SC - 1 - [Romance]
prolog nya di kalian muncul berapa? wattpad ku erorre🤧
-
Bacanya harus pas mau buka! Takutnyaa makruh puasa kalian 🐥
-
“Bukan diri yang tidak ingin mengakui. Keadaan terlalu pandai menakuti. Kamu sudah memiliki istri, dan aku juga sudah mempunyai suami. Lebih baik membatasi jalan hubungan demi kebaikan rumah tangga kita sendiri.” - Chou Tzuyu.
-
Hari minggu biasanya di gunakan masyarakat distrik gangnam untuk bersantai. Atau mungkin bermain ke luar dan bertamasya dengan keluarga mereka. Melepas penat di hari menyenangkan tanpa harus repot memikirkan beban pekerjaan.
Tzuyu dan Jeongin bergandengan tangan. Keluar dari mobil ferari berwarna putih. Daehyung tidak bisa ikut datang ke rumah kakek di hari minggu ini. Dia harus menyelesaikan masalah di kantor yang sekarang sedang di pegang olehnya.
Kakek sudah tahu kebejatan putra sulungnya. Menganiaya Taehyung dari kecil hingga dewasa. Bahkan membuat pembunuhan terlihat bagai kecelakaan yang menimpa putra bungsunya.
Memberikan keadilan. Kakek memutuskan menyerahkan semua aset kepada Taehyung, dan mengembankan semua keputusan di tangan cucunya itu. Dia tidak ingin ikut andil dalam hal apapun lagi. Sudah lelah, usianya memasuki usia tua mendekati kematian. Maka biarlah dia menghabiskan sisa hidup tanpa memikirkan beban.
Huanzi dan istrinya di kirim Kakek ke Shanghai. Menetap di sana sambil mengurus bisnis lahan teh besar milik keluarga Kim. Setidaknya mereka tidak akan mengganggu Taehyung lagi.
Masa lalu sudah teramat kejam. Membiarkan anak kecil tumbuh dalam ketakutan dan kejamnya di manipulasi tanpa keibanan. Berdiri sendiri dengan semangat kecil yang mulai tumbuh menjadi besar.
Semua kekosongan mulai sempurna semenjak Tzuyu hadir di hidup Taehyung. Mendapatkan api unggun di badai dingin tiada henti. Taehyung sangat mencintai Tzuyu, bermimpi suatu saat mereka akan menjadi pasangan bahagia di masa depan. Membangun sebuah keluarga dihiasi kehadiran beberapa balita.
Kenyataan menghantam. Semua hancur ketika dia melihat Tzuyu menikah dengan Daehyung secara tertutup.
Sekarang, tidak ada yang berani menekan Taehyung. Dia sudah menjadi Presiden Kim di perusahaan Kim. Hidupnya berubah menjadi lebih terasa aman.
Satu hal yang kurang.
Tzuyu.
Taehyung keluar dari mobilnya di ikuti Irene, wanita itu membawa anak perempuan berusia 7 tahun di gendongannya. Gaya pakaian, perhiasan, dan perlengkapan seperti tas semuanya adalah barang-barang branded keluar terbaru.
Glamor dan mewah. Itulah Irene. Taehyung tidak pernah mempermasalahkan gaya hidup Irene yang bisa di katakan sangat boros uang.
Berbeda dengan Tzuyu. Dia tidak terlalu suka kemewahan, sederhana lebih membuat dia nyaman. Salah satu sifat sempurna yang mampu membuat Daehyung bersyukur menikahi Tzuyu sebagai istrinya.
Di saat dirinya mulai jatuh. Tzuyu tidak pernah mengeluh, marah, ataupun menuntut hal-hal tinggi. Istrinya meminta satu permintaan ringan, keluarga mereka tetap bahagia dan sehat.
"Kakek!" Jeongin berlari. Jaket tebal membungkus tubuh kecilnya, di tangannya terdapat tas berisi alat melukis. Kakek bilang akan menemani dia melukis di hari minggu, dia sudah membawa semua alat-alat yang di perlukan.
Lima hari lagi hari Raya Natal, jadi Tzuyu membawa pakaian ganti untuk dirinya, Jeongin, dan Daehyung. Dia membawa kopernya sendiri, meminta sopir segera kembali ke rumah dan menghangatkan tubuh.
Irene membawa dua pelayan bersamanya. Sangat manja.
Taehyung berdiri di dekat pintu mobil. Membiarkan Irene dan putrinya, Soya, masuk lebih dulu ke dalam. Ada hal penting yang ingin dia bicarakan berdua dengan Tzuyu saja.
