima adalah sahabat terbaiknya dulu. Selalu bersamanya, dan karena akashi yang tidak melihatnya, maka semuanya akan terjadi. Rasanya akashi tidak pantas untuk mendapatkan semua kebahagiaan ini disaat Midorima terlihat selalu kesakitan seperti itu. Saat midorima mengkhianati dirinya, memasukkannya dalam penjara. Tatapannya kosong dan suram sama seperti waktu itu.
"Tetsuya, maafkan aku..aku menangis seperti ini disaat aku bilang akan berusaha membuat dirimu bahagia..., Aku aku tidak ingin menunjukkan hal yang memalukan ini padamu.." seru akashi mengelengkan kepalanya. Kuroko disana mengusap pelan surai merahnya dengan lembut.
"Itu tidak memalukan Sei-Kun, semua orang memiliki masalah. Aku sudah bahagia kok.."
Kuroko menarik wajah akashi menatapnya dengan tersenyum miring. "Lihat? Aku tersenyum seperti ini karena Sei-Kun..".
Akashi merasa Kuroko begitu mencintainya. Di saat terpuruk pun, Kuroko masih terus mencintai dirinya. Akashi sangat membutuhkannya, akashi dengan cepat memeluk erat Kuroko merasakan tubuh hangat yang terus merangkulnya. Kuroko terus memeluknya, sama seperti waktu itu. Dimana akashi sendirian, dia selalu ada disana. Selalu menemani Akashi dalam kesendirian nya. Hingga akashi perlahan menyadarinya, dan mulai mencintai sosok Kuroko.
"Aku mencintaimu Tetsuya, apa aku pantas untuk bahagia?" Tanya akashi. Kuroko disana tersenyum lagi, Akashi masuk dalam kehidupannya yang selalu sepi dan sendirian. Kuroko akhirnya menemukan seseorang yang berharga baginya, dibalik kehidupannya yang introvet. Dan membuat kehidupannya menjadi jauh lebih berwarna dari sebelumnya. Akashi lah yang membuatnya merasakan hal hal baru dalam hidup nya dan akashi yang membuatnya merasakan Rasa Cinta. Dan sekarang akashi yang selalu menemaninya, disaat Kuroko selalu sendirian dalam hidupnya. Tanpa ada seorang pun yang menyadarinya, akashi menyadarinya dan kini ada disini. Dalam dunianya, dimana Kuroko yang selalu hanya peduli dengan dunianya. Mulai peduli dengan yang lainnya, dan mulai merasakan cinta yang manis.
Dan ada akashi disampingnya dan selalu mencintainya.
Kuroko memeluknya lebih erat, "Kau pantas Sei-Kun, kau sudah cukup menderita. Sekarang berbahagia lah..., Pikirkan lah kebahagiaan mu sendiri" seru Kuroko dengan hangat. Tanpa akashi sadari, kalau Kuroko sangat mencintai dirinya. Akashi lah yang membuatnya menjadi seperti ini, membuatnya bisa tersenyum begitu mudahnya dan membuatnya begitu bahagia.
Lembaran bunga sakura yang perlahan berterbangan, jatuh di hadapan mereka berdua seolah ikut menjadi saksi kisah Cinta.
"Ternyata aku sangat mencintaimu Tetsuya!" Seru Akashi tersenyum lebar dan mendekati Kuroko yang sudah memerah padam melihat akashi yang terlihat sangat tampan.
"Sei-Kun!"
Akashi menatap Kuroko, cinta yang biasanya selalu diam. Kini masih dalam keheningan tanpa suara. Namun inilah cinta kami, hanya melalui tatapan kami bisa saling mencintai lagi dan lagi.
Tanpa perlu bersuara.
.
.
.
.
.
End~, 🌺
Gimana Sequel nya. Pasangan AkaKuro sudah cukup bikin klepek-klepek kan?!.
Ah author suka ini...🙃😍.
Dadah Reader. Hutang selesai!
Maaf MidoTaka. Kalian harus mengalami Sad Ending, tapi uh. Aku sangat benci Takao!
😣. Dah!
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top