10💖
.
.
.
.
.
AkaKuro Love Story~
.
.
.
.
.
Akashi tersenyum tipis melihat wajah ceria Kuroko saat bercanda bersama Kagami dan kise. Hanya karena melihat Kuroko saja ia bisa tersenyum semudah ini. Warna yang seakan Hilang terasa kembali sedikit demi sedikit dalam bentuk Kuroko. Suasana yang selalu sepi mendadak sangat ramai saat ini. Rasanya hangat dan juga menyenangkan meskipun akashi tetap saja tidak suka saat Kuroko dekat dekat dengan orang lain.
Kuroko memerah pelan , wajah datar seputih susu itu tampak sedikit berwarna merah tidak seperti biasanya, sembari kedua mata biru manisnya melirik lirik ke arah akashi. Ia sadar kalau akashi memperhatikannya dan itu membuat Kuroko merasa sangat malu.
Kise merasa gemas melihat tingkah Kuroko yang malu malu kucing seperti ini. Berhubung karena kuroko tidak pernah bertingkah seperti ini. Ini sungguh sangat menggemaskan, kise senyum senyum menatap ke arah akashi. Ia tersenyum ramah , bagaimanapun akashi seorang saja yang bisa membuat Kuroko menjadi semengemaskan seperti ini.
Kise rela kalau Kuroko pada akhirnya akan menikah dengan akashi. Karena kuroko tidak akan pernah bertingkah seperti ini saat bersama dengannya. Hanya karena akashi saja, kuroko bisa bertingkah seperti ini. Kuroko yang biasanya selalu datar dan dingin kini malah bertingkah malu malu.
Dilain pihak Kagami selaku kakak dan juga sahabat Kuroko tidak kalah senang saat melihat best friend nya yang sangat manis melebihi para pria itu pada akhirnya merasakan yang namanya jatuh cinta dan malah bisa bisanya ia malah menunjukkan sikap yang sangat manis yang sama sekali tidak ia sangka ada di dalam diri Kuroko.
Dan ia bisa dekat dengan orang lain selain dirinya dan kise. Ia ingat betapa cueknya Kuroko dan betapa introvet nya dia sehingga ia sama sekali tidak mau mencari teman. Jika saja Kagami tidak mendekatinya mungkin Kuroko masih sendiri hingga saat ini.
.
.
.
.
.
Kagami menatap akashi. Ia menutup mulutnya dengan sebelah tangan seraya tersenyum pada akashi yang hanya bisa duduk diatas taman itu. Sedangkan kise sedang asyik bermain dengan Kuroko agak jauh dari posisi Kagami.
"Terima kasih" seru Kagami kemudian tersenyum lebar. Akashi hanya mengangguk tanpa mengatakan apapun. Sebagai gantinya Kagami bisa mengartikan perkataan akashi dari tatapan matanya itu.
'aku akan menjaganya' yah ia bisa mempercayakan Kuroko kepada akashi. Meskipun akashi orangnya mengerikan setidaknya ia menjaga kuroko. Kagami bisa melihat betapa akashi Sangat mencintai Kuroko, lihat saja bahkan ia bisa tersenyum begitu mudahnya seperti itu hanya kepada kuroko.
Itu sudah cukup membuktikan kalau ia benar benar serius dan mencintai Kuroko. Itu sudah cukup, Kagami sangat bersyukur karena akhirnya sahabatnya itu memiliki orang yang mencintainya dengan sepenuh hati dan seseorang yang akan menemaninya di dalam kehidupan nya itu.
Ia sempat khawatir karena Kuroko sama sekali tidak mengenal siapapun disini. Tetapi tidak masalah, sekarang akan ada seseorang yang bisa ia percayakan sepenuh hati untuk selalu menjaga Kuroko. Dan orang itu adalah akashi seijuro yang sekarang sedang duduk asyik memandangi kuroko.
.
.
.
.
.
Tapi kegembiraan itu tidak berlangsung lama. Tiba tiba ada sekumpulan orang orang berbadan kekar yang datang. Mereka dengan mudah menghempaskan Kagami dan kise hingga terpental. Akashi yang semula memperhatikan Kuroko kini menatap tajam ke arah sekumpulan orang itu.
Salah satu orang itu dengan cepat menahan Kuroko yang baru beberapa saat tersenyum. Wajah polosnya menatap bingung ke arah pria berbadan kekar itu. Kemudian ia menatap lagi ke akashi yang anehnya malah berwajah sangat pucat.
Kedua matanya terbelalak dan wajahnya tidak lagi datar seperti biasa. Ada raut ketakutan teramat sangat disana. Kuroko bisa melihat badannya gemetar hebat ketika melihat Kuroko. Mulutnya berusaha ia buka tetapi lagi lagi tidak bisa. Ia hanya bisa tetap duduk disana karena kedua kakinya yang tidak bisa digerakkan. Rasanya kaku.
"Akashi-kun ada apa??" Ia merasa aneh dengan perubahan wajah akashi yang tampak jauh berbeda. Akashi berusaha memberitahu tetapi ia hanya bisa mengeleng gelengkan kepala nya tanpa bisa melakukan apapun. Kuroko menatap lagi dengan heran ke arah sekitar.