"Kim Tzuyu." Memanggil nama wanita terkasih dalam hatinya. Kehangatan menjalar tanpa di inginkan. Membayangkan bahwa Tzuyu telah resmi menggelar nama Kim dan menjadi miliknya.
Realita segera bertindak, menarik Taehyung keluar dari ekspetasi penuh ilusi. Tzuyu milik kakak sepupunya!
"Ya?" Balas Tzuyu. Tangan kirinya membawa jaket lebar milik Daehyung.
"Kita perlu bicara."
Menarik salah satu lengan Tzuyu sembarangan. Taehyung membawa arah langkah keduanya ke paviliun teratai dekat dengan pemandian air panas. Rumah Kakek mengusung interior tradisional lengkap dengan semua hal-hal berbau sejarah masa lalu Korea Selatan.
"Taehyung, lepas." Perintah pertama langsung di turuti Taehyung, melepaskan lengan Tzuyu.
"Kau tidak memakai jaket dan hanya memakai sweater seperti itu. Bagaimana jika kau demam?" Khawatirnya. Bergerak ingin melepas jaketnya sendiri.
Tzuyu bisa mewanti apa tindakan adik iparnya selanjutnya, "Tidak perlu. Lagipula sudah sampai di rumah Kakek. Apa yang ingin kau bicarakan?"
Pohon bunga haitang terlihat kering tanpa sekuntum kelopakpun. Suasana dingin menyerbu semakin kejam. Tubuh Tzuyu mulai menggigil.
Taehyung bisa melihat bahu wanita di depan bergetar menahan dingin. Ia menarik Tzuyu masuk ke dalam rengkuhannya. Melancarkan aksi perilaku lancang yang sudah biasa dia lakukan. "Kau kedinginan, sayang," bisikan rendah menghasilkan uap panas dari bibir Taehyung.
Uap itu menusuk di kulit leher Tzuyu. Mengingat wajah Taehyung bersembunyi di lekuk lehernya seperti anak kecil bersembunyi di balik leher ibunya. Kehangatan asing ini membuat dia merasa tidak nyaman.
"Kim Taehyung. Berhenti bertindak gegabah, kita sedang berada di rumah Kakek."
"Lalu?" Taehyung menarik kepalanya dari persembunyian harum semanis susu buah. Memiringkan kepala, ia tersenyum melihat wajah merona Tzuyu. "Seperti biasa, kau terlihat lebih indah di bawah warna merah. Berapa kali Daehyung melihat wajahmu yang seperti ini di atas ranjang? Apakah lebih banyak dari diriku?"
Tidak bisa di pungkiri sebuah fakta di balik hubungan kakak-adik ipar dari keduanya. Tzuyu diam-diam melakukan kontak fisik di atas ranjang dengan Taehyung. Banyak kali malahan. Dia tahu ini salah, tapi hatinya sangat sulit menolak pesona dari pria yang masih di cintainya.
Dia adalah istri durhaka.
Sekonyong-konyong, tindakan beraninya bukan hanya sekedar demi mencari kesenangan semata. Semuanya dia lakukan agar Taehyung selalu menjaga kestabilan Perusahaan di bawah kendali Daehyung.
Suaminya pasti akan sedih bila kehilangan sisa perusahaan di bawah kendalinya. Daehyung memiliki jiwa bisnis tinggi, pekerjaan merupakan istri keduanya setelah Tzuyu. Kehilangan perusahaan serta pekerjaan sama saja dengan kehilangan satu Tzuyu dari hidupnya.
"Bagaimana jika kita melakukan itu di pemandian air panas malam ini?"
Iris Tzuyu terangkat, menatap Taehyung seperti melihat manusia idiot. "Kau ingin kita tertangkap basah oleh Kakek dan Irene?"
Taehyung menjawab asal, lima jari kanannya memainkan anting emas Tzuyu, "Kita lakukan pada tengah malam. Aku yakin akan terasa menyenangkan," kelima jari kokoh berpindah ke dagu runcing menggemaskan, "Kau pasti akan menyukainya."
Wajah mereka berdekatan. Ujung hidung mancung sudah bersentuhan. Wajah Tzuyu semakin merona. Di sebabkan rasa malu di tambah hawa dingin musim salju.
"Eomma!" Jeongin memanggil dari luar. Berlari menuju paviliun teratai ketika menemukan siluet Tzuyu di dekat pohon bunga haitang kering.
Kedua tangan Tzuyu mendorong dada Taehyung, membuatnya mundur beberapa langkah ke belakang.
