#. Spolier - Season 2

Jariku gatal mau kasih spolier --
mari intip bersama ending dari Season 2

Suara anak-anak terdengar bersahutan dari luar kelas. Lorong-lorong dipenuhi siswa-siswi dari berbagai tingkatan. Keributan yang tengah terjadi tidak jauh dari anak tangga sontak merebut atensi mereka.

Di depan kelas Empat A, Jeongin bingung sekaligus terkejut mendapatkan tamparan dari Soya tidak lama setelah anak perempuan itu datang menghampiri bersama kelompok anak perempuan kelas Empat B yang tempatnya berlokasi dilantai dasar gedung.

Menutupi pipi kanan yang baru saja mendapatkan pemukulan tidak terlalu sakit karena tenaga Soya terbilang kecil. Jeongin memaksakan ketenangan diri, baru kemudian bertanya lembut kepada adik kecil kesayangan, "Kim Soya. Mengapa kau menampar aku? Itu tidak baik. Lain kali jangan mengangkat tangan untuk memukul orang lain apalagi melukai orang lain."

Jeongin menjelaskan sungguh-sungguh. Tidak marah sama sekali, berpikir adiknya sedang dalam kondisi tidak baik hari ini. Ia mengangkat tangan, hendak menarik salah satu lengan Soya. Namun anak perempuan itu menghindar gesit, mengeluarkan tatapan kesal dan jengkel yang belum pernah terlihat sebelumnya.

"Oppa tidak perlu bertingkah munafik! Ahjumma dan Oppa bersekongkol untuk merebut Appa-ku, bukan?! Katakan! Apa Oppa tahu?! Eomma sedih karena Appa berselingkuh dengan Ahjumma!"

Alis tebal Jeongin berkerut, perkataan Kim Tzuyu kemarin lantas menghantui pikirannya. Dia ingat dengan benar bahwa Ibunya berkata dia adalah anak hasil dari hubungan dengan Kim Taehyung. Akan tetapi dia tidak percaya sama sekali karena Kim Tzuyu tidak membahas lagi hal itu.

Sekarang, saat Soya mengatakan Kim Taehyung berselingkuh dengan Eomma. Bukankah tandanya ucapan Eomma kemarin bukan melantur sesaat? Bukankah tandanya dia benar-benar putra dari Kim Taehyung?

Melihat Jeongin hanya diam saja. Soya semakin marah, kaki kecilnya menghentak lantai jengkel setengah mati. Kepala kecilnya kembali mengingat perintah dari Irene yang wajib dia lakukan demi membalaskan dendam atas kesedihan Irene selama bertahun-tahun.

"Kenapa Oppa hanya diam?! Oppa sekarang malu karena kau ketahuan putra dari seorang perempuan jalang?!" Pekik Soya hingga wajah putih montoknya memerah cerah.

Anak-anak berbisik bersama teman mereka, memandang Jeongin seolah sedang memandang sampah masyarakat. Sekolah Dasar Young School merupakan tempat pendidikan elit yang biasa menerima siswa dan siswi dari keluarga konglomerat.

Sesuai fakta dan tradisi, pendidikan anak di Korea Selatan terbilang keras bagi kasta konglomerat. Mereka sudah mengetahui kehidupan bisnis serta kejamnya perbedaan kekuasaan semasa mereka masih kecil. Mereka juga diajarkan memilih teman bergaul yang bisa membantu membangun relasi antar dua belah pihak keluarga.

Mengenai gosip perselingkuhan sudah menjadi makanan bagi anak-anak konglomerat. Terutama anak perempuan, sebagian besar Ayah mereka selalu mempunyai simpanan yang disembunyikan. Tetapi Ibu mereka tetap mengetahui dan bercerita kepada anaknya bahwa perempuan yang menggoda suami perempuan lain—tidak lebih dari sampah menjijikkan yang mengganggu masyarakat.

Melihat secara langsung tindakan Soya mengatai Jeongin anak dari perempuan jalang karena Ibu Jeongin telah menggoda Ayah dari Soya. Perasaan benci terlempar langsung pada anak laki-laki yang tetap berdiri diam, merubah ekspresi dari lemah lembut menjadi dingin.

Salah satu anak perempuan dari kelas Enam A menutupi mulutnya, tertawa geli, "Ternyata ada anak dari seorang sampah masyarakat memasuki sekolah elit kita. Ckckck, memalukan sekolah kita saja," ujarnya sinis dengan tubuh berputar kemudian pergi meninggalkan lorong bersama gengnya.

Anak-anak lain mulai mengikuti saling berbisik-bisik, merendahkan Jeongin dan Ibunya. Langsung termakan begitu mudahnya oleh perkataan Soya.

