SC - 2
jangan lupa mampir ke ff taetzu aku yang lain. Sallyana , WBM, BMV , dan Scenery 📍💜
-
Duduk di sofa tunggal ruang tamu. Tzuyu membaca buku majalah yang ada di bawah meja bulat depan televisi. Jeongin sibuk bermain di lantai, asik dengan mainannya sendiri.
Awal bulan Januari menjadi awal yang dingin dan membuat orang ingin selalu menetap di dalam rumah. Menikmati hangatnya bergelung di atas kursi sembari meminum secangkir teh.
Daehyung menuruni anak tangga dengan langkah tergesa-gesa. Melihat Tzuyu sedang duduk di sofa tunggal lantai bawah, kakinya bergegas menuju ke sana, mencium puncak kepala istrinya kilat.
"Aku harus segera berangkat sekarang, jaga kesehatan kalian berdua saat aku tidak ada. Kemungkinan pekerjaan ini selesai dalam waktu kurang dari satu minggu."
"Bukan masalah, Kim Jeongin peluk appamu."
Jeongin melempar mainan di tangannya dan masuk ke gendongan tinggi Daehyung. Mencium kedua pipi ayahnya lalu turun, malambaikan tangan melihat perlahan siluet tubuh ayahnya lenyap di balik pintu.
"Eomma, bisakah kita pergi ke kantor Ahjussi? Kemarin Soya mengajak aku bermain disana."
Tzuyu mendekati putranya, "Boleh, kapan kita pergi ke sana?"
"Sekarang saja eomma!"
"Apapun kemauan Jeongin."
***
Tzuyu dan Jeongin sampai di perusahaan induk tempat Kim Taehyung bekerja. Perusahaan Multinasional terbesar di Seoul, Korea Selatan.
Setiap sisi depan perusahaan, terdapat penjaga berseragam hitam dengan earphone khusus di telinga mereka. Karyawan lalu lalang keluar masuk melewati pintu.
Mereka berdua datang ke sini bertepatan dengan jam istirahat. Tak heran kantor terlihat lebih ramai dan hidup di iringi suara campuran percakapan banyak orang.
Para karyawan yang melewati Tzuyu melemparkan sapaan hangat. Kim Tzuyu adalah istri dari Kim Daehyung. Meskipun reputasi Daehyung tidak terlalu baik di mata mereka, menantu sulung keluarga Kim ini adalah kesayangan Kim Tua.
Sehingga mereka benar-benar harus menjaga tindak-tanduk mereka jika masih ingin terus bekerja di tempat ini.
Jeongin berlari mendekati pintu besar paling ujung dekat jendela besar yang menampilkan kemacetan jalanan distrik di siang hari begini. Tangan kecilnya mendorong pintu hingga terbuka lebar.
"Ahjussi!" Jeongin memanggil girang, berlari masuk ke dalam ruangan. Soya ternyata sudah berada di sofa, duduk anteng di sana dengan iPad tersampir di antara dua tangannya. "Kim Soya!"
Tzuyu ikut masuk, menutup pintu kemudian. Ekor matanya bisa melihat sedikit celah bahwa Kim Taehyung memperhatikan dia dengan intens. Merasa tak nyaman, ia bertanya, "Kenapa kau menatapku seperti itu?"
"Daehyung pergi satu minggu lebih bukan?" Tanyanya, senyuman menggoda muncul mencoba mengundang kekesalan wanita di depan.
"Iya. Dia pergi kurang lebih dua minggu, mengurus wawancara dan pertemuan penting dengan para klien." Menyusul anak-anak, Tzuyu membantu putranya melepas jaket tebal penghalau dingin.
Belum sempat tangannya melipat jaket kecil milik Jeongin, tangannya sudah di tarik lebih dulu oleh Taehyung. Langkah kakinya yang lebar menuntun mereka masuk ke ruangan khusus tempat Taehyung beristirahat bila harus lembur di kantor.