Membuka tangan pada Jeongin, Tzuyu memanggil lembut, "Kemari, sayang."
"Eomma! Jeongin mencari Eomma kemana-mana." Suara manisnya sangat khas seperti anak kecil pada umumnya. "Oh, Ahjussi!" Ia menyapa Taehyung saat melihat keberadaan pria itu.
Wajah keduanya mirip. Jeongin bisa di bilang anak tampan, bibirnya tebal, hidung mancung, mata sedikit lebar, dan sepasang alis tajam lebat. Dan dia adalah— anak Taehyung.
10 tahun lalu, tepat pada malam panjang Taehyung dan Tzuyu untuk pertama kalinya. Waktu itu Taehyung mabuk berat, mengekang Tzuyu di bawah tubuhnya hingga keduanya melakukan hubungan badan.
Tzuyu berbohong bahwa Taehyung mendadak seperti orang gila, melepas baju di malam hari dan dia menguncinya di dalam kamar.
Sebenarnya Tzuyu hanya takut dan malu, keadaan saat itu tidak menguntungkan. Alasannya di karenakan tiga hari setelahnya dia harus menikahi Daehyung, mengorbankan diri atas nama perusahaan Taehyung.
Kekuasaan Daehyung lebih tinggi dari Taehyung kala itu, Tzuyu tidak bisa membantu memakai cara lain. Menikahi pria lain agar bisa menyelamatkan perusahaan Taehyung.
Sehingga memilih menutupi kebenaran. Lalu, bagaimana Tzuyu bisa tahu bahwa Jeongin adalah putra dari Taehyung?
Melalui kebiasaan mereka. Manja dengan orang tersayang, sangat berisik, suka sekali usil, dan yang terakhir, mereka sama-sama gemar membuang-buang uang. Ck.
Dugaan sepihaknya makin kuat lewat tes DNA yang dia lakukan diam-diam. Mengambil satu helai rambut suaminya dan milik putranya. Hasilnya negatif.
Belum lagi di tambah sebuah fakta, Daehyung memiliki sperma dingin atau bisa di sebut mandul. Mereka mengecek ke dokter spesialis 5 tahun lalu karena Daehyung ingin mendapatkan satu anak lagi, tapi sang istri tidak kunjung hamil.
Dokter menelfon Tzuyu lebih dulu dan memberitahu hasilnya, mereka seharusnya tidak bisa memiliki anak, hasil tes menunjukan Kim Daehyung mandul. Tzuyu meminta rumah sakit memalsukan hasil tes, merubah nama menjadi dirinya yang mengalami kemandulan.
Dengan begini, Daehyung tidak akan sedih ataupun curiga mengenai Jeongin bukanlah anaknya.
Jeongin benar-benar putra dari hubungannya dengan Taehyung. Beruntung Daehyung mirip dengan adik sepupunya itu. Jadi meskipun putranya terlihat mirip Taehyung di mata Tzuyu, di mata orang luar dia mirip Daehyung.
"Eomma, ayo melukis! Jeongin ingin melukis di temani Eomma!"
"Baik, Jeongin masuk ke dalam dulu. Udara di luar terlalu dingin, kamu bisa sakit."
"Janji?"
"Janji!"
Jeongin meminta turun dari gendongan. Tersenyum memamerkan gigi rapinya lebih dulu ke Taehyung, lalu berlari masuk, kembali ke ruang melukis di temani Kakek.
"Aku juga ingin memiliki anak denganmu nanti." Celetuk Taehyung. Jujur saja, dia tidak terlalu menyukai Jeongin, alasannya sudah jelas, karena anak kecil tersebut hasil buah hati antara hubungan Tzuyu bersama Daehyung.
Andai saja dia tahu kalau Jeongin merupakan hasil buah hati di antara dirinya dengan Tzuyu.
"Berhenti berkata yang tidak patut." Tukasnya. Telinga Tzuyu panas mendengar kalimat ngelantur dari mulut Taehyung yang sayangnya juga sangat dia inginkan dalam hati terdasar. Dia ingin memiliki putri dengan Taehyung.
"Mengapa? Kita sudah melakukan hal tidak patut, bukan masalah jika hanya mengatakan hal-hal tidak patut dengan status di antara kita berdua."
"Taehyung—"
"Menurutlah atau akau akan membuat suamimu kehilangan satu-satunya perusahaan dari Kakek."
Tzuyu pucat pasi, menahan dongkol. Ancaman mantan kekasihnya ini tidak berubah sama sekali. Masih sama, menggunakan kekuasaannya yang sekarang untuk membuat Tzuyu tunduk.
