SC - 12

Link Group pembaca aku taruh di bio aku—paling bawah ya. Ada di akun @azzurayna_02. Nanti tata cara beli Ebook aku kasih tahu setelah S1 tamat. Kalau masih bingung, bisa tanya di group juga.

Dan ada informasi lagi, setelah semua buku Vtzu diakun ini selesai. Akun ini jadi akun khusus Jtzu. Vtzu pindah ke akun baru yang kedua.

Enjoy! 💜

Bintik mungil berjumlah lebih dari ratusan menggantung indah menerangi langit kelabu. Suara petir terdengar menggema dengan begitu keras bersamaan datangnya cahaya silau putih dalam sekejap. Jeongin terbangun oleh suara bising tersebut, semakin meringkuk memasuki pelukan Ibunya.

Kim Tzuyu pun terbangun juga. Menutup sebentar kelopak matanya setelah terbuka sesaat, menghalau rasa pusing akibat langsung tidur usai menangis lama sekali. Matanya terasa sedikit berat, hidung mancungnya berkedut. Bereaksi terhadap aroma maskulin yang sudah sangat dia hafal.

"Eomma, ada apa?" Bingung Jeongin karena gerakan tubuh Tzuyu menganggu tidurnya.

"Eomma perlu ke bawah sebentar mengambil minuman. Tidurlah lagi, sayang."

"Hum."

Sensasi dingin ubin lantai menyelimuti permukaan telapak kaki telanjang Kim Tzuyu. Perempuan itu keluar dari kamar, kondisi rumah sangat sepi dan lampu-lampu telah dimatikan sebagian. Indra penciumannya jelas-jelas mencium aroma dari tubuh Kim Taehyung.

Tetapi mengapa pria itu tidak membangunkan dirinya jikalau benar datang kemari ketika dia tertidur?

Suara dentingan dari arah dapur mengejutkan Tzuyu. Dia berjalan lebih lambat dan hati-hati. Menyembunyikan tubuh dibalik dinding, mengintip ke arah dapur melalui tempat itu. Sosok yang sedang berdiri di depan kulkas ternyata adalah Kim Taehyung.

Tunggu.

Kim Taehyung ?!

Kepala Kim Taehyung menoleh tatkala merasakan sepasang mata tengah menatap intens ke arahnya. Ia mendapati Kim Tzuyu sedang memandangnya dengan tatapan terkejut dan termangu, bibirnya menipis, "Ingin minum?"

Pertanyaan Kim Taehyung menyadarkan Kim Tzuyu dari lamunan. Bisa dilihat secara jelas bahwa perempuan itu tengah kikuk sekarang. Kedatangan Kim Taehyung saat ini bisa saja memicu kecurigaan orang rumah, apalagi Kim Daehyung baru saja meninggal. Tapi adik iparnya sudah berani menginap di rumah. Jangan sampai bibir para maid membocorkan hal ini.

Heran mengapa Tzuyu tidak kunjung datang mendekat. Kim Taehyung menelisik kembali ekspresi wajah cantik kekasihnya. Detik kemudian tersadar pemikiran yang mungkin menjadi beban dalam kepala kecil Tzuyu.

"Tenang saja, Lee Ahjumma dan Chenchen juga ikut menginap. Orang-orang tidak akan curiga. Lagi pula pegawai rumah ini tidak mungkin berani berpikiran tidak-tidak jika masih menyayangi pekerjaan mereka."

Mendengar penjelasan tersebut, Kim Tzuyu akhirnya bisa mengambil nafas lega. Kakinya mulai melangkah memasuki dapur, menerima sodoran gelas kaca berisi air putih. "Aku pikir hanya perasaanku saja ketika mencium aroma tubuhmu di ranjang. Ternyata kau benar-benar berada di sini. Bagaimana dengan Irene? Apakah istrimu tidak akan marah kalau tahu suaminya menginap di rumahku?"

"Jangan bahas Irene. Aku muak harus mendengar ocehan tidak bermutu dari mulutnya. Lebih baik menginap di sini, aku bisa melihatmu setiap saat dan tidak lagi harus menahan rindu," ujar Kim Taehyung tulus, lalu memeluk tubuh dingin kekasihnya.

Salah satu alis Kim Taehyung terangkat, dia mengetahui jika tubuh Tzuyu lemah terhadap hawa dingin, apalagi saat musim dingin tiba. Suhu tubuh perempuan itu bisa berubah sedingin potongan es. Perasaan ingin menghangatkan mulai timbul. Jemarinya yang panjang mengambil segumpal rambut panjang coklat tua, mengendusnya sensual.