Kamar ini juga masih bertempat di dalam ruangan, semua fasilitas sangat lengkap, ada dapur mini, kamar mandi, televisi, sofa berukuran sedang dan beberapa alat fitnes.
"Taehyung, aku tidak setuju jika—"
Taehyung menyela, "Buang pikiranmu itu, aku tidak akan melakukan apapun padamu. Apa sifatku semesum itu di pikiranmu?"
Memutar bola mata, Tzuyu menjawab kesal, "Kau sangat mesum."
Terkekeh ringan, satu tangannya menarik pinggang Tzuyu untuk mendekati tubuhnya yang masih terbalut pakaian formal. Taehyung memeluknya dari belakang.
Keduanya berdiri tepat di depan kaca besar bertepian emas dekat lemari baju Taehyung. "Tutup matamu."
Meletakan telapak tangan di atas punggung tangan Taehyung yang masih melingkari pinggangnya. Tzuyu meresap kehangatan dari suhu tubuh pria di belakangnya. "Mengapa perlu bermain menutup mata?"
"Menurutlah, Kim Tzuyu."
Entah ini firasat atau apa, Tzuyu tidak tahu. Ia selalu merinding, bulu kuduknya meremang mendengar Taehyung memanggil nama lengkapnya. Sesaat kemudian matanya terpejam, menyembunyikan sepasang mata kucing kembar bundar menyenangkan.
"Selamat ulang tahun, sayang." Ujar Taehyung berbisik di samping telinga Tzuyu. Beberapa helaian rambut wanita itu terbang tersapu hembusan nafas hangat berbau mint segar.
Membuka mata kembali, Tzuyu melihat sebuah kalung dengan liontin berbentuk kupu-kupu telah tergantung sempurna di lehernya. Kalung ini sangat indah, tapi...
"Kim Taehyung, aku tidak bisa menyimpan ini. Daehyung akan curiga jika dia melihat aku menyimpan kalung ini."
Tidak suka mendengar bibir mungil kesukaannya selalu saja meloloskan nama Daehyung di waktu mereka sedang berduaan, Taehyung mencium bibir soft pink sekilas.
Kedua pipi Tzuyu memerah, melengos melihat ke arah lain karena tidak ingin terlihat memalukan, "Jangan lakukan hal seperti itu. Kau membuatku malu."
"Aku suka wajah malu-malumu, kecantikanmu terlihat semakin indah. Kau harus selalu memakai kalung ini, aku tidak menerima bantahan sedikitpun." Berkata tegas penuh otoritas. Menekan Tzuyu adalah keahlian dari Kim Taehyung yang patut di apresiasi.
Tzuyu membuang nafas banyak, "Akan ku pakai." Andai dia menolak, kemarahan Taehyung akan terpancing dan berakhir perusahaan suaminya di bawa-bawa.
Bernegosiasi dengan Kim Taehyung adalah hal mustahil untuk sekarang. Sifat baru pria tersebut yang lebih sensitif, lebih pemaksa, dan lebih keras kepala membuat Tzuyu harus memikirkan matang-matang setiap langkah yang dia ambil di hidupnya.
Salah sedikit saja, Taehyung akan menghukumnya.
Anak-anak sibuk bermain bersama dunia mereka sendiri di temani game animasi dari iPad.
Tidak menghiraukan keberadaan Tzuyu dan Taehyung masih ada di dekat mereka atau tidak. Permainan lebih banyak menarik fokus mereka.
***
Nayeon merentangkan tangan dari kejauhan, berlari mendekati Tzuyu lalu memeluknya sangat erat begitu sampai di hadapan sahabatnya. "Aku merindukanmu!"
Dari belakang ada pria tampan dengan bibir berisi berbentuk khas. Menarik tiga koper sekaligus sendirian.
"Chagiya, jaga langkah kakimu. Kau sedang hamil, lain kali jalan pelan-pelan."
"Tidak perduli," acuh Nayeon pada Seokjin. Mengibaskan tangan memerintah sang suami agar sedikit menjaga jarak dari dirinya. "Jangan dekat-dekat denganku, aku tidak suka bau di tubuhmu. Seharusnya kau membawa Yonu kembali ke Korea Selatan bersama kita."