"Kim Soya. Aku tidak akan melunak kepada siapapun yang berani menghina Eomma-ku." Tutur Jeongin tegas. Sepasang iris karamelnya berkilat kemarahan ekstrem yang baru pertama kali terungkapkan.

Jeongin bisa menerima dirinya dihina atau direndahkan, tetapi jika yang direndahkan adalah Ibunya. Dia tidak akan pernah memaafkan orang tersebut meskipun orang itu telah mati. Ibunya adalah perempuan sempurna yang baik hati dan penuh kasih sayang. Tidak boleh seorang pun berusaha menodai harga diri sang Ibu atau merendahkan barang sekali saja.

"Lalu apa? Oppa mau memukulku?! Aku tidak akan marah kalau jalang itu tidak merusak kebahagiaan Eomma dan merebut Appa dariku! Aku dan Eomma tidak akan membiarkan anak munafik sepertimu mendapatkan kasih sayang dari Appa! Sebaiknya Oppa memberitahu tahu jalang itu agar menjauh dari—Akh!"

Kelompok anak perempuan di belakang Soya secara refleks mundur dan menjauh sejauh mereka bisa. Berdiri dengan kaki gemetaran melihat tindakan brutal barusan.

Jeongin menarik kembali tangan kanannya setelah memberikan tamparan, "Sudah aku bilang. Aku tidak akan melunak kepada siapapun yang berani merendahkan Eomma-ku. Sekalipun orangnya adalah kau, jangan berpikir aku akan mengalah. Tutup mulutmu sebelum aku melakukan hal lebih dan membuatmu tidak pernah bisa membuka bibir untuk berbicara."

Soya terjatuh ke atas lantai, sudut mulutnya mengeluarkan darah. Ia tidak menangis, melainkan semakin marah. Namun tatapan Jeongin, entah mengapa, dia seakan bisa melihat bayangan Kim Taehyung berdiri di belakang sosok Jeongin. Keduanya seolah mempunyai kemiripan dari segi aura ketika sedang marah.

Kim Taehyung memang ramah dan lembut, tetapi ketika marah kepada Irene. Bahkan Soya tidak ingin percaya jika pria kasar itu adalah Appa yang sangat dia sayangi. Sifatnya mirip dengan Jeongin. Oppa adalah sosok lembut yang selalu menyayanginya, akan tetapi pada kesempatan kali ini. Ekspresi dingin Jeongin benar-benar menggetarkan hati seseorang.

Dilanda emosi tinggi, Soya teringat pembicaraan maid. Mereka membicarakan Irene yang mendorong maid tidak tahu diri dari lantai dua karena berani meminta menjadi istri kedua Appa. Tatapan Soya beralih ke anak tangga di sampingnya, tanpa aba-aba. Dia menarik tangan Jeongin dan mendorongnya ke arah anak tangga. Berharap anak laki-laki dari perempuan jalang tersebut bisa lenyap dan Appa hanya akan menjadi miliknya dan Eomma saja.

Tetapi rencananya tidak berhasil berkat kelincahan gerakan Jeongin yang langsung berkelit dan berbalik menarik lengan kecil Soya, menarik anak perempuan itu hingga terpelanting kemudian mendorongnya ke arah anak tangga.

"Aaaaa!!!!!"

Semua anak-anak ikut berteriak ketakutan. Kegaduhan terdengar sampai ke ruang guru, memicu kekhawatiran para guru dan segera berlari terburu-buru menuju sumber suara. Baru saja keluar dari kantor guru, salah satu guru berteriak ketakutan mendapati sosok Soya yang kondisinya mengenaskan.

"Kim Soya berdarah! Panggil ambulans! Panggil ambulans!"

Jeongin berdiri tegak dilantai dua, memandang menonton tubuh Soya yang terkapar dilantai dasar. Kepala perempuan kecil itu mengeluarkan banyak darah dan terjatuh pingsan tidak sadarkan diri.

Rambut hitamnya bergoyang lembut ketika angin berembus, bibir kecilnya terbuka untuk mengeluarkan helaan, "Aku salah memelihara anak anjing untuk aku jadikan bidak suatu saat nanti." Kesalahan sama sekali tidak dia rasakan. Malah sebaliknya, Jeongin merasa senang bisa membalas orang yang telah menghina Kim Tzuyu.

Lalu, mari kita tunggu masalah selanjutnya yang perlu dia hadapi. Masalah terbesar yang mana tidak lain adalah sosok yang sudah lama tidak dia temui—Kim Taehyung.











***

Besok minggu aku up 5 part untuk menutup Season 1


mau jadi pacar tante, dek?

realita : no connection. Try again.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top