Tatapannya terhenti saat melihat takao dengan senyuman ramah yang sangat Kuroko benci. Ia memeluk satu tangan midorima yang hanya menatap datar ke arahnya. Meskipun midorima tidak suka kekerasan, jika takao berkehendak ia akan melakukan apa saja untuk kekasihnya itu.
Cinta buta...
.
.
.
.
.
Kuroko hendak bergerak tetapi mendadak ada sebuah benda tipis tajam yang menyayat pinggangnya saat ia bergerak hendak maju ke arah akashi. Akashi semakin pucat, begitu pula Kagami dan kise yang di tahan. Kuroko melayangkan tatapannya ke bawah.
Ada sebuah pisau yang di arahkan tepat disana membuat Kuroko otomatis terdiam di tempat. Ternyata ini alasan kenapa wajah akashi yang selalu datar mendadak berubah. Ia takut, tetapi ia berusaha tetap tenang. Wajahnya masih sangat datar menatap tajam ke arah pasangan itu berusaha menekan rasa takutnya.
"Apa yang kau mau?" Ketus Kuroko dengan nada serius. Ia tidak suka dengan mereka yang menonton seolah ini adalah drama. Takao tergelak, tawa mengerikan yang sangat menjijikan. Ia mendekat bersama midoriya , Kuroko bisa tau seberapa menjijikan nya dia.
"Apa ia perlu ditahan takao?" Tanya Midorima yang menjadi budak cinta takao. Ia gelap mata hanya karena rasa cintanya dan takao memanfaatkan itu untuk membuat midorima melakukan semua yang ia inginkan, ia membenci akashi dan ia berusaha agar sosok itu selalu menderita. Selamanya.
"Tidak usah-" takao mendekat ke arah akashi yang diam menatap tajam ke arah takao. "-Ia juga cacat dan gila kan?" Ejek takao. Ia meremas dagu akashi hingga akashi meringis namun lagi lagi tidak ada suara yang bisa ia keluarkan. Takao tertawa terbahak-bahak, ia bahagia bisa menyiksa akashi. Cinta itu sungguh permainan yang menyenangkan, meskipun takao tidak pernah mencintai midorima sedikit pun sejak awal dan bahkan sampai saat ini.
Munafik..
.
.
.
.
.
Ia hanya mempermainkan nya dan dengan mudahnya ia termakan dalam cinta buta itu. Midorima menatap dengan tatapan kosong, isi kepalanya hanya ada takao. Baginya takao adalah segalanya bahkan ia membuang akashi sebagai teman bisnisnya dan sahabat karibnya dengan menusuknya dari belakang seperti yang di katakan takao tanpa pikir panjang.
Takao bergerak ke arah Kuroko yang hanya bisa diam. Bergerak sedikit saja ia akan mati. Takao tersenyum menatap ke arah Kuroko yang menatapnya sinis. Ia tidak tau kenapa bocah satu ini sama sekali tidak terpengaruh seperti orang orang sebelumnya. Tetapi tidak masalah karena ia juga akan merebut kebahagiaan akashi yang satu ini.
"Kenapa kau membuat akashi-kun menderita??" Teriak Kuroko. Takao tersenyum, ia memperhatikan seluk beluk wajah manis Kuroko yang langsung berubah drastis. Ia Sangat membenci orang di depannya ini. Takao mengarahkan kepalanya ke samping telinga Kuroko.
"Aku akan merebut kebahagiaan akashi, semuanya termasuk dirimu yang menjadi kebahagiaan akashi" bisik takao seraya menatap intens ke arah Kuroko. Kuroko tidak mengerti, tetapi yang jelas orang ini sangat lah jahat. Apa salah akashi padanya??, Kuroko dengan berani mengayunkan tangan kiri nya menampar keras takao hingga terjungkal.
Kuroko tidak akan segan segan memukul orang yang ia benci. Ia tidak takut. Takao memegang pipi nya yang merah. Seketika kedua matanya mengelap dan mengayunkan tangannya. Kuroko bisa merasakan rasa sakit yang menusuk pinggangnya. Sebelum itu ia sempat melihat ke arah akashi yang tampak sangat pucat.
.
.
.
.
.
Akashi berusaha berdiri saat melihat Kuroko di tusuk. Semuanya begitu tampak pudar , rasa takut menghantui pikirannya. Hanya karena Kuroko di perlakukan seperti itu membuat akashi seketika melupakan semuanya. Di dalam pikiran nya hanya terpaku pada satu orang. Ia tidak ingin kehilangan siapapun lagi, termasuk Kuroko yang mulai membuka hatinya membuat dirinya bisa merasakan warna dan apa itu kebahagiaan.
'Tidak lagi, apapun itu!, Jangan ambil Kuroko.., hanya dia saja kumohon..jangan ambil dia...'
Ia memaksakan dirinya untuk berdiri dari kedua kaki yang sudah menyerah ia gerakan. Bibirnya gemetar, suaranya mendadak kembali begitu saja. Ia tidak peduli pada apapun, melihat Kuroko perlahan pingsan di depan matanya seketika membuat akashi otomatis bergerak. Samar samar terdengar sebuah suara lantang saat Kuroko jatuh tidak berdaya ke atas tanah yang dingin dengan darah berceceran di sekitar tubuhnya.
"Te...TETSUYA!!!!"
.
.
.
.
.
Wait To Next Part
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top