Selang dua detik, suara berisik turunnya hujan deras langsung terdengar. Meredam suara-suara kecil dari lingkungan sekitar kediaman. Suhu udara pun semakin menurun, membuat Tzuyu mau tidak mau menegak habis minumannya kemudian membalas pelukan Kim Taehyung. Pria ini mempunyai suhu hangat setiap saat, seolah tungku api penghangat ruangan.

Belum lama Kim Tzuyu menikmati sensasi hangat memeluk tubuh hangat Kim Taehyung. Hembusan panas menyengat menerpa kulit lehernya, dan entah sejak kapan, wajah Kim Taehyung sudah bersembunyi pada lekukan lehernya.

"Tidak di sini," perintahnya tegas. Melakukan hubungan intim di dapur memang terdengar menyenangkan, tetapi tingkat kewaspadaan juga harus ditingkatkan. Siapa tahu nanti ada orang datang dan ingin pergi ke dapur mengambil minuman. Berbahaya jika mereka berdua sampai ketahuan.

Menarik wajahnya dari lekukan leher putih berkulit lembut. Kim Taehyung menatap tepat pada iris karamel jernih di hadapan. Terlanda perasaan bingung namun juga senang dalam satu waktu.

"Kau langsung menerimaku?"

"Kalau begitu haruskah aku menendangmu?"

Tertawa kecil sebentar, Kim Taehyung mencium kening perempuan miliknya lamat-lamat. Ruang hatinya terasa penuh setelah mendapatkan persetujuan. Padahal tempo hari Kim Tzuyu masih berusaha menjaga jarak darinya dan menolak untuk berhubungan badan beberapa kali. Tetapi sekarang perempuan ini lebih mudah untuk diajak menghabiskan waktu bersama.

Keduanya memasuki kamar khusus tamu yang tersedia dalam jumlah tiga ruangan. Dua ruangan telah digunakan oleh Lee Ahjumma dan Chenchen, tersisa satu ruangan yang kini dijadikan Kim Taehyung dan Kim Tzuyu untuk menghabiskan waktu bersama. Saling menghangatkan tubuh satu sama lain dibawah udara dingin hujan deras.

Teriakan lenguhan dari ruangan kamar berhasil teredam berkat bisingnya suara rintik hujan. Dua orang di atas ranjang terjalin erat selama lebih dari dua jam. Belum menunjukkan tanda-tanda ingin berhenti, justru semakin bersemangat dan bersemangat.

Kim Tzuyu kewalahan melayani nafsu pria yang saat ini memanjakan setiap inci dari tubuhnya. Mata lebarnya yang indah berkaca-kaca merasakan sensasi nyeri ketika gerakan Kim Taehyung terlalu brutal.

"Kim Taehyung .... pelan—ah!"

Kim Taehyung memeluk tubuh telanjang di bawahnya, mendorong miliknya lebih dalam lagi memasuki lubang surgawi hingga desahan keras kembali lolos melewati bibir bengkak Kim Tzuyu.

"Buka kakimu, sayang."

Menuruti perintah, Kim Tzuyu membuka kakinya lebar-lebar. Memudahkan Kim Taehyung untuk bergerak lebih leluasa dari sebelumnya. Perasaan dijejali oleh benda panas besar yang seakan-akan bisa merobeknya kapan saja terkadang menimbulkan perasaan takut.

Kim Taehyung tidak bisa disebut manusia ketika telah terjatuh dalam kendali nafsu berahi. Kelembutan dan cinta dari pria itu seolah menguap dan tergantikan intuisi binatang sebagai satu-satunya acuan dalam berpikir. Hanya tahu memakan, merobek, dan memuaskan nafsunya sendiri.

Nafas Kim Tzuyu semakin acak-acakan. Benda panas yang memenuhi ruangan intimnya terasa semakin membesar. Paras cantiknya semakin memerah karena malu dan nafsu. "Cium aku!" Pintanya disela-sela desahan yang menguras pita suaranya.

Kim Taehyung mencium bibir lembut Kim Tzuyu. Menggigit lalu menarik lumayan keras, gerakan tubuhnya tidak melambat dan semakin menambahkan tempo cepat untuk mendapatkan klimaks bersama-sama.

