SC - 4

Mencari obat kemana-mana, Tzuyu belum menjumpai barang satu biji pun. Apa mungkin obatnya sudah habis? Obat yang saat ini sedang dia cari adalah obat anti hamil. Sebelum pulang dari kediaman Taehyung, ia di seret secara paksa ke rumah kecil di halaman belakang dan melakukan hubungan intim dengan adik iparnya lagi.

Dia sepertinya kehabisan obat, menyibak rambut ke belakang, Tzuyu di landa dilema. Harus beli sekarang atau besok saja? Kalau besok dia takut lupa, tapi bila sekarang, sudah sangat larut.

Pintu kamar di ketuk, "Ya, masuk," ucapnya.

Kepala Pelayan membungkuk sejenak, "Nyonya, ada tamu pria bernama Kim Seok Jin. Dia ingin bertemu dengan Nyonya."

"Seok Jin Oppa? Baik. Suruh dia menunggu sebentar."

"Baik, Nyonya."

Tzuyu menghentikan wanita paruh baya di ambang pintu, "Bae Ahjumma, apa Jeongin tertidur nyenyak?"

"Ya, Tuan kecil tidur sangat nyenyak di kamarnya."

"Baiklah, kau boleh pergi."

Ruang kamar sepi. Ponselnya berdering, segera dia meraih benda pipih di atas ranjang. Menggeser ikon berwarna hijau, "Daehyung?"

"Hm, kau belum tidur? Malam sudah larut, apa putra kita juga masih belum tidur?"

"Aku tidak mengantuk. Jeongin sudah tertidur pulas di perjalanan pulang dari rumah Taehyung tadi."

"Taehyung? Untuk apa kalian berdua pergi ke sana? Aku sudah sering berkata, jangan dekati keluarga mereka."

"Daehyung, tenang, jangan marah. Jeongin merengek dan menangis meminta pergi ke rumah Soya ingin bermain bersama. Kau sendiri tahu bagaimana fisik Jeongin, dia selalu jatuh sakit setelah keinginannya di tolak. Kau mau putra kita sakit?"

"Tidak, tentu saja tidak. Hanya saja aku kurang suka melihat kau berdekatan dengan Taehyung. Kau mungkin terlalu lugu untuk menyadari arti tatapan Taehyung, tapi aku mengerti tatapanya padamu. Dia pasti masih mencintaimu dan berniat mengambilmu dari diriku."

Jantungnya bertalu bagai genderang menggema di pukul dengan gerakan cepat. Ini yang di khawatirkan Tzuyu selama ini. Daehyung pun sadar akan tatapan Taehyung ke dirinya. Jika Daehyung tahu Taehyung masih mencintainya, maka sedikit saja petunjuk antara hubungan gelapnya terlihat, maka Daehyung dapat segera mengetahuinya dengan mudah.

Tangannya meraba kalung pemberian Taehyung, menarik dan melepasnya paksa; membuat kalung mahal nan indah itu rusak. Kakinya berjalan menuju tempat sampah mini dekat meja rias, membuang kalung itu di sana. Dia tidak ingin Daehyung sampai tahu dia telah berselingkuh.

Pria itu akan terluka, memang, dia belum bisa mencintai Daehyung. Namun selama ini, suaminya sangat baik padanya. Menjaga dan mencintai Tzuyu dengan tulus, meski dia tidak bisa membalas cinta dengan cinta pula, setidaknya dia harus menjaga perasaan Daehyung agar tidak terluka karena dirinya.

Telfon terputus. Pembicaraan singkat keduanya berakhir. Tzuyu keluar dari kamar, menuruni anak tangga dengan langkah ringan. Sesampainya di dekat sofa, alisnya terangkat satu melihat plastik putih berisi banyak sekali sayuran tertumpu di atas meja.

"Oppa, kau bawa ini semua— untuk apa?"

Seok Jin memasukan ponsel ke saku jaket. Menatap Tzuyu sungkan, tersenyum gagu, "Sebenarnya, aku ingin minta tolong padamu. Nayeon ingin memakan sup ayam buatanmu saat ini juga, jadi aku pergi ke supermarket membeli semua bahan yang di perlukan. Aku harap kau tidak keberatan dengan masalah ini."

Tzuyu tertawa kecil, Nayeon sungguh kejam kepada suaminya, di malam bersuhu dingin seperti ini justru menyuruhnya keluar membeli bahan makanan dan jauh-jauh pergi ke rumahnya. "Oppa tunggu di sini, biar aku memasak di dapur. Oh ya, boleh aku minta tolong sesuatu?"

"Katakan saja," sahut Seok Jin senang. "Jangan sungkan, biarkan aku membantumu agar aku tidak terlalu merasa merepotkan dirimu."

"Tolong bantu aku belikan obat di apotek."

"Obat? Kau sakit?"

"Tidak, bukan itu, aku uhuk!" Tangan kanannya menggosok leher bagian belakang canggung, "Tolong belikan obat anti hamil."

Seok Jin tertawa, menepuk bahu kanan Tzuyu cukup kencang, "Lihat, wajahmu terlihat malu-malu mirip pengantin baru. Baik, aku akan membelikannya untukmu, butuh berapa?"

"Satu pack saja sekalian, untuk stock di rumah."