Menahan kesal, Seokjin berkata, "Tidak! Jika aku membawanya kembali bersama kita, kau akan terus menempel pada dirinya dan melupakan aku."
"Lebih baik kira cari tempat untuk kalian berdebat. Di sini ramai, kita akan menjadi pusat perhatian." Tzuyu menengahi, menyeret lengan Nayeon keluar dari bandara
Sahabatnya belum lama menikah. Mungkin baru 1 tahun? Nayeon juga sudah hamil 5 bulan. Perutnya tampak buncit dan berisi. Ada makhluk kecil tumbuh di sana.
Menurut pandangan Tzuyu, Kim Seokjin adalah pria baik dan penyabar walau terkadang sedikit menjengkelkan. Setidaknya sifatnya cocok bila di satukan dengan Nayeon.
Tzuyu kira, Nayeon akan menikah dengan Bambam nantinya karena sahabatnya itu sangat bersemangat mencintai Bambam dalam diam.
Siapa sangka, di saat Nayeon pergi ke London, dia bertemu dengan Seokjin. Menjalin hubungan selama 5 tahun lalu memutuskan menikah.
Nayeon mengidam aneh. Dia membenci bau tubuh suaminya, mau sewangi apapun. Dia masih sangat tidak suka berada di dekat Seokjin. Nayeon justru suka menempel pada adiknya Seokjin, Kim Yonu.
Jadi ketika di london, Nayeon lebih sering bermanja kepada Yonu daripada Seokjin. Terkadang Seokjin harus mengalah tidur di lantai dan istrinya tidur di rengkuhan adiknya di atas kasur.
Kim Seokjin ingin membuat catatan hati seorang suami.
Tzuyu tertawa mendengar cerita lucu dari Nayeon. Sama seperti biasanya, Nayeon adalah pribadi yang periang, pembawa suasana menyenangkan ke orang-orang. Dengan adanya Nayeon di sini, Tzuyu tidak akan merasa bosan lagi karena harus tinggal di rumah berdua saja dengan Jeongin.
Keputusan dimana mereka mendarat untuk mampir sebentar di pegang oleh Nayeon. Wanita itu meminta pergi ke toko bunga.
Seokjin membantah, mereka tidak ingin memesan bunga! Dia lapar dan sangat ingin makan makanan hangat. Salju masih sangat dingin-dinginnya di Korea Selatan pada awal bulan Januari sampai awal Februari. Jadi pria itu membutuhkan sup hangat.
Tzuyu mengusulkan toko bunga milik Dahyun. Di sana menyediakan restoran kecil-kecilan jika saja para pemesan rangkaian bunga merasa lapar dan haus ketika menunggu rangkaian bunga pesanan selesai. Mereka bisa menunggu seraya makan dan minum.
"Kalungmu sangat indah, Tzu."
Spontan, Tzuyu memegang liontin kalung emas yang tersemat di lehernya. "Kim Taehyung memberikan ini sebagai hadiah ulang tahunku kemarin siang."
"Daehyung akan marah jika tahu kalung itu dari Kim Taehyung. Dalam sekali pandang, semua orang pasti tahu kalau kalung di lehermu bukan kalung biasa."
"Aku sudah bilang begitu, namun Taehyung bisa marah jika aku menolak."
"Ck, Kim Taehyung sangat keras kepala tapi juga terlalu murah hati ketika memberikan sesuatu kepadamu."
Mengusapi perut buncitnya di sepanjang jalan, Nayeon tiba-tiba memberikan usul mengerikan setelah lama diam, "Lebih baik bercerailah dari Daehyung dan jadi istri kedua Kim Taehyung. Lagipula Jeongin sendiri adalah putra kalian berdua. Rumah tangga kalian pasti bahagia. Benar bukan?"
abis ini aku jarang buangettt up 🙏🏻🤧
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top