Bisa di katakan, Taehyung tidak lebih telah merendahkan harga diri Tzuyu sebagai seorang wanita dan juga istri. Meraih sosok dermawan dalam hidupnya menggunakan segala cara, dan memakai kekuasaan adalah metode paling jitu.
Tzuyu langsung tunduk, sedikit celah baginya apabila ingin keluar dari kekangan Taehyung.
"Aku minta maaf."
"Setidaknya bibirmu harus di hukum."
Taehyung mencumbu bibir Tzuyu.
***
Malam hari udara semakin dingin. Langit Seoul sangat sepi, bintang tengah bersembunyi tidak ingin menampakkan diri. Membuat awan malam terlihat begitu kosong.
Sama seperti pikiran Tzuyu saat ini.
Tengah malam berlalu. Semua orang tertidur. Dia ingin mencari udara dingin malam karena tidak bisa tertidur meski sudah mencoba memejamkan matanya. Ah tidak, tidak.
Sebenarnya dia sedang menunggu Taehyung. Suaminya juga tidak bisa ke sini malam ini, mungkin Daehyung baru bisa sampai ke rumah Kakek besok pagi atau siang harinya. Kesibukan di beberapa kota melibatkan Daehyung lebih sering keluar dan jarang pulang.
Tzuyu memakluminya.
Pinggangnya mulai menghangat, menandakan kehadiran sosok lain di belakang dirinya. Tzuyu sudah tahu siapa melalui aroma khas tubuh Taehyung. Pekat dengan maskulinitas.
Cupingnya di gigit. Wajah Tzuyu merona hebat. Tubuhnya bergetar di bawah jaket berbentuk jubah bertepian bulu. Titik sensitifnya di serang.
"Maaf membuatmu menunggu," ucapan rendah mengalun seperti melodi raja iblis memberikan tanda kepada mangsanya, sebentar lagi dia akan menyantap hidangan utama. Yaitu mangsa tersebut.
"Lakukan dengan cepat. Aku tidak ingin ada orang bangun karena aktivitas kita." Pinta Tzuyu. Kedua lengannya mengalungkan sempurna di leher Taehyung, tubuhnya telah terangkat masuk kedalam gendongan bersuhu hangat.
"Kau tidak perlu khawatir."
***
Pemandian air hangat bergelombang besar diterpa gerakan gesit Taehyung. Air yang semula tenang, berubah menjadi arus yang di kuasai riak.
Tzuyu membungkam mulut. Menahan desahan keluar dari mulutnya. Posisinya memunggungi Taehyung, bertumpu pada salah satu batu kokoh, ia jadikan pegangan dalam menjaga keseimbangan tubuh.
Tanpa tumpuan kuat. Badannya akan luruh, tidak kuasa menahan gejolak kekerasan Taehyung di dalam tubuhnya. Asap melambung, membentuk kabut yang mengaburkan manusia di dalam pemandian.
"Kim Tzuyu..." Kedua tangan Taehyung meremas pinggang ramping sang pasif. Mengerang di samping telinga Tzuyu.
"Shh, sudah, aku mohon.... pelan—mmhh!"
Bibir mungilnya di bungkam telapak tangan lebar bersuhu panas. Raganya lemah di sentak kuat pada titik paling dalam. Nafasnya tidak teratur. Wajah cantiknya merona menyenangkan tertangkap pandangan. Kecantikan sempurna yang sangat ingin Taehyung kunci untuk dirinya sendiri.
"Ceraikan Daehyung. Menikahlah dengan diriku, aku memiliki segalanya sekarang. Apa yang kau inginkan akan terpenuhi tak terkecuali." Nada Taehyung selembut bulu merpati turun dari langit menuju tanah secara perlahan.
"Ti-tidak. Hubungan kita salah. Aku melakukan semua ini demi Daehyung, kita sudah memiliki keluarga dan lebih baik kita menjaga jarak di depan keluarga kita. Aku tidak ingin masalah hadir karena hubungan kita ini. Daehyung akan terluka bila mengetahui kebenaran."
Daehyung, Daehyung, dan Daehyung!
Mengapa wanita ini tidak lagi memikirkan perasannya?!
Taehyung cemburu dan marah. Membalikan tubuh Tzuyu menghadap dirinya, bagian bawahnya kembali memasuki bagian dalam organ vital wanita tersebut. Bertindak kasar tidak memperdulikan lawan mainnya.
Taehyung teramat ingin menghapus Daehyung dari memori Tzuyu, selamanya!
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top