Dua menit kemudian akhirnya mereka berdua berhasil mendapatkan klimaks.

Kedua lengan Kim Tzuyu sontak menahan dada bidang Kim Taehyung. Memblokir pria itu yang hendak meraih bibirnya, "Tidak lagi. Sudah cukup. Aku ingin istirahat."

"Tapi aku masih mau lagi."

"Tubuhku lelah. Masih ada hari lain."

"Aku ingin sekarang."

"Kim Taehyung—"

"Baiklah. Kita istirahat."

Ini kali pertama Kim Tzuyu mau memberikan ijin untuk berhubungan intim tanpa harus melalui perdebatan lumayan panjang. Maka Kim Taehyung akan mengalah satu kali ini saja. Demi kekasihnya. Jangan sampai setelah ini Kim Tzuyu kembali susah ketika diajak menghabiskan waktu bersama.

Sikap mengalah Kim Taehyung menghantarkan perasaan lega tak terhingga pada hati Kim Tzuyu. Andai pria itu tetap bersikukuh ingin melakukan lagi. Dia tidak bisa berjanji bahwa besok dirinya bisa bangun dari kasur. Saat ini saja pinggangnya terasa amat pegal, dapat dipastikan besok dia akan encok selama satu hari penuh.

Kim Taehyung melumat bibir Tzuyu sekali sebagai ucapan selamat malam, lalu memeluknya erat dan tidur bersama. Akan tetapi belum lima belas menit berlalu, Kim Tzuyu mengerutkan kening saat sesuatu bersuhu panas menyentuh bagian intimnya dengan begitu handal.

"Uh—mmm."

Melihat perempuan dalam pelukannya tidak mau membuka mata dan tetap pura-pura tertidur seperti tidak terganggu. Kim Taehyung kesal, dua jemari panjangnya mendorong pintu masuk memasuki ruangan hangat berukuran sempit. Bergerak maju kemudian mundur secara cepat.

Wajah cantik Kim Tzuyu mulai mengeluarkan tanda bahwa perempuan itu menahan diri untuk tidak mengeluarkan suara desahan atau Kim Taehyung benar-benar tidak akan berhenti dan terus melanjutkan. Jika Tzuyu bertindak seolah tidak tergoda, Kim Taehyung akan lelah sendiri serta kesal lalu memilih tidur.

Tetapi gerakan jari Kim Taehyung saat memanjakan miliknya sungguh tidak dapat dipungkiri—bahwa hal ini terlalu memuaskan Tzuyu. Perempuan itu tidak bisa menahan diri lagi dan bergerak mendorong bahu Kim Taehyung sampai tubuh kekar kekasihnya terlentang. Memaksa jemari yang menggoda miliknya ikut terlepas selama proses.

Tzuyu terduduk di atas perut sempurna Kim Taehyung. Ekspresi kesalnya terlihat begitu manis dengan kedua pipi tirusnya tampak berhiaskan warna merah muda samar menyerupai persik matang. "Aku lelah!"

"Tapi tubuhmu tidak menunjukan penolakan terhadap sentuhan dariku, Nyonya Kim."

Rona kemerahan di wajah Tzuyu tampak semakin pekat. Seketika dia menjadi gugup. Ditambah posisi mereka berdua saat ini, seolah-olah Tzuyu yang bersemangat untuk memperkosa pria tampan di bawahnya.

Alasan dia langsung menyetujui sinyal dari Kim Taehyung karena dia sadar. Setelah Kim Daehyung meninggal dunia, penghalang untuk hubungan diam-diam mereka berdua tersingkir satu. Pun, Kim Tzuyu kini hanya mempunyai Kim Taehyung sebagai pegangan hidup di Korea Selatan. Karena statusnya bukan lagi seorang istri, maka dia harus pandai-pandai bersikap kepada Kim Taehyung agar pria itu lekas menceraikan Irene dan menjadikannya istri sah.

Dengan begini, Jeongin bisa kembali mendapatkan kasih sayang seorang Ayah selama pertumbuhan. Dan dia mendapatkan kebahagiaan yang telah dia impikan setelah menderita bertahun-tahun karena harus menunjukkan kebahagiaan ketika hubungan pernikahan pertamanya tidak pernah tertanam cinta dari dua belah pihak.

Dan satu kenyataan lagi—rintangan paling besar bagi dia dan Kim Taehyung sebenarnya bukanlah Irene, melainkan Kakek dan mertuanya.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top