"Aigo, apa pria itu begitu sering membuatmu terdampar di atas kasur?"

"Oppa, kau terlalu vulgar!" Timpal Tzuyu mulai kesal.

Seok Jin juga mengetahui hubungannya dengan Taehyung. Tentu saja di ceritakan oleh Nayeon mulai dari awal kisah cinta Taetzu di masa muda, menjelaskan secara rinci tanpa ada skip maupun sensor.

Seok Jin mendukung hubungan Tzuyu, karena memang seharusnya Taehyung dan Tzuyu bersama sebagai pasangan saling mencintai. Semua masalah di masa sekarang di sebabkan oleh dua oknum jahat, Daehyung dan Irene.

Memasukan kedua tangan ke saku celana, Seok Jin berkedip menggoda, "Bilang padanya, jangan terlalu sering melakukan itu atau tulang adiknya bisa berubah menjadi tulang lunak dan pada akhirnya susah bangun di kemudian hari."

"Oppa, lebih baik kau cepat-cepat pergi. Aku baru tahu kau sangat cabul!"

Di tengah tawa meledak, Seok Jin menaikan kedua tangannya pertanda menyerah, mengambil kunci mobil di atas meja. Keluar dari kediaman Kim Daehyung.

***

"Bisakah kau mematikan video call ini?" Tzuyu gugup sedari tadi di awasi Taehyung melalui layar ponselnya.

Belum lama mereka berpisah, Taehyung mengeluh merindukan dirinya dan meminta dia untuk pergi ke rumahnya lagi. Kim Taehyung benar-benar sudah gila!

"Aku masih ingin melihatmu. Dimana pelayan di rumahmu? Di sana terlihat sepi."

"Mereka aku suruh istirahat lebih awal, jika mereka masih bangun. Mereka pasti melihatku berbicara dengan dirimu. Apa kau tak takut?"

Di layar ponsel, nampak Taehyung acuh, menopang dagu santai. "Untuk apa merasa takut?" Matanya tetap setia mengawasi pergerakan Tzuyu, mulai dari memotong bawang, mencincang daging, dan menghaluskan bumbu.

"Terserah padamu Kim Taehyung."

Tersenyum geli sepuas mungkin dilakukan Taehyung saat ini. Tzuyu berbalik memunggungi ponsel, dia sedang menyiapkan mangkok wadah dan rantang stainless bertingkat.

Rambut panjangnya di sanggul cepol menjulang ke atas, mengekspos leher putihnya yang; aromanya selalu teringat di otak Taehyung. Menancap si saraf memorinya.

Sial!

Taehyung meraup wajahnya gusar. Semudah itukah dia terangsang oleh Tzuyu? Pikirannya mulai kacau-balau, bayangan dirinya menindih tubuh Tzuyu dari belakang mulai membelenggu layaknya rantai di kepalanya. Setiap rasa, setiap aroma, dan setiap kelembutan kulit itu, Taehyung candu berat.

Melihat kembali leher putih Tzuyu, ada sesuatu yang sepertinya telah hilang. Ada yang kurang.

Benar.

Kalung pemberiannya, dimana kalung itu? Seketika pikiran kotor Taehyung terhempas dengan mudah, "Kim Tzuyu, di mana kalung yang sempat aku berikan kepadamu?"

Tangan Tzuyu terhenti di udara, belum berhasil menggapai kain di dekat tempat sendok. Tubuhnya kaku. Menarik nafas banyak-banyak, ia menjawab tanpa menoleh sedikitpun, "Aku simpan di tempat khusus. Kalung itu sangat mencolok, jika aku menggunakannya selalu, bagaimana jika ada orang jahat yang mengincarnya? Aku tidak suka jalan-jalan di temani bodyguard, akan menjadi hal buruk nantinya andai kekhawatiranku menjadi nyata. Jadi aku memilih menyimpan kalung pemberianmu."

Mendengar jawaban bertutur lancar merilekskan amarah yang baru saja terpatik oleh api, "Kau tidak berbohong?"

"Tidak, Kim Taehyung."

Maaf, Tzuyu harus berbohong. Menyimpan barang semahal kalung pemberian Taehyung bukan hal mudah. Kamarnya selalu di bersihkan oleh Kepala Pelayan, dan Kepala Pelayan sendiri tipikal bawahan setia pada atasan. Persenan kalung tersebut akan di temukan 99%, Tzuyu malas mengambil resiko. Lebih baik menerima kemarahan Taehyung yang bersifat sesaat meski menyiksa.

Paling-paling tidak bisa berjalan satu hari penuh.

"Kim Tzuyu, lihat aku."

Membalikan badan, Tzuyu menurut pada perintah pertama. Berbalik, menatap wajah Taehyung di layar ponselnya.

"Katakan kau mencintaiku."

"Aku mencintaimu, Kim Taehyung."

Rasa manis menggelegak di kerongkongan, hatinya serasa penuh oleh tumpukan butiran gula halus. Dunia seakan berubah menjadi permen kapas manis di mata Kim Taehyung. Cukup mendengar wanita tercinta mencintai dirinya, dunia sudah tidak memiliki arti lagi di matanya.

Sebab Chou Tzuyu adalah bentuk keindahan dari dunianya.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top